Kali ini ada ajakan dari paknur buat riding ke dieng lagi. Karena meeting point dirumah pak nur yaitu temanggung dan sigit serta ucup gak bisa riding bareng yasudah kami sepakat berangkat sendiri sendiri. Saya start dari rumah sehabis subuh. Kali ini mencoba jalur yang lain yaitu lewat kopeng- grabag. Namun sebelum menuju rumah pak nur saya sengaja belok sebentar ke puncak telomoyo. Ya selain penasaran telomoyo sekarang seperti apa juga karena sigit baru bisa otw pukul 09:00 dari sukoharjo. Laju motor saya mengarah salatiga dan berhenti kira2 setelah polsek tengaran pas di gang masuk menuju jalur baru yang saya cari. Ancer ancernya kalau tidak salah searah ke sebuah sekolah/ pondok modern namun lurus aja terus ikutin jalan dan petunjuk jalan kearah kopeng. Seperti biasa jalur ini saya suka karena kontur pegunungan selain hawanya dingin tentunya pemandangan pun juga menyejukkan mata. Setelah terus mengikuti jalan utama saya tiba di pertigaan besar saya lurus aja searah pasar kopeng atau pasar apa ya saya lupa. Tak jauh dari pasar saya perhatikan petunjuk jalan alternatif kearah temanggung saya belok kanan dan memang itu rute kearah puncak telomoyo. Karena masih di area lereng gunung jalurnya pun naik turun dan berkelok. Tak terasa kira2 sudah 30menit riding saya membaca disebelah kiri jalan ada tulisan puncak telomoyo dan tanda panah kearah kanan. Ternyata saya sudah tiba di pintu loket menuju puncak telomoyo. Setelah membayar tiket masuk 15ribu saya lanjut riding menuju puncak. Dari pintu loket sampai beberapa ratus meter jalan masih aspal bagus, namun di tengah perjalanan beberapa kali saya dapati jalan sudah hancur sepertinya sudah sangat lama tidak di perbaiki. Namun setelah pertigaan jalan kembali mulus sampai dipuncak Telomoyo. Kira- kira 10menit dari puncak kanan kiri jalan sudah ramai para pelancong memarkirkan motornya. Saya sambil melihat2 mana tau bisa berhenti sebentar untuk motret, namun karena saking ramainya saya skip dan langsung menuju puncak saja. Dipuncak ada tempat parkir di halaman tower, sepertinya tower milik tvri. Setelah parkir saya jalan kaki buat hunting foto di sekitar puncak. Alhamdulillah pagi itu saya tiba masih di beri kesempatan menikmati langit cerah dan pemandangan indah. Udara dingin dan sejuk terik matahari pun belum terasa karena memang masih pagi. Saya berjalan menuju tikungan / pojok yang terdapat sebuah bangunan shelter sepertinya ada spot yang bagus disana. Nampak keluar masuk orang silih berganti di lokasi tersebut. Tak jauh dari parkiran motor saya jalan kaki santai kurang lebih 300meter. Ternyata benar dugaan saya, view nya ciamik disini lebih luas dan tak terhalang bangunan warung atau pohon. Ada salah satu gunung yang lancip terlihat begitu keren saya jadikan sebagai objek. Saya belum tau gunung apa ini, bentuknya mirip gunung batok namun diatasnya lancip kalau gn batok kan alus puncaknya. Langit diatasnya biru dengan hiasan awan putih di sekitar gunung. Selain saya juga ada rombongan lain yang sedang berswafoto di lokasi ini. Karena saya sendiri saya gak sempat ada foto narsis disini, dan saya rasa cukup jepret jepretnya saya pun pindah ke lokasi lain. Dari pojok / tikungan saya belok kanan turun lagi agak kebawah. Pagi itu sangat ramai pengunjung, apalagi di spot yang saya tuju. Spot dengan papan kayu sepertinya buat take off paralayang atau bukan ntah lah saya kurang paham. Di papan kayu ini justru sering di pakai untuk berfoto. Tak hanya manusia yang narsis disini bahkan motornya pengunjung pun di taruh didepan papan paralayang untuk difoto dengan background pemandangan yang indah. Sayangnya pas saya sampe tak lama kemudian kabut turun dan view menjadi putih / abu- abu pekat. Saya sempat menunggu barangkali tak lama kabut pergi. Karena masih ada janji ketemu yang lain di rumah pak nur temanggung saya pun segera kembali ke parkiran motor. Sudah menunggu 15-20 menit nyatanya kabut tak jua pergi. Namun saat saya turun dengan motor terlihat kabut sedikit terbuka sehingga terlihat perbukitan atau lipatan bukit di kejauhan. Saya berhenti sebentar parkirkan motor dan ambil beberapa foto serta video pendek kemudian lanjut jalan lagi. Turun dari spot paralayang saya berhenti sekali lagi untuk ambil scene video pendek sedang riding. Pengennya sih dengan background gn lancip tapi apa daya gn lancip sudah tertutup sedikit awan.
Lanjut lagi sekalian nyari warung kopi barangkali ada mie rebus, biar gak gemetaran nanti pas riding menuju temanggung saya mendingan sarapan dulu. Setelah persimpangan jalan saya ambil kanan kembali ke jalan saat saya berangkat tadi. Tak jauh dari simpang ada sebuah warung kopi plus bonus view cukup bagus di depan warung tersebut. Sarapan mie rebus dan kopi hitam supaya terasa hangat di badan. Selesai sarapan mumpung ada view saya foto- foto lagi secukupnya baru lanjut turun menuju loket/ parkiran mobil.
Karena menuju temanggung keluar dari kawasan wisata gn telomoyo saya belok kekanan arah grabag. Jalan lumayan lebar cukup untuk bersimpangan dua mobil minibus / sedan. Selain lumayan lebar juga aspal masih cukup alus cuma ada satu dua yang berlubang dan bekas tambalan. Setelah riding kurang lebih 30 menit saya sudah sampai di jalan raya Magelang – Bawen. Saya belok ke kiri arah temanggung. Beberapa kilometer kemudian belok kanan motong jalan langsung tanpa harus lewat terminal Secang. Dan tak lama saya sudah sampai dirumah pak nur, sambil menunggu sigit pak nur membuatkan kopi gayo wine. Perjalanan berlanjut sejam kemudian setelah sigit sudah tiba.