Pagi itu sehabis shalat subuh saya menuju atap hotel untuk mengecek kondisi langit. Semburat merah mewarnai langit biru kegelapan dengan beberapa gerombolan awan putih kehitaman. Udara pagi yang sejuk tanpa ada hembusan angin, tanpa kebisingan hanya ada kesunyian. Tenang tenteram dan damai yang saya rasakan pagi itu. Perlahan cahaya matahari mulai menghangatkan pagi saya. Semburat merah semakin melebar dan berganti warna menjadi orange diatas kanvas langit biru terang. Anda pasti tau bagaimana di kepulauan ketika matahari sudah bersinar, ya terik matahari terasa begitu semakin menyengat. Waktu sudah menunjukkan pukul 06:30 saya dan Qory turun dari atap kemudian bersiap mencari sarapan dan mulai jelajah darat pulau Wanci.
Sekalian menuju destinasi pertama kami yaitu goa kontamale, kami mampir sarapan nasi goreng di sebuah warung. Nasi goreng yang tidak biasa saya rasakan di tanah Jawa. Ntah lah rasanya tidak asin tidak manis juga tidak pedas. Dua porsi nasi goreng yang aneh dengan dua gelas teh hangat di hargai 60 ribu. Ya saya sudah tidak heran karena memang makanan di kawasan kepulauan Sulawesi Tenggara ini memang mahal sekali. Usai sarapan langsung saja kami menuju telaga goa Kontamale, ya gak mudah memang karena lokasinya agak masuk kedalam kampung. Goa dan telaga yang menjadi satu ini di manfaatkan warga sekitar untuk mandi dan mencuci baju. Meskipun airnya tercemar deterjen namun kejernihan tetap terjaga. Selagi orang tua nya mencuci baju anak anak kecil lelompatan kegirangan ke telaga. Saya yang melihatnya saja ikut bahagia apalagi mereka yang menjalani. Selain ada warga dan anak- anak kecil juga sedang ada beberapa orang dari kelompok tertentu yang sedang melakukan bersih bersih sampah, ya telaga ini cukup tercemar oleh sampah bungkus sampu dan deterjen. Alhamdulillah masih ada orang yang peduli untuk kebersihan telaga dan goa kontamale. Emm jika ada yang pernah ke Goa kristal kupang nah goa kontamale ini mirip dengan goa kristal. Terbayang gak airnya yang jernih biru toska kalau ngeliatnya aja rasanya kayak segar dan ada manis manisnya gtu.
Tak lama kami di goa kontamale kemudian berpindah tak jauh ke goa sebelahnya yaitu tee kasopi. Goa tee kasopi menurut saya justru lebih keren dan saat saya tiba banyak anak kecil yang bermain kejar-kejaran siapa yang tertangkap gantian sebagai yang mengejar. Goa tee kasopi airnya pun juga sangat jernih, meskipun lokasinya dekat dengan laut tetapi airnya adalah air tawar segar dan dingin. Di goa tee kasopi kami sekedar foto foto dan melihat tingkah kocak anak anak kecil yang sedang bermain. Sedikit ambil foto dan video kemudian kami pindah bergeser menuju pantai sombu.
Dalam bayangan saya sebelumnya karena ada embel embel “sombu dive shop” saya pikir yang boleh masuk dan cebur ceburan di pantai hanya tamu dari sombu dive shop. Kalau dengar cerita dari teman yang sudah duluan kesini katanya underwaternya sekitar jetty ini sudah bagus banget tak perlu sewa perahu untuk hoping island atau harus menyelam ke spot diving. Pantai sombu atau dermaga sombu sama aja lah ya terserah mau di namai apa. Pantai sombu merupakan salah satu dive spot yang ikan dan terumbu karangnya beragam dan warna warni. Bagi yang tidak bisa diving atau dananya gak ada seperti saya bisa kok cukup snorkling di sekitar jetty. Oke saya ceritain tentang underwaternya dulu aja yah. Sekitar jetty sombu ini karena airnya yang bening dan cukup tenang ( saat itu angin barat cukup kencang, bagusnya pas teduh lebih tenang airnya) air yg bening visibility jadi clear dan bagus banget. Saya lihat ada berbagi jenis ikan, ada ikan jenis nemo, ikan aligator, ikan orange, ikan kuning, ikan biru, ikan ijo, ikan merah, ikan hitam, ikan putih wakakak saya tidak tau nama ikannya. Untuk terumbu karang pun juga beragam tidak hanya hard coral namun ada juga soft coral yang cantik. Selain itu juga ada sea-fan pink yang juga indah melambai lambai. Karang meja yang besar juga ada dan saya lihat masih utuh tidak pecah atau patah. Untungnya saya nyemplung masih tergolong pagi yaitu pukul 10.00 angin belum terlalu kencang dan arus air belum kencang sehingga air cukup jernih. Saat saya snorkling ada juga yang sedang diving di sekitar jetty, sayangnya yang snorkling saya cuma sendirian. Karena arus cukup mengombang ambingkan saya yang baru satu jam nyemplung sudah mulai lemas, dasar lemah!!! Iya saya akui saya lemah sudah tak seperti dulu bisa berjam jam betah snorkling mengapung di tengah laut. Bukan hanya itu bahkan kemampuan frerdive saya yang dulu masih sanggup sampe kedalaman 5-6 meter di sombu ini baru 3 meteran aja udah engap butuh nafas bantuan huft. Yaudah daripada lemas dan was was kalau saja tetiba ada hiu lewat melihat saya tak berdaya bisa di sikat miring akhirnya saya mentas naik ke atas pentas, eh salah ke atas jetty maksudku. Jadi bagus gak thur underwaternya sombu jetty? Bagus banget serius bagus, apalagi kalau kamu datang di waktu yang tepat pasti air dan arusnya bersahabat jadi airnya sangat jernih. Nah info ibu di simbu dive shop alias kantin bagusnya datang bulan 2-5 dan juga bulan 9-1.
Nah habis cebur cebur di sombu jetty saya dan qory lanjut ke pantai sebelahnya yaitu pantai waha yang lokasinya tak jauh kira kira butuh 10menit saja dari sombu. Tipikal underwaternya cukup renggang jika di banding sombu, selain itu juga banyak bulu babi nya saya jadi merinding sendiri trus segera mentas ke atas pentas, eh maksud saya ke atas jetty. Alhamdulillah di bulan desember yang tergolong musim hujan kami selama di wangi wangi di beri keindahan langit yang aduhai. Air biru toska pantulan langit biru berhias awan putih bergaris bergerombol. Di pantai waha ini arus nya lebih tenang daripada di sombu sayangnya ikan dan karangnya cukup jarang. Kalau melihat informasinya sih waha merupakan salah satu spot diving dan ada e spot berdekatan sekitar waha, ya bisa jadi waha ini lebih cocok untuk diving. Pada saat saya di waha banyak anak kecil sedang bermain air saling serang sambil tertawa terbahak bahak. Saya mencoba membaur dan sayangnya saya di cuekin wakakak mungkin sudah terlalu tua jadi mereka kurang wellcome ???.
Selain langit biru air bening dan teriakan tawa anak anak kecil pemandangan di pantai waha ada beberapa kapal perahu kecil yang sedang bersandar. Sepintas saya melihat ke segala arah pantai rupanya belum terlalu padat perahu atau kapal nelayan yang ada di laut kepulaun wakatobi. Ya sebaiknya sih tetap sedikit saja biar tidak terlalu riuh ramai.
Karena mulai bosan saya dan qory lanjut ke tujuan berikutnya, yaitu pantai mata air seratus. Kenapa disebut mata air seratus? Ya memang di pantai ada mata air yang jumlahnya sangat banyak oleh warga sekitar disebut saja mata air seratus. Bukan sampai disitu keunikan pantai mata air seratus atau mooli sahatu, namun air yang keluar dari mata air nya adalah air tawar. Entah darimana datangnya mata air tawar di pinggir pantai ini, tapi memang bebar rasanya tawar saya sendiri sudah mencicipinya. Pantai yang tergolong sepi dan masih bersih. Pantai dengan garis pantai yang tak terlalu panjang juga tal terlalu banyak pasirnya. Lokasinya pun masih memyembunyi sehingga masih banyak yang tidak tau keberadaannya. Jika ingin ke pantai mata air seratus sebaiknya sering sering tanya sama warga sekitar ya biar gak kebablasan atau nyasar.
Nah setelah dari pantai waha dan mooli sahatu kami mampir pantai yang gak tau namanya. Pantai ini ngumpet dan di depan tidak ada info identitas nama pantainya. Yang bikin penasaran adalah banyak mobil terparkir di pinggir jalan dekat pantai ini. Hanya ada jalan setapak cukup untuk masuk satu motor kira kira sepanjang 150 meter. Karena penasaran kami parkir motor sebentar kemudian masuk ke arah pantai yang memang aksesnya cuma satu yang kami lewati. Ternyata pantai yang letaknya ngumpet ini sudah ramai oleh warga sekitar yang sedang berlibur benar benar pikenik. Warga sekitar sedang bakar2 ikan di balebale asapnya menjadikan kesan emm mistis sih enggak tapi kayak serasa sedang di pedalaman atau hutan gtu. Orang dewasa membakar ikan ada juga ayam dan menyiapkan segala makanan sedangkan anak anak kecil pada asik bermain di pantai. Ya memang sangat cocok jika pantai ini untuk beesantai apalagi bersama keluarga. Suasana yang tenang teduh rindang membuat yang datang nyaman dan menikmati. Garis pantai yang tak panjang serta pantainya atau pasir pantai yang biasanya untuk bermain main pun juga tak luas. Di belakang balebale berdiri tegap batuan tebing di tumbuhi s
Baiklah setelah dari pantai tanpa nama kami lanjut ke destinasi berikutnya. Tujuan kami adalah puncak wanginopo atau puncak toliamba. Dari pantai tanpa nama kami membuka gmaps dan mengarahkan ke puncak toliamba. Estimasi perjalanan dalam gmaps adalah 1jam 30 menit. Langsung saja saya ikuti petunjuk gmaps yang dibacakan oleh Qory. Dari pantai tanpa nama atau waha kami ke arah hotel kemudian belok kekiri kearah bandara matahora. Setelah tiba di persimpangan ke arah kantor dprd dan bandara matahora kami diarahkan menuju kantor dprd. Setelah melaju beberapa ratus meter gmaps menunjukkan ke arah kanan masuk jalur penambangan batu kapur. Saya ikuti saja mungkin ini jalan potong yang lebih cepat. Masuk ke dalam melewati beberapa kebun warga dan berujung di penambangan batu kapur di tengah perkebunan/hutan gundul. Rupanya kami nyasar entah dimana karena di gmaps ada jalan menuju puncak toliamba sedangkan realnya jalan buntu. Untuk kesekian kalinya saya di sasarkan oleh gmaps. Setelah bertanya kepada salah seorang penambang kami di sarankan untuk kembali ke jalan raya Dprd dan lurus terus keatas sampai ketemu perkampungan 2 kali. Yasudah saya ikuti saran bapak penambang, setelah melewati kantor dprd kami melintasi perkampungan yang masih di dominasi bahkan hampir semua rumah masih berupa rumah panggung dari papan kayu. Namun meskipun begitu tak sedikit yang parkirannya berisi sebuah dua buah mobil baru. Selain perkampungan yang asri dan damai ternyata warga sedang ada hajatan besar makanya jalan ramai terpakir banyak mobil pribadi juga mobil pejabat. Kami baru ingat rupanya hari itu adalah hari jadi Wakatobi. Kami terus saja melaju perlahan melewati hajatan hajatan warga kampung sembari menebar senyum ramah untuk mereka. Usai melintasi perkampungan pertama kami masuk kembali ke hutan yang masih sangat lebat dan heterogen. Jalan lumayan naik turun dan berkelok dengan kanan kiri hutan yang tumbuh pepohonan rindang. Beberapa belas menit melewati hutan kami masuk ke perkampungan kedua dan rupanya sama di kampung kedua juga banyak yang sedang melaksanakan hajatan. Karena ragu kami bertanya kepada salah satu warga yang sedang bersantai di tepi jalan, menurut info yang kami dapat puncak toliamba masih sekitar 30 menit mengikuti jalan. Di ujung jalan kampung kedua ini terlihat ada tikungan dan jalannya menurun nah setelah tikungan itulah puncak toliamba. Dari puncak toliamba terlihat pantai juga hutan yang masih lebat dan rindang. Di puncak ini sengatan matahari terasa begitu panas. Tak lama karena juga kerasnya cahaya matahari membuat pemandangan kurang teduh kami pun segera turun ke arah Goa kontamale. Dari puncak toliamba ternyata cuma 15 menit turun sampai di Goa Kontamale. Karena di goa kontamale masih ramai kami pindah ke goa tee kasopi dan sekalian berenang disana. Airnya bening juga segar tentunya bikin betah berenang maupun berendam di tee kasopi. Sambil melihat keseruan anak anak kecil sekitar goa tee kasopi yang sedang bermain kejar kejaran saya ambil beberapa foto dan video. Terbayang kan pastinya di goa telaga berair jernih bening hijau kebiruan ramai anak anak kegirangan bermain kejar kejaran. Saya saja yang melihat ikut merasakan kebahagiaan mereka. Senyum di bibir diikuti senyum dalam hati melihat mereka. Semoga telaga goa tee kasopi dan kontamale terus terjaga