Sabtu, 26 September 2015

Hidup itu adalah? Perjalanan dari Lahir menuju Mati

Entah darimana mulainya ketika dalam perjalanan tiba- tiba saya teringat mati. Kata yang sangat menakutkan namun sudah terdengar biasa karena seringnya kita baca, dengar atau ucapkan. Saat itu masih pagi dan sebenernya kondisi badan sedang tidak Fit karena masih kecapean sehabis di gempur 3 minggu kerja di lapangan. Karena tuntutan pekerjaaan akhirnya saya mantapkan untuk berangkat ke Padang dalam rangka kerjaan. Poin intinya bukan mau menceritakan tentang pekerjaan saya jadi skip tentang pekerjaan, oke?!. kalau di tanya mau apa nulis ini? ya anggap saja mau curhat.

Beberapa kali mendengar berita tentang cuaca buruk dan beberapa kasus kecelakaaan pesawat terbang. Ragu? iya sebenernya masih ragu mau berangkat ke Padang dengan pesawat ( kalau di ijinkan mungkin akan memilih naik Bus saja ). Baiklah hadapi saja, dan saya sudah di bandara Adi Sumarmo Boyolali pagi itu pukul 09:00. Pikiran masih saja di hantui tentang kecelakaan pesawat beberapa bulan silam. Karena pesawat flight masih jam 11:00 dan saya terlalu kepagian datangnya untuk mengusir rasa gundah saya putar music dan baca novel yang saya bawa ( selimut debu ). Bukan lupa tentang kematian namun justru semakin kuat dalam pikiran tentang kata ” Mati ” ternyata novel yang saya bawa bercerita tentang perjalanan di Afghanistan dan sekitarnya yang sedang di landa perang. Dalam novel saya temukan kata- kata yang begitu menusuk hati ” di sini harga barang- barang mahal, yang murah cuma nyawa manusia “. Bagaimana tidak semakin kuat tentang kata “Mati” itu di dalam ingatan jika yang saya baca tentang kematian dalam rentang waktu hitungan menit bahkan detik. Sampai akhirnya panggilan untuk memasuki pesawat berbunyi dan saya belum selesai membaca novelnya. Bismillah pasrah dan berdoa sama Allah agar di berikan kelancaran dan keselamatan selama di dalam pesawat.

Alhamdulillah selama penerbangan Boyolali- Jakarta cuaca sedang bersahabat dan di beri kelancaran tidak seperti ketika 3 bulan yang lalu saat ke Padang. Penerbangan dari Boyolali menuju Jakarta dan Padang dua kali terbang empat kali cuaca buruk dan pesawat di guncang badai bagikan kapal di tengah ombak. Hati yang masih cemas dan jantung berdegup lebih kencang dari biasanya melanjutkan penerbangan Jakarta- Padang dan Alhamdulillah cuaca bersahabat serta penerbangan di beri kelancaran. Alhamdulillah save tiba di bandara minangkabau Padang.

Jadi selama di Sumatera Barat saya berkeliling mengunjungi setiap pelosok Sumatera Barat ini. Beberapa kali dalam perjalanan saya di buat termenung tentang hidup saya ini. Sudah banyak yang saya lakukan, ntah perbuatan baik, buruk, menguntungkan dan bahkan merugikan orang lain ataupun diri sendiri. Sudah banyak orang yang saya temui, sudah banyak tempat baru yang saya kunjungi dan banyak pula kenangan selama hidup ini. Dari manusia yang sering mengeluh dan memaki keadaan, dari manusia yang sering emosi, dari manusia yang mudah iri hati, dari manusia yang tidak pernah puas dengan apa yang saya dapatkan.

Berjalannya waktu serta berjalannya roda kehidupan Alhamdulillah dari susah senang haru tawa bahagia dan menangis bahagia sudah pernah mengalami. Banyak pelajaran dari sebuah perjalanan yang saya dapatkan, saya menjadi mengenal bagaimana orang lain memperlakukan saya ( orang yang baru dikenalnya ), saya jadi tau bagaimana orang lain bertahan dalam hidupnya, saya tau bagaimana orang lain bangkit dari keterpurukan hidupnya dan masih banyak lagi sampai saya tidak ingat lagi. Hidup ini kan Allah yang membuat skenario dan manusia yang menjalaninya. Saya sering berfikir negatif tentang Allah kepada saya, Ya Allah kenapa saya tidak pandai seperti si A, ya Allah kenapa saya tidak ganteng seperti si B, ya Allah kenapa saya tidak di lahirkan oleh keluarga orang kaya seperti si C, ya Allah kenapa saya tidak bla bla bla dan seterusnya yang hanya akan membuat pikiran dan hati semakin kotor. Banyak orang- orang hebat yang saya temui dalam setiap perjalanan saya. Orang- orang dengan hidupnya yang sederhana, orang- orang yang hidupnya penuh kata ” Nrimo “. Di Sumatera Barat ini saya beberapa kali di ingatkan tentang perjuangan hidup seseorang dan saya berkata dalam hati saya ” ya Allah kasian orang ini semoga Engkau selalu melimpahkan syukur kepadanya “, namun saya lupa bahwa hidup setiap umat manusia sudah di ” Jamin ” oleh Allah dan dari situ saya di ingatkan pula bahwa hidup saya juga sudah di jamin sama ALLAH.

Pernah kah kalian mengumpati/ memaki keadaan karena kesialanmu? ya saya sendiri pun pernah dan bahkan mungkin sering ( dulu ). Coba renungkan sebentar kenapa terkadang Allah memberikan keadaan yang tidak menyenangkan kita?. Allah memberikan sesuatu kepada umatnya pastinya mempunyai alasan yang baik. Kenapa Allah tidak memberikan kepandaian kepada saya seperti si A karena Allah tau jika saya pandai seperti si A saya akan sombong begitu pula kenapa Allah tidak memberikan kegantengan kepada saya seperti si B dan seterusnya ….

Hidup ini kan kata seorang teman ” cuma sekedar mampir ngopi “, namun selama memesan kemudian sampai menyeruput kopi yang sudah kita pesan kita bisa sambil melakukan hal- hal baik. Sebelum menuju kematian kita bisa melakukan hal yang positif dan terlebih lagi bermanfaat untuk orang lain. Berbuat baik tidak harus mengharap balasan baik kepada kita, hal itu sudah di pikirkan oleh Allah untuk kita jadi kita tidak perlu pusing memikirkannya. Ketika kita berbuat baik kepada orang lain, bisa jadi orang itulah yang akan membalas kebaikan kita. Jika kita berbuat baik kepada orang lain namun orang tersebut tidak membalas kebaikan atau bahkan celakanya dia membalas kejahatan maka Orang lain yang akan membalaskan kebaikan kita tersebut.

Lahir- Tumbuh Dewasa- Menua dan kemudian mati ( bahkan belum sampai tua sudah mati ). Selama perjalanan dari lahir hingga dewasa banyak pelajaran yang saya ambil, bukan sekedar pelajaran akademik dan formal namun juga pelajaran kehidupan yang setiap hari tidak akan pernah selesai. Menjadi manusia bukan hanya sekedar hidup trus kemudian mati kan? banyak hal hal baik yang bisa kita lakukan agar tidak sekedar menjadi onggokan daging yang berjalan. Perjalanan mengunjungi tempat tempat yang belum pernah sama sekali kamu kunjungi bahkan belum pernah sama sekali terbayang seperti apa tempat itu merupakan salah satu cara mendapat banyak pelajaran kehidupan. Belajar banyak dari orang lain dan diri sendiri tentunya, karena pengalaman katanya merupakan guru terbaik.

Terkadang kata ” Mati ” membuat beberapa orang takut dan membuatnya tidak melakukan apa apa ( hidup sangat sewajarnya saja ). Takut mati adalah wajar, namun namanya makluk hidup semua pasti akan mati pada waktunya. sebelum mati dan selama hidup saya agar lebih menyenangkan saya sedang belajar ” Nrimo ” menerima apapun pemberian Allah, ” Bersyukur ” setelah menerima kemudian bersyukur atas apa yang di berikan Allah baik yang menyenangkan ataupun berupa kesusahan atau kesialan, ” berbuat baik kepada siapapun ” tak perlu berharap orang lain berbuat baik kepada saya namun saya yang akan berusaha berbuat baik terlebih dahulu kepada orang lain.

Bismillah semoga hidup sebelum mati menjadi lebih menenangkan dan menyenangkan.