Ups maaf kalo judulnya memancing emosi.
Bukan maksud saya mengatakan gunung Gede itu bego, atau petugas gunung Gede bego, ataupun para pendaki gunung Gede itu bego. Ya mungkin karena kekonyolan- kekonyolan dari kami berlima yang mencoba pertama kalinya mendaki gunung sesungguhnya. Oke
5 orang itu adalah Desy Nataliya, Ocin Darmanda, Sompil Kibing alias Rifki, Endang Purwanto, dan saya sendiri Fathurohman. Sebenernya ada dua
lagi yang sudah fix ikut dan sudah mendaftarakan diri, tetapi karena
pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan akhirnya dua orang yaitu Aulia Afif dan Syahrafi tidak jadi ikut. Ya terkadang dunia kerja memang sangat kejam kawan.
Oke
mulai perjalanan Gede bego dari kosan masing2 (Endang, Desy, Sompil, Saya) menuju Kampung Rambutan. Saya sendiri Alhamdulillah dapat
tumpangan mobil kantor yang menuju Kuningan. Dari kuningan saya bareng Endang menuju Kp Rambutan, di Kampung Rambutan kawan kami Sompil sudah
menunggu lama rupanya. Sampai di Kampung Rambutan 23.xx dan disambut oleh kenek bus Karunia Bakti yang akan kami tumpangi sampai Cibodas. Disinilah
ke begoan pertama sorang Desy, ya dia dari Grogol naek bus Transjakarta
jam 21.xx dengan tidak memperkirakan kemacetan hari jumat. Well Desy belum sampe kp rambutan bus sudah jalan karena sudah di usir
petugas terminal. Akhirnya setelah ngobrol dengan sopir, Desy bisa naek
dari pasar rebo. Alhamdulillah pasukan dari jakarta sudah complete.
Perkiraan kami akan macet dan sampe di Cibodas sekitar pukul 04.xx tapi pukul 02.xx bus sudah tiba di pertigaan Cibodas. Ocin
yang dari Tasik berangkat pukul 21.xx belum juga tiba, sembari menunggu Sompil melengkapi logistiknya bersama Endang sedangkan saya dan Desy
menunggu Ocin sambil melihatin bus yang lalu lalang. 03.xx Ocin sampai di Cibodas dan langsung kami lanjutkan menuju pintu masuk
gunung Gede naek angkot dengan membayar 5000 perak. Sampai di depan
kantor TNGP kami langsung menyewa tenda yang sudah kami pesan melalui
sms sebelumnya. Dapatlah tenda doom cukup untuk 5 orang dengan harga
50rebu perak @10rebu donk muarh kan. Selesai nyewa tenda Alhamdulillah dengar suara adzan kami menunaikan ibadah shalat subuh
terlebih dahulu. Selesai ibadah kami kemudian menuju pintu masuk gunung Gede tentunya melalui pengecekan surat ijin mengemudi eh salah surat
ijin mendaki dan pengecekan barang bawaan. Dengan jujur bawaan seperti
odol, sabun, dll kami serahkan ke om braderrr....(begitulah saya dan
sompil menyebut kawan itu)
06.xx
Perjalanan di
mulai dengan menyusuri jalan setapak yang belum terasa adrenalin
pendakiannya. Tujuan pertama adalah Telaga Biru, bukan pengen ke Telaga
si tapi mau sarapan dulu. Lanjut lagi perjalanan kami dan
berharap segera sampai di pertigaan aer terjun Cibeurum dan puncak Gede. Rasanya sudah sedikit lega kami tiba di pertigaan aer terjun dan
puncak. Berdasarkan peta jarak yang harus kami tempuh adalah 8.xx km
lagi menuju puncak Gede. Perjalanan kami masih santai dan belum banyak
berharap segera sampe puncak, karena memang masih sangat jauh. Entah apa
yang terjadi karena sering istirahat dan saya berpikir ah saya tunggu
di istirahat berikutnya aja ah. Kebegoan terjadi lagi karena saya tidak
memperhatikan sebelum saya istirahat menunggu 4 teman saya yang
tertinggal terdapat percabangan jalur. Damn but true mereka tidak
melwati jalur yang saya lewati dan artinya saya yang menjadi orang
tertinggal dalam kelompok. Tidak terasa saya menunggu sambil dengerin
lagu dan sempet ketiduran mungkin 10 lagu sudah saya dengarkan, what??
10 lagu hampir sejam donk??? kok lama banget mereka!!!
Akhirnya
saya nekat naek sendiri berpikiran saya menunggu di Kandang Badak atau
malah mereka sudah sampe Kandang Badak. Dengan semangat 45 saya geber
perjalanan saya yang tadinya orang melewati saya ketika istirahatpun
(ada sekitar 5-7 rombongan) berhasil saya lewatin kembali. Dan sampe
ketika di tempat sebelum air panas saya ketemu orang yang memberi tahu
bahwa rombongan saya sudah diatas. Beuhhh tau begitu saya makin kencang
mengayuh langkah kaki. Dan ternyata benar setelah melewati aer panas dan
aer terjun melewati beberapa pengkolan dan jembatan akhirnya saya
bertemu rombongan saya lagi :P :D :P :|
huh what the the the......
alhamdulillah kami ber5 kumpul kembali meskipun terlihat dengan sangat bahwa saya sangat capek dan ngos2an.
Setelah
aer terjun adalah pos kandang badak yang biasanya di pakai untuk
sekedar istirahat sambil makan atau bisa juga camp di kandang badak. Makan,
istirahat, dan shalat sudah (kurang lebih satu jam) kami melanjutkan
langkah kaki menuju puncak gede. Terdapat tulisan kekiri menuju puncak
gede 2km (pikir kami 2km adalah 3 jam lagi). Dengan semangat 45 kami
ber5 yang habis mengisi perut dan tenaga akhirnya mempercepat laju
langkah kaki kami. Sejam berlalu masih belum ada tanda2 puncak sudah
dekat, Tanjakan Setan dan berantai pun belum terlihat. Dua jam berlalu
sudah terdengar cerita dari orang yang turun ke Cibodas bahwa tanjakan
setan sudah dekat. 3 jam dari Kandang Badak kami bertemu anak anak
SMA parung, dari mulut mereka terdengar bahwa puncak masih 2 jam lagi. Hahahaha salah satu dari anak anak sma itu ada yang cantik 0.0
(matabelo). Dan ternyata benar setelah 2 jam kami melihat punggung
puncak gunung gede. 15 menit kemudian gerimis dan kabut tebal pun turun
:( bagi saya kabut dan mendung bisa membuat saya nangis karena tidak
ada view yang dapat saya ambil dari puncak gede. karena tidak
memungkinkan ngecamp di puncak maka kami langsung turun menuju Surya Kencana 3 jam perjalan gelap gerimis.
Melewati gelapnya
hutan gunung gede dan sudah tidak terdengar suara rombongan lain,
treakan saya pun tidak ada yang merespon membuat kami ber5 berpikir
apakah kami tersesat???? Setalah istirahat sejenak dan mematikan
senter salah seorang dari kami ada yang melihat sorotan senter dari
bawah. akhirnya kami pun nekat berjalan ke arah bawah dan 5 menit
kemudian kami menemukan tenda salah satu rombongan pendaki :D
alhamdulillah. Kami langsung mendirikan tenda dan bersiap memasak untuk mengisi perut kami yang sudah kosong.
Sambil
makan pun kami sambil merundingkan bahwa beberapa dari kami sudah tidak
sanggup melewati jalur pulang Cibodas. Dan didapatkan hasil keputusan
bahwa kami turun lewat Gunung Putri. Kata orang si kalo naek 4 jam
berarti turun lebih cepat donk atau setidaknya sama bagi kami para
pemula . Tetapi apa daya kami salah perkiraan 4,5 jam kami sampai di
pos pengecekan Gunung Putri. Di pos Gunung Putri kami bertemu rombongan
dari stapala yang tadinya kami berlima sudah daftar ikut trip mereka tapi
apa daya kalo ternyata yang di utamakan adalah mahasiswa Stan. Saya
sendiri sempat mengutarakan kekecewaan saya karena tidak bisa ikut trip
mereka. Tapi kalau di pikir2 lagi dengan mengikuti trip mereka kami
tidak akan merasakan sensasi gila mulai dari ngeteng sampai bener2 naek
gunung tanpa pemandu dan ilmu naek gunung.
Sebelum pulang menuju
cibodas untuk kembalikan tenda dan pamitan sama mas braderrr kami
luangkan waktu untuk shalat dzuhur dan ashar. Dengan tawar menawar angkot dari gunung putir menuju Cibodas kami mendapatkan harga 120 di bagi 5 orang.
Sampai
di Cibodas saya masih mendapat kejutan lagi, kejutan pertama adalah
bertemu 3 wanita perkasa dengan ransel 60liter di punggungnya yang baru
turun dari puncak gede. salah satunya tersenyum kepada saya dan sompil
(yang tersenyum ini lah yang manis :D :D :P 0.0 ). Belum juga sampe
dipos pengecekan saya di kagetkan oleh orang yang saya temui di
perjalanan berangkat muncak eh ni orang udah turun via cibodas??? dan
yang lebih mengagetkan lagi adalah setelah beberapa langkah berpapasan
dia berteriak aku yo wong boyolali massss... ternyata dia membaca kaos
saya yang bertuliskan i love Boyolali. Memang benar kalao kita bertemu
orang sedaerah di tempat yang jauh dari daerah asal kita tu seneng
banget.
Kemudian setelah pamitan sama mas braderrr
kami turun untuk mengembalikan tenda, wiw ternyata yang menyewakan tenda
sudah pulang huh nunggu dia balik lagi ternyata lama juga mana di
tungguin sama angkot carteran pun. Setelah tenda saya kembalikan ktp saya pun kembali pula di tangan saya. Sebelum naek bus menuju Jakarta kami sempatkan makan bubur ayam. Dan dari situlah kami berpisah dengan Ocin. Selama perjalan Cibodas - Jakarta saya tertidur dan seperti tidak merasakan perjalanan lagi mungkin karena sangat capek. Tetiba sudah tiba di Kampung Rambutan saya di bangunkan Endang. Setelah
saya bangunkan Sompil saya turun, loh loh tapi kok sompil tidak ikut
turun??? apa tidur lagi ya dia??? Mungkin Sompil naek bus dari dalam terminal sedangkan kami naek bus Transjakarta (pikir saya emang masih ada ya??) saya Desy dan endang naek bus transjakarta menuju UKI kemudian transit
menuju Grogol dan endang turun duluan di halte jamsostek Gatsu,
sedangkan saya dan Desy turun di Grogol. Di sinilah kebegoan Desy
terjadi lagi, ketika saya sempat mendengar bahwa bus yang menuju lebak
bulus menunggu di tempat turun itu eh desy bilang BUKAN, ternyata desy
belum tau kalau malam transit ke Lebak Bulus memang pindah :P :P . Saya
sempet takut tidak kebagian bus menuju Bulus katrena sudah jam 23.xx,
tapi ketika menunggu duduklah seorang wanita disamping saya. Saya
beranikan lah diri saya untuk tidak punya malu dan mengajak ngobrol mbak
mbak berjaket krem dan berkerudung biru tua itu. Dari hasil ngobrol si
mbak turun di kebon jeruk (searah donk kita...) Dan kata si mbak
kerudung biru bahwa dari Grogol menuju Kebon Jeruk adalah 15 menit, wah
berarti bisa donk maksimal sejam menuju Bulus , mungkin masih ada harapan angkot 08 menuju bintaro di bulus :D :D masih bisa ternsenyum.
Tereeeeennngggggggg.......
ternyata sudah jalan angkot 08 menuju bintaro yang terakhir. Karena
terlihat menunggu maka di hampirilah saya oleh tukang ojek yang meminta
upah 35rebu sampai bintaro (weleh bisa habis duit donk saya), akhirnya
saya ke Ciputat terlebih dulu berharap ada ojek yang lebih murah. Bulus bayar 3rebu dan di Ciputat alhamdulillah ada abang tukang ojek yang mau di bayar 10rebu sampai depan kosan :D :D Terima kasih banyak ya bang tukang ojek :D
dan terkahir dikosan saya bikin lah tulisan ini 01.xx 19 desember 2011
#desy nataliya : suka gak nyambung, telat mikir, sangat perhitungan makanya di panggil CIBE. tapi desy adalah wanita yang kuat pertama kali mendaki gunung tanpa banyak mengeluh :P
#ocin : orang sunda asli asal dari tasik. doi aneh karena suka jalan2 doank tanpa ada tujuan laen seperti dokumentasiin foto, hunting foto. ocin adalah yang paling banyak kentut selama perjalanan. panggilan keren dia adalah SUNBE.
#endang : jawa coret, kenapa jawa coret karena dia berasal dari jawa tapi tidak faseh bahasa jawa. dia kalo tidak ada kamera tidak mau jalan jalan, endangg paling terkenal nekat kemana aja tanpa banyak persiapan (nekatnya lbh mirip spt saya sie)
# sompil : orang asli sukoharjo. sebenernya orangnya unik tapi lebih banyak diem. tapi sekalinya berbuat konyol langsung bikin sekitarnya ngakak dan terheran2. :P
# dan saya sendiri fathur : wah susah kalo ngomongin diri sendiri... silakan nanti kasih penilaian saya tu spt apa hahahaha...
ada daerah Gede Bage juga kan thur di bandung, jadi nemenin daerah Gede Bego...*apeuusiii..komen ga nyambung
BalasHapuswedew jgn kalo gede bage mah buka gede bego itu mah hahahaha pasar wakakakakaka......
BalasHapusini kok yang dipost cuma kebegoan desy ya ckckckckck
BalasHapusdasar aja si mastur itu mah yang norakkkk
BalasHapushahahahahahahahaha
anonim : wew iya ya... lupa tentang kebegoan endang, ocin dan saya sendiri.
BalasHapusjari : wakakakak apa sie luuu???