Jumat, 27 April 2012

[ MALANG ] " Tamasya "

jumat 23 maret 2012 11.xx wib terdamparlah di stasiun pasar senen, terlihat riuh manusia ramai membeli tiket kereta api. terdengar suara dentuman besi bersentuhannya roda kereta dengan jalur rel kereta api. sembari berjalan menujuloket dan mencari seorang teman hape di saku celana pun kuambil dan memanggil nama seorang yudha, tuttt tuttt tutttt "halloooo yud dmna loe??"
yudha menjawab "lah kan udah gue kabarin kita gak jadi miting poin di senen thurr tapi di tenabang!!!"
"oke dah gue langsung ke tenabang udah keburu shalat jumat nie!!!"

berlari menuju stasiun tenabang, beberapa puluh menit kemudian sudah sampai di tenabang. didepan loket pembelian tiket kereta api gue temuin yudha bersama angga, galih dan mbak leny, beberapa menit kemudia datanglah dua cowo maho jamil dan abelho.

tak lama usai shalat jumat datanglah beberapa temen yang mau berangkat ke malang, ada beberapa wanita dan pria yang sudah menunggu dan kemudian bertambah teman lain yang gue belum kenal. scaning mata merekam beberapa wajah yang akhirnya ku tau namanya kini, yaitu seorang cewe yang kukira kira masih seumuran yaitu nurul widiani, kemudian ada yang ku kira lebih tua yaitu tante ike dan suci, di pojok belakang ada om refi dan eko yang sedang menyandar pada pagar betis. serta pasangan romantis tante yuli dan om hendra. dan beberapa teman lainnya seperti dita, anisa, gibran, dimas, srikandi, hasbi, benaya, dan masih banyaklagi yang tidak ku ingat namanya.
begitu semua personil lengkap dan siap berangkat keretapun sudah siap menanti di peron 5. tut tut tut tut bunyi kereta api berangkat menuju kediri dengan perkiraan waktu adalah 14 jam perjalanan. akhirnya di dalam kereta gue satu tempat duduk dengan eko, om refi dan kenal lagi dengan orang baru yaitu tante roro mendut serta di sebelah bangku ada tante yuli dan om hendra, kemudian tante keke, tante uci, tante fitri yang baru ku kenal juga dan nurul yang sedang galau. perbincangan kami di mulai dari canda tawa tentang om refi yang keselek nyamuk bikin gatel kerongkongannya wakakaka suara tawa terdengar satu gerbong kereta hasil ngakak dari tante keke dan suci.

suasana mulai makin tenang ketika malam larut telah tiba. kira kira pukul 00:xx kereta berhenti sejenak di stasiun semarang beberapa orang ada yang makan pecel termasuk gue hahaha...
pagi hari kira kira jam 7 kami sudah turun dari kereta dan tiba di stasiun kediri dan melanjutkan perjalanan ke malang dengan elf. di tengah perjalanan kami mampir ke benteng atau tembok besar kediri

selesai berfoto ria mobil di lanjutkan menempuh daerah wisata air terjun coban rondo, coban berarti aer terjun dan rondo adalah janda jadi coban rondo adalah "aer terjun janda" sayangnya gue ga sempet bertanya banyak tentang coban rondo ini dan secara umum aer terjun ini kurangmemikathati gue karena aernya sedang tidak jernih dan sangat rame di kunjungi orang.
setelah puas berdingin dingin di coban rondo tujuan selanjutnya kebun apel selekta, dengan memasuki kawsan kebun apel yang sangat luas pengunjung dapat makan apel gratis di TKP tetapi jika ingin membawa beberapa kilogram apel boleh kok asal di bayar :P. kenyang makan apel??? buang energinya di BNS alias batu night spectacular yang terletak di kota malang juga. BNS terdapat banyak permainan yang di buat mirip dengan dufan.



Capek berputar putar di BNS menuju penginapan dan tidak lupa mampir makan di pujasera. perut kenyangpun mendukung untuk segera tidur tapi langit malam itu memikatku untuk mengabadikannya.
cahaya bintang bersinar ceria untuk gunung bromo.

takut KO dan kurang tenaga gue putusin untuk tidur sekejap di kursi ruang tamu rumah penginepan. sejam kemudian suara kemal membangunkan untuk bersiap menuju gunung bromo ternyata sudah menunjukkan pukul 02.30 waktu indonesia bagian bromo. tanpa banyak cerita langsung bergegas packing alat dan keperluan apa aja yang wajib di bawa. jeep menunggu di depan penginepan pada 03: 30 seraya gue teriakan "woy cepet ya jeep udah menunggu nehh" , dua jam perjalanan menuju gunung bromo dengan di selingi salah satu jeep rombongan kami yang mogok entah kenapa.

alhamdulillah tidak ketinggalan momen sambutan matahari pagi di penanjakan versi 2


tidak mengecewakan meskipun tak seindah pananjakan versi 1. ketika matahari sudah tak malu lagi menampakkan wajahya padaku kami melanjutkan ke kawah gunung bromo.








ketika yang lain sedang asik menuju puncak dan melihat kawah gue memilih berburu film sendiri di kaki gunung bromo dan gunung batok. entah kenapa sang bromo sedang berhenti merokok dan membuat gue kurang berselera menyaksikan kepulan asap rokok sang bromo.

dalam perjalanan pulang ke penginepan kami sempatkan mampir di bukit teletabis, iya memang tempat ini sangat mirip dengan bukit teletabis yang pernah tayang di televisi indosiar.


















tidak lupa gue bikin video perjalanan ke malang ini :D


dan timelapse kota malang



sekian lah cerita dari negari timur

Senin, 12 Maret 2012

[ GARUT ] Papandayan Im In Lost

09 maret 2012 00:xx selepas keluar dari pintu kantor mobil pengantar sudah menunggu. setelah lengkap pegawai yang mau diantar gas mobil pun segera di injak oleh pak jamod, ya pak jamod driver malam itu yang mengantarkanku ke pasar rebo. dengan tenang di injak gas mobil hingga melaju 140km/h permulaan yang sudah menegangkan buat saya :D.
Pasar rebo tempat berhenti  bus yang akan menuju garut, tasik, maupun bandung kawan saya sudah menunggu. begitu saya tiba kami berempat langsung naek bus jurusan garut, kirain langsung berangkat ternyata bus berputar dan balik lagi ke pasar rebo sungguh mengecewakan!!!
kira kira pukul 01:xx bus benar benar sudah menuju garut. dengan rasa kantuk sehabis kerja yang tak tertahankan pun saya langsung tidur dan bangun ketika sudah sampai terminal garut. Pukul 05:00 wib, bus tiba di terminal Garut. kemudian kami shalat subuh terlebih dahulu sambil menunggu kawan kami dari tasik datang.




setelah sarapan terlebih dahulu kami berenam melanjutkan ke gunung papandayan. ketika kami sampai cuaca masih cerah dan berawan, dengan tujuan awal adalah pondok selada. setelah dari sana kami pikir ada puncak yang dapat untuk camping ternyata tidak. istirahat beberapa menit pun kami rasa cukup untuk turun kembali dan melanjutkan pendakian ke gunung cikurai.









diatas kawah terjadi diskusi sejenak antara mampir ke danau dan aer terjun. dan di putuskan saya sendiri yang pergi ke sana. Disinilah mula awal terjadinya kenangan hidup yang paling berharga buat saya. karena apa?? karena dari awal saya sendiri yang berpesan "jangan sampai berpencar ya!!!" namun karena kami rasa tempat parkir dengan kawah sudah dekat kami pun setuju untk memisahkan diri. akhirnya saya pun segera berlari menuju air terjun kecil dan danau dengan sesekali terjatuh.


Setelah dapat beberapa jepretan foto, saya merasakan tetesan grimis di dahi dan tangan , tanpa pikir panjang langsung mengemasi kamera dan memasukkan ke dalam tas. Dengan perasaan yang mulai panik saya berlari menuju kawah berharap masih dapat mengejar kawan kawan sesampainya di kawah kabut tebal ditambah hujan dan asap kawah membuat jalan tidak terlihat lagi dan saya pun kehilangan kawan kawan T.T . Dan benar saya hilang di tengah gunung papandayan, masih dengan pikiran yang tenang terus berpikir mencari jalan menuju parkir mobil. Berlari di sela sela tebing yang tinggi dan curam serta guyuran aer hujan dan pedihnya mata karena kabut tebal jalan yang saya ambil pun salah.Untuk pertama kalinya saya tersasar dan seperti di belokkan oleh sesuatu entah kenapa saya memilih jalur itu padahal saya merasa asing dengan jalur itu namun karena terdapat bekas jejak kaki maka saya pun tetap mengikutinya dan berharap jalur itu menembus juga ke parkiran tetapi justru kesasar di tengah hutan.
Kemudian saya berpikir untuk kembali ke jalan awal persimpangan sebelum kawah, memulai menapaki jalan selangkah demi selangkah dan sesekali berlari hingga jatuh tersungkur tapi apa yang saya dapat ternyata masih di jalur yang salah bahkan malah sampai di sungai besar ber-air tawar yang sama sekali tidak saya temui ketika trecking berangkat. Hati mulai gelisah dan pikiran mulai kacau semua tidak terkendali yang ada hanya pikiran pasrah entah apa yang akan terjadi dan di situ  berpikir serta merenung apa yang telah saya perbuat??? "jangan EGOIS, jangan merasa TAU dan jangan SOMBONG" ketika di tengah hutan atau gunung belantara. Sambil berteriak minta tolong dan terus berlari hingga jatuh berkali kali entah berapa kali  terjatuh, namun jalur yang benar tak kunjung ketemu Saya baru sadar kalau gunung papandayan tidak ramai di kunjungi pendaki maka usaha teriak teriak pun tidak ada hasilnya. Berlari sambil berteriak minta tolong membawaku ke jalur yang salah dan mentok tidak ada bekas jejak kaki lagi T.T . Makin pasrah dengan kondisi yang sudah drop dan mental down. Dalam keadaan lemas dan tak berdaya teringat kedua orang tua, saya belum bisa membuat mereka bahagia, impian menjadi pengusaha, impian keliling indonesia dan yang terdekat harus ke puncak rinjani, membahagiakan adek- adek, dan yang jelas saya belum menikah.
akhirnya pelan pelan saya menyeretkan kaki yang sudah lemas dan sakit memar maupun terkilir entah apa rasanya sepertinya sudah mati rasa, mengarah ke kawah sebelum persimpangan. Di persimpangan saya inget tentang "seekor burung yang dapat menunjukkan jalan bagi pendaki gunung" ketika mendengar kicau burung. dengan berdoa kepada TUHAN dan yakin akan selamat maka saya ikuti arah suara kicau burung tersebut. selangkah, dua langkah tiga langkah dan semakin cepat langkah mengayun hingga tanpa sadar saya sudah berlari lagi karena mulai melihat tanda jalur yang benar , ya ketika berangkat sempat mengambil video air mendidih di sekitar kawah maka makin cepat pula ayunan kaki saya berlari. saking senang dan semangatnya sampai tidak memperdulikan sudah berapa kali jatuh tersungkur dan jatuh lagi tanpa merasakan rasa sakit langsung bangkit di setiap jatuh saya. Setengah jam lebih lamanya akhirnya  menemukan jalur sungai air kawah gunung papandayan akan tetapi kaki sudah tak mampu lagi diajak berlari sehingga cuma mampu menyeretkan kaki yang sudah lemas, perlahan mulai nampak gardu pandang parkiran gunung papandayan.beberapa puluh menit kemudian  sampai di parkiran dan saya langsung "sujud syukur", TERIMA KASIH YA ALLAH. perasaan haru sedih bahagia akhirnya bertemu dengan kawan saya. setelah beberapa saat mengambil nafas akhirnya menceritakan semua yang terjadi. Bukan hanya saya yang kacau ternyata kawan kawan saya juga merasakan hal yang sama, yaitu dua orang azis dan dani tertinggal rombongan ,tersesat karena salah mengambil jalur tapi tak lama kemudian melihat kawan kami yang lain langsung berlari menyusul, dan 3 yang lain juga terpisah karena hujan makin lebat sehingga memilih untuk berlari menyelamatkan diri masing2.
Begitu pasukan lengkap 6 orang kami mendokumentasikan bahwa sudah lengkap dan siap meninggalkan papandayan.


Karena tragedi kesasar maka perkiraan pukul 14:00 WIB sudah bisa menuju gunung cikurai pun tertunda satu jam lebih, pada 15:xx WIB kami baru meninggalkan gunung papandayan dan tiba di perkebunan PT nusantara desa dayeuh manggung garut pada 17:xx wib. Berharap dengan mobil kami bisa sampai di pemancar pukul 18:xx tapi kami kembali di uji di persimpangan jalan. berniat mengikuti petunjuk jalan di pohon yaitu kami mengambil jalur kiri dan ternyata jalur yang salah meskipun mobil tidak mampu naik karena jalan yang nanjak dan licin. dengan hasil diskusi sekejap kamipun putuskan menitipkan mobil di kampung terdekat dan jalan kaki menuju pemancar, masih mengikuti jalur yang salah yaitu di persimpangan belok kekiri dengan jalan kaki kami berharap akan segera sampai. setelah beberapa kilometer menempuh jalan kami menemui jalan buntu dan di pastikan ini memang bukan jalur mobil. tetap mengarah ke pemancar mencari cari jalur yang bisa di lewatin setapak demi setapak akhirnya kami melewati beberapa puncak bukit perkebunan teh dan kami rasa sudah tidak mampu lagi akhirnya kami mendirikan tenda di puncak bukit perkebunan terakhir sebelum sampai di pemancar.

 




Pukul 03:xx saya terbangun karena angin yang semakin kencang dan menggoyang- goyangkan tenda kami. Kemudian terdengan suara kawan saya rifki alias sompil memanggil untuk keluar dan berbenah segera melanjutkan perjalanan ke puncak. Tapi rencana di ubah karena angin masih bertiup sangat kencang. akhirnya kami menunggu sampai matahari terbit sambil foto dan senam pagi.





30 menit dari lokai camping kami pun tiba di pemancar dan di sambut oleh pegawai stasiun TV yang masih berlabel TPI. ada yang bersih bersih badan, pipis, atau boker kemudian berniat menghabiskan bahan bakar dan mengurangi beban kami pun memasak apa yang masih bisa dimasak.
sambil memasak dan berfoto- foto ria kami ngobrol dengan bapak ucup pegawai TPI stasiun TV.


menengok jam tangan kawan saya azis waktu sudah menunjukkan pukul 10:XX, maka kamipun bersiap untuk turun ke kampung dan segera pulang. 10:36 WIB kami putuskan turun dan tidak naik ke puncak cikurai mungkin waktu mendatang kami akan kembali dan harus sampai puncak :D .
11: 42 kami tiba di perkampungan tempat di mana kami menitipkan mobil ocin darmanda yang selip tak mampu lagi melanjutkan ke pemancar :D .



Senin, 20 Februari 2012

[ DIENG ] Koper dan Ransel edisi Dieng The Abode of Gods

Berhari-hari, berminggu -minggu, dan setelah dua bulan kaki ini tidak melangkah akhirnya tiba saatnya menggoyangkan bumi Jawa. Dieng plateu, ya sebuah daerah yang terletak di Wonosobo dan Banjarnegara ini mempunyai banyak peninggalan sejarah para dewa.

Dari Bintaro saya bersama teman satu kantor memulai perjalanan dari kantor menuju Kuningan kemudian di lanjutkan naek bus Transjakarta. Sewaktu di halte Halimun detak jam masih terus bergerak memutar dan waktu menunjukkan pukul 19:xx WIB makin mendekati waktu keberangkatan bus malino putra menuju Wonosobo. Sesuai saran temen saya yang sudah tiba di Pulogadung saya langsung keluar halte dan mencari ojek untuk segera tancap gas ke Pulogadung. Alhamdulillah dapatlah harga ojek 30ribu abang tukang ojek langsung tancap gas beeerrrrrr wus wus wus sesuai instruksi saya "bang ngebut ya bang!!!" setelah setengah jam tibalah di Pulogadung eh ternyata si abang belum tau PTC Pulogadung dimana walhasil kami nyasar sampai mall kelapa gading huhuhu...

Pukul 21:xx bus malino putra berangkat menuju Wonosobo, dan karena perjalanan malam hari saya pilih untuk tidur saja.. zzzzzZ Z Z ....
Pukul 10:xx wib barulah kami sampai di Wonosobo, dan langsung turun di pertigaan menuju Dieng. Setelah 10 menit menunggu akhirnya bus makro menuju Dieng merangkak perlahan. Pukul 11:xx wib Alhamdulillah sampai juga kami di Dieng Plateu Abode Of Gods. Untuk sementara kami istirahat di homestay yang sudah di pesan oleh temen kami team koper :D.

Perburuan di hari pertama adalah ke kawasan candi Arjuna, selain bernarsis ria saya juga sempatkan untuk mengambil view sekitar candi Arjuna.



Setelah dari candi Arjuna kami team ransel bersiap menuju Telaga Cebong untuk camping agar paginya bisa langsung muncak ke puncak Sikunir :D


pukul 03:xx pagi hari kami berlima sudah terbangun dan bersiap menuju puncak bukit sikunir.

Mt. sindoro, sumbing, merapi merbabu
Dilanjutkan perburuan foto menuju kawa sikidang yang masih terbilang dekat dengan puncak bukit sikunir.

kawah sikidang
Terlalu lama di kawah sikidang rupanya membuat kepala pusing dan nafas sesak. Puas berfoto kami segera menuju tepmat parkir mobil dan melanjutkan ke telaga warna, konon katanya telaga ini airnya dapat berubah rubah. Telaga warna di bagi menjadi dua telaga yaitu di pisahkan pulau kecil yang dapat di lihat dari puncak si dengkeng dan puncak DPT.

telaga warna

telaga warna

telaga warna from the top DPT
dan terakhir adalah ke kawah sileri yang letaknya sdah mendekati dengan homestay dimana team koper menginap. seperti kawah sikidang yaitu sileri masih aktif dan mengepulkan asap berwarna putih berbau belerang. sesapainya di kawahpun kami disambut tetesan gerimis hujan. sontak rombongan mengangkatkan kaki dari kawasan kawah dan berbalik menuju parkir mobil.