Perjalanan saya mulai pukul 15.30 start dr Boyolali. Saat itu saya memutuskan riding pakai binter merzy aja sekalian manasin mesin karena sudah lama gak di pakai riding. Gas tipis- tipis alon alon sing penting cepet sampai. Lewat jalur Boyolali Jatinom yang kini sudah sangat ramai kendaraan lalu lalang jam 16.00 saya sudah sampai di pom bensin ngupit tikum pertama. Nunggu yasin yang jam 16.50 baru sampai sambil ngitungin truck pasir yang lewat.
Ada miss komunikasi sedikit, saya dan yasin nunggu mas susilo sampe jam 17.55 kok gak sampai juga. Karena penasaran saya buka lagi grup WA dan cek sharelokasi live nya mas sus tapi masih di daerah Solo baru. Kemudian yasin yang cek siapa tau hasilnya beda, eh beneran ternyata di map nya yasin mas susilo sudah jalan sampai klangon.
Hari semakin gelap dan tetesan air langit perlahan menyapa penghuni bumi. Saya kenakan baju jas hujan kemudian langsung gas menuju klangon. Dengan penerangan lampu kendaraan masing masing melewati jalur tengah sawah. Jalan aspal di beberapa titik sudah rusak jadi kami harus hati- hati. Hujan semakin deras dan waktu sudah menunjukkan shalat magrib. Kami mampir sebuah pom bensin sebentar untuk menunaikan kewajiban terlebih dahulu.
Usai shalat magrib perjalanan kami lanjutkan. Karena hujan makin deras saya langsung saja pakai sekalian celana jas hujan nya. Menyusuri jalan kecil gelap ditambah hujan yang cukup deras kaca helm saya jadi kurang untuk penglihatan. Kami riding pelan dan hati- hati agar tetap selamat. Sudah hampir 1 jam kami riding pastinya klangon hill sudah dekat. Jalanan semakin kecil dan mulai menanjak. Iya betul saya rasa memang sudah dekat, namun justru hujan yang mengguyur semakin deras. Jas hujan tembus air masuk ke bagian dada dan pergelangan tangan. Helm fullface karena jika di tutup kacanya akan susah untuk melihat jalan dalamnya jadi basah karena kaca terbuka sedikit untuk mengintip jalan. Hujan turun sangat deras kenapa kami gak berteduh dulu??? Iya pengennya juga berteduh dulu sebentar namun saat itu jalan yang sedang kami lewati kanan kiri nya berupa persawahan. Yaudah kami tetap gas pelan pelan saja karena visibilitynya juga sangat pendek. Terlihat petir dengan sangat jelas menyambar bumi yang kemudian di ikuti gemuruh suara geledek. Ya malam itu memang ngeri sekali. Setelah persawahan berganti ruko atau warung di kanan kiri jalan dan saya lihat yasin susah menepi duluan untuk berteduh, saya pun langsung ikut berteduh meskipun beda tempat berteduhnya.
Sambil berteduh menunggu hujan agak reda saya tersenyum sendiri sambil berfikir sejenak. Seru juga ya riding malam sambil hujan- hujan dan sesekali di kasih bonus pemandangan petir menyambar- nyambar. Alhamdulillah binter merzy saya jg baik baik aja di guyur hujan sangat deras. Hujan sudah tidak terlalu deras dan yasin yang berteduh beberapa ruko di bawah saya sudah mulai jalan dan lewat depan saya. Langsung saja saya panggil biar mampir dulu sambil membicarakan selanjutnya bagaimana. Ngobrol sebentar dan melihat map ternyata tinggal 9km lagi sudah sampai klangon hill. Saya dan yasin mulai jalan lagi hujan juga sudah tidak terlalu deras. Perlahan terus gas menaiki jalanan menanjak. Tak jauh dari tempat kami berteduh hujan turun dengan sangat deras lagi dan saya riding sambil tersenyum hati gembira. Setelah meninggalkan perkampungan jalan berkelak kelok dan beberapa kali kami kena genangan air yang sangat dalam. Karena gelap mungkin tidak terlihat oleh yasin dan terjadilah motor membelah air bagaikan speedboat. Karena tau di depan yasin membelah genangan air saya langsung kurangi kecepatan motor saya. Alhamdulillah binter merzy masih aman setelah membelah beberapa genangan air yang cukup dalam. Tak jauh dari beberapa genangan air itu akhirnya nampak sebuah motor pulsar merah terparkir di sebuah warung. Saya dan yasin langsung menghampirinya.
Alhamdulillah kami berempat sudah bertemu di warung klangon. Karena lapar saya dan yasin memesan nasi goreng dan teh manis hangat. Selesai makan karena hujan masih sangat deras kami berteduh dulu di warung si ibu sambil ngobrol- ngobrol. Mulai dari membahas tempat piknik sampai membahas youtuber indonesia yang sudah sampai kardung la himalaya.
Setelah hujan beneran reda kami sepakat memutuskan untuk mendirikan tenda di camping ground, gak jadi numpang tidur di warung. Camping ground nya gak jauh dari warung cuma beberapa ratus meter saja. Motor juga kami parkir di samping tempat kami mendirikan tenda. Malam itu klangon cukup ramai padahal sorenya kondisi hujan sangat deras. Selesai mendirikan tenda saya dan yasin tak langsung tidur. Yasin sibuk menyeseti kayu bakar dan membakarnya sedangkan saya standby kamera untuk memotret aliran lava pijar merapi. Dari waktu kami tiba dan hujan sudah reda merapi telah mengeluarkan lava pijarnya sebanyak 3 kali sampai pukul 00.00. Jika di buat rata- rata bisa di bilang setiap jam nya merapi mengeluarkan lava pijar.
Meski sudah reda hujannya tapi malam itu rasanya semakin dingin. Karena tidak bawa jaket saya pakai saja jas hujan saya untuk tidur agar tidak kedinginan. Jam 00.30 kami berempat sudah di dalam tenda dan bersiap untuk tidur.
Pukul 03.xx yasin terbangun karena kedinginan dan keluar sebentar nyari kaos kaki, karena pintu tenda dibuka udara dingin masuk saya pun ikut terbangun. Hasil mencari kaos kaki gagal dapatnya kantong plastik dan dijadikannya kaoskaki hangat. Karena masih jam 3.xx saya lanjut tidur lagi menunggu alarm hp berbunyi pukul 04.30. Tidur lagi sampe pukul 04.30 dan terbangun kemudian keluar tenda bersiap shalat subuh dan lanjut motret lahar merah. Rupanya diluar tenda sudah ada masus entah standby dari jam berapa dia sudah siap aja motret lahar merah. Alhamdulillah pagi cuaca cerag langit bersih dari mendung. Di ujung timur mulai berubah kemerahan namun justru lahar merah mulai semakin pudar dan tak terlihat. Sebagai gantinya tanda bahwa merapi erupsi adalah keluarnya kepulan asap putih.
Sambil menikmati sejuknya udara pagi dan pemandangan cerah kami memuat kopi dan mie rebus untuk mengganjal perut. Berfoto dengan motor di depan gagahnya sang merapi yang sedang batuk. Silih berganti untuk berfoto narsis dengan background gunung merapi. Hunting foto ke sekitar lokasi kami mendirikan tenda. Suasana masih sangat pagi matahari belum terlalu pecah dan terik. Selain tanah lapan untuk mendirikan tenda juga ada hutan dengan pohon belum telalu besar dan tinggi. Ada beberapa spot foto yang menurut saya bagus, menyebrang semacam jurang kecil atau aliran air ada gazebo juga pepohonan yang tumbuh rapi bisa dimanfaatkan untuk framing si merapi. Ada juga anjungan yg dulunya mungkin pernah di gunakan sebagai wahana selfie. Sayangnya saat saya ingin naik terlihat kayu sudah mulai lapuk.
Setelah cukup puas hunting foto kami segera packing melipat tenda dan bersiap untuk pulang. Sebelum pulang tak lupa untuk foto bareng dulu sebagai tanda bahwa kami pernah di klangon.