Senin, 08 April 2013

[ BOYOLALI ] Perjalanan Pulang Ke Kampung Halaman

Pulang kampung sudah biasa bahkan menjadi hal yang sangat biasa di lakukan orang- orang yang mengadu nasib di megapolitan jakarta. Pada Jumat 5 april 2013 pukul 09:00 dimulai perjalanan dari kos-kosan di daerah tebet dalam. Berjalan kaki menuju jalan raya kemudian di sambung naik angkot 44 menuju terowongan kasablanka. Masih biasa saja dan bahkan tak ada satupun yang special, ada cewe cantik di pinggir- pinggir jalanpun sudah biasa. Rock & Roll di mulai ketika menaiki KOPAJA P20 menuju terminal lebak bulus. Seorang kawan bernama Timbul yang sangat juarang naik kendaraan umum di daerah Jakarta mulai mengeluarkan perilaku ndesonya yang bikin saya ketawa sendiri. Tak lamapun dari tempat kami naik Kopaja ada sebuah bus Kopaja lain yang sedang mogok di tepi jalan. Perlahan bus yang saya naiki mendekati kopaja yang sedang mogok, pikir saya akan mendapat operan penumpang atau meminjami alat buat memperbaiki kopaja mogok. Namun apa yang terjadi fakta berkata lain, ya tak terduga oleh pikir kami berdua sebuah bus yang kami naiki mendorong kopaja mogok tanpa alat bantu alias kopaja sehat menabrakkan ke kopaja mogok dan didorong hingga mesin berbunyi,.. gregg greggg gregggg ngenggggg ngengggg.... jalanlah kopaja mogok tersebut. Benar diluar perkiraan, memang Jakarta ini ada ada saja.

Eh tak lamapun kopaja yang saya naiki malah mengoperkan penumpang ke kopaja lain, padahal bus masih sehat dan selesai membantu kawannya mendorong hingga jalan. Setelah berganti bis tak ada hal- hal yang begitu special alias biasa saja. Sesampainya di terminal Lebak bulus masih pukul 10:30 dan kami berdua langsung masuk saja ke arah loket penjualan tiket. Masih jauh kami dari loket sudah di hampiri oleh CALO tidak jelas dan menanyakan "mas mau kemana?? ke Jawa??" , dengan tegas saya menjawab : "GAK mas saya sudah beli tiket bisnya". Tak mau kalah si CALO bertanya lagi, " tiket apa mas??? saya nanya aja kok". Karena males meladeni saya jawab ngawur saja dan langsung meinggalkannya dan berbelok ke salah satu agen bis, yaitu Pahala Kencana. 




















Karena kami harus mencari masjid yang menggelar shalat jumat dan sesuai saran temen saya yang di PI, maka saya segera menuju masjid raya Pondok Indah. Tak disangka malah kami bertemu dengan kawan lama waktu masih di Bintaro dulu, ya Mahrus namanya sekarang sudah bekerja di eriksen. Sebenernya si ada hal lain juga nyari masjid di Pondok Indah, karena saya ingin bertemu seseorang. Selesai shalat jumat saya dan Timbul menemui seseorang tersebut di Gramedia Pondok Indah Mall. Sambil makan dan minum kami bertiga mengobrol di kantin Pondok Indah Mall. Hampir setahun lebih saya tidak bertemu dengan dia, ya kalo di perhatikan ada beberapa perubahan yang terjadi :). Tapi perubahan itu bukanlah sesuatu yang tabu atau salah, karena saya sendiri pun menyukai perubahan :D.



Pertemuan yang singkat karena dia harus kembali bekerja dan saya harus melanjutkan perjalanan menuju Boyolali. Pukul 14: 50 kami berdua sampai di Lebak Bulus lagi dan menunggu sampai bus menuju Boyolali dan Bojonegoro datang. Karena berbarengan temen saya Zusuf memilih naik bis yang sama dengan saya. Tak lama menunggu bus datang pukul 15: 30 telat setengah jam dari pemberitahuan, ya ternyata bis yang seharusnya sedang di perbaiki dan sedang menunggu sparepart. Bus cadangan yang di pakai pun bukan bus cadangan yang seadanya namun malah bus baru belum pernah di pakai. Perjalanan dari Jakarta hingga Cirebon saya habiskan untuk tidur karena memang capek. Perjalanan yang sesungguhnya baru di mulai dari cirebon setelah istirahat makan. Dengan bergantinya sopir bus berganti pula gaya menyopirnya. 

Tak lama bus berjalan ada salah satu penumpang yang mengambil alih posisi tempat duduk kernek, dan ternyata orang tersebut salah satu bismania. Sepertinya orang ini ingin menjajal kemampuan bus Pahala Kencana. Sopir pun menanggapi dengan senang hati alias meladeni maunya si penumpang tersebut. Di panas- panasin kalau bus PO. Haryanto adalah paling kenceng setau orang tersebut dan posisi bus Haryanto di depan sangat jauh, mungkin keselip beberapa belas bus. Karena sopir tak mau kalah maka diajaklah si bismania tersebut untuk kebut-kebutan mengejar Haryanto. Saya sendiri suka kebut- kebutan namun sempet takut juga soalnya saya berposisi sebagai penumpang. Apa mau di kata maka mari di nikmati saja. Beberapa ratus meter dari rumah makan di depan bus kami sudah ada Laju prima dan Haryanto serta di paling depan ada Kramat djati. Saya pikir Haryanto yang dimaksud bismania itu adalah yang di depan kami, maka segera selesailah balapan bus malam itu, ternyata bukan yang biru di depan kami itu namun yang merahlah yang katanya suka ngebut. 3 bus di awal sudah di tinggalkan. Lanjut dengan meninggalkan truk- truk besar setelah beberapa belas kilometer nampak konvoi bus besar di depan. Rupanya ada Laju prima, Armada Jaya Perkasa, Kramat djati, Harapan Jaya dan Lorena. Kata sopirnya Armada Jaya Perkasa bus jelek- jelek namun sopirnya yang berani mengendarai dengan kencang, sayapun juga ikut berpikir kok ini bus sampai di Jawa Tengah ya??? kan Armada daerah kekuasaannya di Merak - Jakarta. Tak lama pun 5 bus berhasil di tinggalkan lagi.

Tak lain seperti yang sudah sudah, di Tegal pasti terjadi kemacetan dan terjadi buka tutup jalan separo. Kesempatan di manfaatkan sopir untuk secepatnya enyah dari kemacetan panjang dengan mengambil jalur kanan, dan sempat melihat beberapa bis di sisi kiri ikut dalam kemacetan diantaranya : Kramat dajti, Harapan Jaya, Sumba Putra, Sindoro Satriamas, GMS, Tunggal Dara, Rosalia Indah. "Lumayan ada 7 bus tadi ya kalo gak salah sudah kita tinggalkan???" kata sopirnya. Mendekati daerah kendal gas makin di injak dalam dalam karena jalurnya yang mulus dan lurus. Tak lama kemudian ada beberapa bus di depan yang sedang saling mendahului. Ternyata setelah dekat ada Haryanto (merah), "nah itu yang katanya kenceng mas!!" teriak si bismania. Haryanto mencoba mendahului Rosalia Indah dan Langsung Jaya dan berhasil lah Haryanto, di susul bus kami Pahala Kencana mendahului Rosalia Indah dan Langsung Jaya. Ternyata benar Haryanto merah ini tak menyerah begitu saja, kami cukup lama di asapi kenalpot si Haryanto merah ini. Sebelum masuk Alas Roban Haryanto merah akhirnya bisa diatasi, namun di tengah jalur Alas roban ada konvoi lagi tak mau kalah maka ikutlah bus kami dalam konvoi itu. Ada Rosalia Indah, Kramat Djati, Langsung Jaya, Gunung Mulia, Harapan Jaya, dan Nusantara. Jika ada yang pernah lewat Alas roban pasti tau seperti apa trek dan medan disana :). Lumayan menantang juga untuk ukuran bus yang besar ini kebut- kebutan dan saling mendahului. Urutan paling depan Rosalia Indah kemudian Kramat Djati, Gunung Mulia, Nusantara, Harapan Jaya dan Langsung Jaya, dengan mudah Harapan Jaya dan Langsung Jaya menyerahkan diri untuk kami dahului. Menyusul Nusantara menyerahkan diri, namun masih 3 bus yang alot untuk di dahului yaitu RI, KD, dan GM, namun setelah keluar jalur Alas Roban ketiganyapun beres di tinggalkan. Mendekati Semarang masih bertemu dengan bus Dahlia Indah, Tunggal Daya, Armada Jaya P, Santoso, GMS, Sumba Putra dan berhasil kami dahului. Namun ada yang membuat kaget yaitu Di paling depan ada Rosalia Indah dan Haryanto merah, sepertinya si HR merah mengambil jalur yang berbeda ketika masuk Alas Roban. Jadi balapan bertiga lah menuju Semarang, Rosalia Indah yang termasuk bukan bus baru lagi pun masih ngotot ngebut tak mau kalah dengan Haryanto dan Pahala Kencana. Seperti yang sudah sudah yaitu keduanya berhasil di tinggalkan oleh kami. "Gimana bus apalagi yang ingin di jajal??? kayaknya minimal sudah satu bus setiap perwakilan perusahaan ya???" ucap si sopir karena bus kami di urutan paling depan. "kayaknya kita belum bertemu sama Shantika dan Bejeu deh mas!!" balas si bismania. Ternyata memang tidak terkejar kedua bus tersebut karena Shantika dan Bejeu masuk deretan bus yang ngebut juga.

Karena dari Cirebon bus sudah di paksa ngebut terus maka Solarnya boros banget kata sopirnya. Setelah isi solar full tank dan keluar dari kota Semarang sopir mengendarai bus dengan santai agar lebih irit daripada pas kebut-kebutan. Alhasil sampai di Boyolali masih pukul 03:45 pagi buta, rekor terpagi dalam sepanjang sejarah perjalanan BDG- BYL dan JKT- BYL.

Sampai dirumah shalat subuh dan lanjut tidur karena dalam perjalanan belum tidur hahahaha. Sore harinya saya dan keluarga merayakan ulang tahun adek saya Rizka Hanifah Mubarika pada tanggal 7 april. Selamat ulang tahun ya dek Rizka semoga panjang umur, nanti lulus dengan nilai yang bagus dan di terima di SMA favorit , amin amin amin.

foto diambil ketika makan malam bersama di SS

Pada hari Minggu saya pagi - pagi sepulang dari pengajian bersama keluarga sudah bersiap untuk datang ke kawinan kawan saya di wisma haji Boyolali, ya kawinan Rizkiyani Astuti kawan waktu SMA. Selesai mandi mendapat pertanyaan "headshot" dari adek saya " Mas lha koe kapan nikahe???" duarrrrr pertanyaan itu di sambar ibu dan ayah saya "lha wes due pacar durung rif???". Dengan tenang saya cuma bisa menjawab "dereng e pak, selow ae.... :P ". Malahan mau di kenalin sama anaknya temen ayah waktu ngajar di SMA N 2 Boyolali dulu.

Minggu 7 April 2013 di mulai di Smansa Boy menemui Sas dan lanjut ke Wisma haji bertemu Zusuf yang sudah standby kemudian menunggu Handis sebentar dan kami masuk bersama ke gedung acara pernikahan. Selesai acara pukul 12: xx saya langsung mampir ke terminal untuk memvbeli tiket bus pulang ke Jakarta dengan bus yang sama yaitu Pahala Kencana. Berangkat pukul 16: 15 WIB dari Terminal Boyolali. Kali ini bus tak sengebut waktu perjalanan pulang ke Boyolali, karena beda sopir dan beda bus.


Selasa, 02 April 2013

[ JAKARTA ] Three Days

Tiga hari yang luar biasa, sebenernya bukan luar biasa juga namun daripada saya bilang 3 hari yang menyebalkan juga kurang enak. Setelah kepindahan dari kantor lama di Bintaro ke Tebet JakSel saya mendapati beberapa penyesuaian diri dengan lingkungan baru. Perubahan harga kos- kosan dan harga makanan adalah yang utama mempengaruhi. Sudah pasti harga kos- kosan di Tebet lebih mahal daripada di Bintaro, disusul oleh harga makanan yang dibeberapa jenis lebih mahal. Waktu berjalan tak terasa begitu saja, sudah satu bulan lebih saya tinggal di Tebet. Sempat diawal waktu penyesuaian saya mengalami turun berat badan, mungkin di sebabkan belum terbiasa dan teratur makan di lingkungan yang baru. Tidak menjadi mengapa bisa jadi hal seperti itu adalah sudah lumrah, namun ada 3 hari yang menjadi luar biasa atau special. Tercetuslah ide untuk menuliskan 3 hari yang tidak biasa itu.
I. 
Satu hari yang pertama adalah ketika berencana pergi ke kota wisata cibubur dengan tujuan utama adalah kampung cina. Dengan dimulai mencari informasi bagaimana menuju kesana. Tibalah di hari H, saya menuju Blok-M sebagai transit pertama saya. Via bus transjakarta yang menampilkan cinema super besar di sepanjang jalan menuju Blok-M. Menikmati pemandangan dari atas bus transjakarta begitu menarik dengan objek kegiatan di sekitar jalan atau jalur bus. Berbagai macam bentuk manusia ada semua di tampilkan dalam layar super besar. Darisana pula sesungguhnya jika kita mau pun dapat mengambil banyak pelajaran yang baik. Banyak sekali tipe dan jenis manusia di jakrta ini yang sangat sulit untuk di klasifikasikan karena banyaknya. Tetiba di Blok-M maka cinema yang diputar akan berubah menjadi human interest di dalam pasar bawah tanah yang biasa di sebut lorong Blok-M. Harga yang di tawarkan sangat murah sehingga membuat pasar bawah tanah ini sangat ramai di kunjungi orang. Sekelebat saya menikmati aroma pasar, gemuruh teriakan dagangan, padat lalulalang manusia berganti menjadi gemuruh teriakan destination atau tujuan arah bus kopaja ataupun metromini. Satu setengah jam saya berdiri diantara riuhpikuk orang kesana kemari serta kepulan asap pekat menyembur dari pantat bus mini namun bus yang saya harapkan tak jua datang. Setelah menyerah dan memaksakan diri untuk bertanya namun masih ragu karena duit dalam kantong diatas 50ribuan semua, akhirnya saya menunggu seorang selesai bertanya. "Pak kalau ke arah cileungsi lewat sini juga gak???" asongan : "iya mas lewat" *dengan ekspresi datar, "kok sudah satu jam lebih tidak lewat ya pak???" asongan : "kalo hari sabtu memang tidak ada yang beroprasi mas busnya!!! *ekspresi wajah mulai bete" , "ohhh, kalo mau naek bus transjakarta diimana pak???" asongan : "turun aja mas cari di bawah!!! *makin jelas si bapak bete menjawab pertanyaan saya". Saya sadar dan tau kenapa si bapak asongan bete mendapati pertanyaan saya, biasanya saya menggunakan jurus maut yaitu beli dulu baru bertanya. Seperti yang dilakukan si bapak sebelum saya bertanya ke asongan itu, dia membeli minuman yang harganya duakali lipat namun nampak biasa saja karena dia juga butuh informasinya. Sengaja saya tidak ikutan membeli kemudian baru bertanya agar mulus dan lancar, karena saya mengetes apakah saya akan mendapati perlakuan yang sama atau tidak dengan si bapak yang membeli dahulu kemudian bertanya. Jelas bukan jawabannya "membeli" info lebih lancar rupanya daripada meminta info.

Bus tujuan cileungsi tidak beroperasi di hari sabtu minggu karena sepi penumpang maka saya mengarahkan diri menuju Kota Tua. Kembali menaiki bus Transjakarta trayek Blok-M <--> Kota saya melesat tanpa berpindah bus. Belum sampai satu jam berdetak saya rupanya sudah tiba di halte busway kota. Melewati lorong- lorong saya mampir sebentar di mushola menunggu saat dzuhur tiba. Berakhirnya shalat dzuhur saya melanjutkan perjalanan menuju kawasan museum fatahillah, dengan segala keramaian dan terik panas membakar kulit, keringat membasahkan tubuh saya menikmatinya dengan mengarahkan kamera kecil saya krek, krek saya dapatkan beberapa foto. Anak kecil seumuran anak Sekolah Dasar berseliweran bermain kejar mengejar di area lapang halaman museum menarik perhatian saya untuk mendekat. Sesungguhnya mereka ini adalah model dengan bayaran seiklasnya untuk di foto bersama pengunjung. Meninggalkan kawasan museum saya bertolak menuju tebet untuk pulang kekosan karena hari sangat panas dan bikin malas. Tanpa di dudag tanpa di nyana- nyana saya malah bertemu yunior saya sewaktu masih aktif di laboratorium Bengkel Mekatronika, di lanjutkan dengan obrolan ringan mengenai berbagai destinasi dan after graduate lalu membahas kamera saya kemana kenapa berubah menjadi kecil.




























II.
Hari Dua
Dua hari berurutan di awal bulan april terisi momen yang kurang enak. Berawal dari tidur panjang setelah selesai shalat subuh kembali tidur dan baru bangun menjelang dzuhur. Masih dengan malas menempel di kepala dan punggung membuat saya berleha leha saja di kamar sambil mendengarkan lagu kedamaian. Tak lama kemudian kira- kira pukul 14:xx di depan kos-kosan mendadak ramai sekali, ketika ku tengok keluar rupanya sedang ada persiapan shoting acara salah satu stasiun TV. Semliweran kabar burung terbang kesana kemari konon katanya bakal datang artis humor Narji dan artis Sinetron Andika. Terasa musik yang kudengar semakin pelan namun volume tak sedikitpun saua kecilkan, rupanya suara di dalam kamar kalah dengan ramainya riuh- riuh penduduk kampung yang memadati area sekitar TKP. Dalam luasnya megapolitan seperti Jakarta ini rupanya masih ada kampung yang penduduknya beneran hidup dalam suasana kampung. Bagaimana tidak??? dengan hadirnya seorang Narji dan Andika hebohnya mengalahkan kedatangan pak RT atau RW yang sesungguhnya memiliki peranan jauh lebih penting daripada seorang artis. Trus bagaimana dengan saya sendiri??? ya saya juga ikut menikmati keramaian yang ada. Berbeda halnya dengan penduduk setempat, saya lebih tertarik dengan keadaan yang begitu ramai berjubal sehingga menampilkan begitu banyak objek yang dapat difoto.

Gambar di samping kiri adalah menampilkan kiprah seorang art director yang sibuk kesana kemari menyiapkan acara dan artis bintang tamunya. Mbak ini lah yang lebih berjasa dan banyak bekerja namun cuma di balik layar. Wajahnya yang manis dan menawan menarik saya untuk mengarahkan kamera kepadanya, ya gadis berkerudung biru saya menjulukinya.






Masih dengan orang di balik layar keceriaan acara SC*TV dengan judul it bu la ga. Terlihat seorang crew keamanan artis sedang bersungut- sungut beradu mulut dengan penduduk yang menunggu kedatangan artis. Si ibu pun tak mau kalah karena merasa dia pemilik desa yang di gunakan shoting. Tak berkurang sedikitpun keberanian si ibu meskipun sedang menyusui anaknya dengan payudara palsu :P





Berbeda dengan crew berkaos hitam ini, mereka tidak bersungut- sungut untuk mendesak para pengunjung agar mundur sedikit dari jalan para artis yang akan lewat. Mempersiapkan peralatan shoting sudah menjadi kebiasaan crew berkaos hitam ini, tanpa bantuan crew inipun saya yakin betul acara bakal kacau balau bahkan tidak berjalan di TV.






Tidak selesai begitu saja, namun setibanya para artis di lokasi membuat keramaian semakin memuncak dan membanjiri jalan sempit depan kosan. Anak- anak kecil, para gadis remaja, bapak- bapak paruh baya, ibu- ibu beserta anak bayinya, serta kakek kakekpun gak ingin kalah ketinggalan serunya menengok wajah Narji yang ikonik.

narji tertutup oleh para pengunjung

iba saya melihat anak bayinya yang sedang di susui dengan payudara palsu

mendekati kedatangan Narji jalanan semakin terbanjiri



























Tentu kejadian seperti ini sedikit mengganggu saya yang akan keluar dari kosan karena benar benar tepat terjadi di depan kosan saya. Semua foto hanya saya ambil dari atas kosan karena daripada mubadzir tidak di jepret. Waktu menunjukkan pada 16:xx yang artinya saya harus segera berangkat kekantor namun apa daya jika jalanan sedang di blokir sayapun tak bisa keluar dari kos-kosan. Sabar mennunggu beberapa saat akhirnya acara selesai juga dan saya pun dapat berangkat menuju kantor.

Narji yang berkaos biru di belakang kaos merah



























III.
Hari Tiga
Hari tiga adalah hari ini yaitu pada tanggal 2 april 2013, dimana hari ini adalah hari yang penuh kejutan. Bangun tidur mandi dan bla bla seperti pada umumnya. Melangkah keluar dan mata menuju ke sebuah warung makan untuk mengisi perut sebelum ke ambasador mall. Seusai makan dan berjalan sedikit menuju jalan raya saya dikejutkan oleh sebuah mobil sedan hitam mulus. Posisi saya di tepi jalan sudah mepet dengan GOT, namun apa yang di lakukan sopir tak tau tata krama itu??? srettt dia menyerempet saya sehingga lengan saya terkena spion mobil mulus dia. Alhamdulillah tidak terjadi luka parah tapi lumayan mengagetkan dan sedikit nyut- nyut. Semoga Tuhan memberkatinya agar lain kali sopir tak tau sopan santun itu berhati- hati dan menghormati pengguna jalan lainnya.

Lanjut ke jalan raya menunggu ada angkot 44 lewat menuju Ambasador mall. Tetumbenan hari ini angkot yang lewat hampir penuh semua sampai ketika sudah 15 menit lebih menunggu baru ada angkot yang tidak penuh. Tak lama saya tiba di depan Ambasador mall tak pakai lama saya langsung masuk ke dalam mall. Muter- muter di sekitar lantai 3 mencari Gramedia kok tidak ada, apakah sudah tutup??? ternyata salah lantai hahahaha. Sesuai saran cleaning service saya menuju dua lantai di bawahnya letak Gramedia di depan lift tengah. Masuk Gramedia yang pertama saya tuju adalah biografi mencari buku hasil tulisan sujiwo tejo namun buku yang ada sudah saya beli keduanya. Berpindah ke arah novel barangkali ada novel tentang perjalanan yang bagus, rupanya belum ada novel perjalanan selain titik nol. Tinggalin novel berganti ke fotografi, sekedar membaca training mandiri secara singkat ya satu jam sudah cukup mencuri ilmu disini. Berakhir dengan membeli buku Titik Nol dan Emha Ainun Najib.

Sebelum pulang dan masuk kerja saya sempatkan mampir keude temen saya di foodcourt Ambas lantai 4, Keude Anak Nanggro namanya. Sambil menikmati teh tarik yang mantap tiada dua saya sambil membaca sebentar buku Emha :).


Pulang bersiap untuk bekerja mencari sesuap nasi. Sesampainya di depan kosan rupanya shoting berlangsung kembali seperti hari yang lalu. Ya ramai dan ramai memenuhi jalan depan kosan saya, decak heran yang saya lakukan melihat keramaianya. Perkiraan shoting cuma sehari rupanya masih ada shoting lanjutan dalam acara yang sama yaitu it bu la ga. Kehebohan pendudukan masih belum berubah bahkan bisa dibilang makin menggila dengan kehadiran artis cewe yang cantik dan sexy. Saya sendiri tidak ikut dalam euforia dan kehebohan pesta masyarakat it bu la ga namun tetap interest  dengan gegap gempita yang terjadi di depan kosan. Sambil melihat saya arahakan kamera kecil ke beberapa sudut yang menarik dan unik. Tak lupa juga mengarahkan ketika sorak sorai meneriakin artis yang keluar dari rumah menuju area shoting sebagai bukti saya tidak membual besar.

Jalanan sesak penuh penduduk menyerbu


Anak- anak sekolah bukannya pulang dulu malah langsung nungguin Narji
Bidik- bidik sraphhh...
Anak- anak dan orang dewasa siap dengan handphone kameranya

Narji, artis cewe dan Andika di tengah kerumunan warga



Ini dia yang membuat depan kosan saya ramai riuh



























Dibalik keberhasilan itu semua pasti ada orang orang di balik layar yang jasanya tak terlihat oleh pemirsa TV, Justru orang orang ini yang membuat saya salut. Dengan kejadian ini saya jadi inget tentang si "bertepuk tangan di tepi jalan", ya orang yang membuat orang lain lebih terkenang atau terkenal dengan menghilangkan dirinya. Atau dalam versi naik gunung adalah Porter yang mempersilahkan pendaki atau penaklukh gunung sebagai orang pertama yang menginjakkan kaki di puncak gunung.




























Mungkin semua crew dan artis tidak sadar jika di sebelah mereka adalah rumah keabadian. Dengan hamparan tanah berumput subur yang menjadi tempat peristirahatan terakhir jasad tak bernyawa tak jauh dari lokasi shoting. Hanya berbatas pagar setebal 10cm kuburan kassablanka ini tak membuat takut para crew dan artisnya




Selasa, 05 Maret 2013

[ LAMPUNG ] Sisi Lain Teluk Lampung :: Pahawang Island ::

Menguak sisi lain keindahan daerah Lampung tidak melulu tentang kerusuhan atau perang antar suku. Banyak keindahan alam yang patut kita nikmati. salah satunya adalah pulau pahawang yang terletak di lampung selatan. Pulau pahawang menyimpan banyak keindahan alam laut dan pantai. bagi pecinta pantai dan diving adalah tempat yang cocok untuk kalian.
Ya sebuah kehidupan di bawah laut di sekitar pulau Pahawang memang cantik. Coral yang lumayan bervariasi serta ikan ikan yang hidup di dalamnya cantik cantik. Untuk menuju ke pulau Pahawang dapat di tempuh melalui pelabuhan bakauheni. Jarak yang dekat untuk liburan manusia jakarta dan sekitarnya, cukup sekali naik bis menuju Merak dan menyebrang fery sudah sampai di Bakauheni. Dari Bakauheni dilanjutkan carter mobil untuk diantar sampai pelabuhan ketapang lampung *bukan ketapang banyuwangi. Dari ketapang lampung menyebrang dengan perahu kayu selama 2-3 jam sembari mampir ke pulau kelagian.
Selain pesona underwater dapat juga ditemukan sunset di pulau Tanjung Putus. Dengan bersantai di depan penginepan kita dapat menikmati pesona sunset dengan tenang dan mantap.
video Pulau Pahawang