Rabu, 23 April 2014

Santolo, Bandung - Garut Via Pengalengan

Terbayang- bayang bagaimana indahnya jalur meliuk- liuk Bandung – Garut via Pengalengan dari hasil membaca dan mendengar cerita teman yang sudah dulu menikmatinya. Semakin penasaran sayapun mencari informasi dan bacaan tentang jalur tersebut lebih banyak. Beberapa blog dan web telah memberikan cukup informasi yang akhirnya saya memutuskan untuk segera menikmati indahnya jalur Bandung- Garut tersebut. Sesuai rencana bersama adik kelas saya bernama Salman Farozi di kampus Telkom dayeuhkolot kami berangkat selesai Shalat Jumat. Meninggalkan Dayeuhkolot pada 14:00 dan memulai petualangan serasa bernostalgia dengan jalur pengalengan yang berkelok- kelok dan naik turun ciri khas jalur pegunungan. Perjalanan pun tak lancar dan mulus begitu saja sampai di garut, ya karena kami harus berteduh sejenak di mushola depan situ cileunca. Hujan deras turun dari 100 meter sebelum kami sampai di mushola hingga sejam kemudian. Selesai shalat ashar dan hujan reda kami melanjutkan perjalanan agar tidak kemalaman tiba di Garut. Lepas dari Situ Cileunca pada 15:45 dan dengan laju motor tak begitu kencang karena jalanan licin dan berkelok kelok membuat kami harus sangat berhati hati. Beberapa puluh menit kami tiba di daerah perkebunan Teh Cukul, ya Perkebunan Teh yang asri dan indah menyejukkan mata dan inilah view pertama yang katanya memanjakan mata itu. Selama 30 menit kami memang di buai oleh dinginnya udara serta hijaunya pemandangan bagaikan karpet hijau membentang. Dan mulai meninggalkan Perkebunan Teh Cukul kami menjumpai jalur pegunungan dengan sisi kanan kiri adalah jurang- jurang lembah berlipat lipat sungguh menakjubkan apalagi saat itu kami melintasi jalur tersebut sudah memasuki waktu senja sehingga cahaya keemasan mulai membakar kabut dan awan di sekitar lembah dan perbukitan. Lanjut terus dan tak lama kemudian kami memasuki kawasan pedesaan yang tenang dan damai entahlah rasanya seperti ” in the middle of nowhere “. Rumah penduduk yang sederhana jauh dari kemewahan dan kemegahan namun terpancar kedamaian dari dalamnya. Rumah- rumah dari papan dan beratapkan genteng sebagian lagi beratapkan rumbia. Rumah- rumah beberapa berupa rumah panggung dengan di samping serta belakang rumah berupa persawahan dan sungai kecil mengalir air yang jernih. Kumpulan rumah dengan di pisahkan hutan serta lembah dan perbukitan benar rasanya saya sedang entah di mana. Rasanya ingin berhenti dan tinggal sejenak menikmati semuanya. Udara dingin, sawah dengan teraseringnya, sungai berair jernih dan perbukitan berlipat lipat benar- benar memanjakan mata. Kembali lagi ke perjalanan lupakan dulu angan angan barusan, ya kami sudah tiba di daerah Cisewu Garut Jawa Barat. Setibanya di Cisewu pula lamunan saya tergusur oleh tetes air hujan yang tiba tiba turun dengan deras. Bersyukur kami temui rumah terakhir di desa cisewu tersebut dan berteduh lagi sebentar. Rumah papan kayu dengan penggung tidak begitu tinggi terletak di pinggir jalan yang di depannya terdapat warung kecil- kecilan menyediakan mie instan, gula, teh, kopi, beras dan beberapa sembako sederhana lainnya. Sambil menunggu hujan reda saya memesan kopi hitam panas agar tidak kedinginan. Tak lama hujan sudah berhenti dan waktu masih menunjukkan pukul 17:15 kamipun bergegas segera melanjutkan perjalanan. Sambil menikmati sunset kami menghabiskan jalur khas pegunungan berkelok dengan kanan kirinya jurang hingga magrib tiba di daerah Ranca Buaya. Karena sudah gelap dan katanya jalur dari Ranca Buaya menuju pantai Santolo masih sering terjadi pembegalan maka kami memutuskan untuk mencari masjid untuk menginap semalam sebelum melanjutkan ke Pantai Santolo.

Mampir di Cukul

Jalur Cisewu Garut

Perbatasan Pengalegan Cisewu

Cukul

Perkebunan Teh Cukul

Narsis Di Perkebunan Teh

Selesai shalat subuh kami pun segera bergegas meninggalkan masjid Ranca Buaya, langit masih gelap dan terlihat ada semburat milky way di arah timur atas. Sebagai jalur pembukaan menuju Santolo memang jalannya masih mulus dan terlihat baru namun setelah beberapa belas menit jalan berubah menjadi ancur dan tidak karuan. Dengan jalan yang kadang bagus kadang hancur membuat kami benar benar galau, ya galau karena pengen ngebut agar segera sampai agar tak tertinggal oleh sunrise namun belum puas ngebut jalan kembali hancur. Satu setengah jam lamanya kami baru tiba di Pantai sayang heulang yang rupanya kami kebablasan namun tak apa kami nikmati saja dulu pantainya.

sisa sunrise Sayang Heulang

cahaya keemasan

 

Sampai jam menunjukkan pukul 07:20 kami sudahi untuk menikmati pantai Sayang Heulang dan melanjutkan ke tujuan utama yaitu pantai Santolo. Pantai Santolo adalah sesungguhnya sebuah pulau kecil tapi bukan pulau juga karena jarak pulau Santolo dengan Pulau Jawa hanya di pisahkan oleh sungai lebarnya 20 meter. Untuk menyebrang ada perahu nelayan dengan membayar 5000 pergi- pulang cukup murah untuk sekedar mengobati rasa penasaran bagaimana sebenarnya pulau Santolo itu. Karena sudah siang saya melihat pantai santolo biasa saja dan masih mirip karakter pantainya dengan pantai sayang heulang terlalu banyak karang dengan sedikit pasir di pinggirnya. Hanya sebentar saja menikmati Pulau Santolo dan segera kami meninggalkannya.

nelayan Santolo

nelayan

Ya kira- kira seperti itulah perjalanan singkat saya menuju Pantai Santolo via jalur Pengalengan. Jalan- jalan kali ini lebih menikmati touringnya daripada destinasinya. Jalur Pengalengan- Ranca Buaya Garut yang sesungguhnya memikat hati saya. Namun sayang sekali tak banyak foto di jalur perjalanan tersebut.

Menuju Pulau Santolo

Sabtu, 08 Februari 2014

Perburuan Api Biru

737639856248361

Tepat hari ke sepuluh kami di bali ya tepatnya saya dan Hafiz, kemudian disusul Hendra yang ikut pulang bareng dari bali overland menuju Jakarta. Dari bali kami tidak langsung menuju jakarta namun sengaja mampir di beberapa persinggahan. Dengan mengarungi selat bali diatas kapal fery kami melihat daratan Banyuwangi dan sejuta pesonanya yang siap menghipnotis kami. Masih sore kami sudah merapat ke daratan pesisir kota Banyuwangi, kota yang tidak terlalu ramai dan hanya sebatas menjadi transit orang yang melakukan penyebrangan ke Bali baik untuk wisata atau lainnya. Kota yang cukup tenang dari kebisingan dan kemacetan, kota yang bersih dan asri. Sekejap kami terhipnotis oleh eloknya Banyuwangi yang kemudian tersadar oleh pak Didik yang sudah siap menjemput kami dan mengantarkan ke hotel. Sembari menyusuri kerlap- kerlip malam hari Banyuwangi pak Didik mendongeng mulai dari awal mula Banyuwangi, kantor kabupaten, kemudian kerajaan blambangan, jalur erek-erek dan macan lelembut di Ijen. Tanpa terasa jeep pak Didik sudah berhenti di depan sebuah hotel, Hotel Baru namanya harga yang cukup murah untuk semalam. Cukup sebentar istirahat kami sebelum akhirnya menanjak menuju kawah ijen melihat si api biru. Tidur mulai dari jam 21:00 dan di bangunkan pada 01:00 karena saat yang tepat adalah pukul 3 pagi untuk melihat api biru. Diantarkan driver pak Didik dengan jeep 4WDnya kami tiba di pos terakhir sebelum pendakian pukul 02:00. Kali ini memang berbeda dengan setahun yang lalu saya datang sendiri dan mendapat tumpangan menginap gratis bahkan tiket masuk serta ijin kamera pun juga gratis namun kali ini saya membayar tiket dan ijin kamera datangnya pun naik jeep. Setelah selesai mengurus tiket masuk kami bertiga segera mendaki menuju kawah ijen dan sumber api biru. Tak terasa sudah satu jam pendakian dan baru sepertiga perjalanan. Perlahan namun pasti sambil menikmati segarnya udara dingin serta nyanyian jangkrik dan belalang di terangi pantulan cahaya bintang. Memang malam dan tak ada sumber cahaya selain senter yang kami bawa namun cahaya langit cukup memberi penerangan sehingga kami tetap dapat menikmati indahnya ijen malam hari. Setelah berkelok kelok dan tanjakan kami lewati tanah datar menyempit pun menandakan kawah sudah dekat dan tinggal menuruni jalur penambang belerang dari kawah. Kami tiba di waktu yang tepat yaitu sekitar pukul 03:30 api biru masih menyala dengan gagahnya dan garangnya. Perlahan matahari menampakkan sinarnya seiring mengusir warna biru sumber api kawah ijen. Pukul 05:00 api biru perlahan mulai tak nampak dan sebaiknya segera naik menuju bibir kawah untuk menikmati keindahan lain dari kawah ijen. Danau kawah berwarna hijau dengan awan putih pekat di sertai semburat pelangi diatasnya menjadikan pemandangan pagi itu begitu sempurna. Ranting pohon yang telah mati terbakar oleh asap belerang menambah keangkuhan sang kawah. Dijadikan sebagai foreground maka akan menambah sedikit ciamik foto yang dihasilkan. Tanah bercampur belerang berwarna kuning ke oranyean ranting pohon terbakar warna hitam air kawah hijau muda semburat putih dan langit biru dengan awan putih pekat. Tidak lupa pelangi menggaris diatas kawah benar memang indah ciptaan Tuhan yang Maha Esa. Mata ini adalah ciptaan Tuhan yang tak tergantikan oleh kamera secanggih apapun karena hasil foto sedahsyat apapun tak sanggup menandingi rekaman oleh mata. Tuhan INDONESIA ini begitu indah, sadarkan orang- prang ini agar tetap menjaganya <3.

Bluefire

737646842914329

742396289106051 742396792439334 742399772439036 742400132439000

Api Biru dalam Ganasnya

 

Langit berwarna biru meskipun tak cerah dan berhias awan putih pekat namun ada segoresan pelangi menambah sempurnanya alam ijen pagi itu, dengan di bawahnya air danau kawah yang hijau tenang seolah memberikan kedamaian bagi yang melihatnya. Kepulan Asap belerang bukan menutupi keindahan namun menyeimbangkan bahwa di balik kecantikannya ada hal lain yang harus di waspadai dan sewaktu waktu dapat berbahaya.

742526345759712

742526392426374

 

 

Penambang Belerang yang bekerja 20jam dalam sehari 5 hari dalam seminggu

 

742525982426415

Selasa, 04 Februari 2014

Bersenang- Senang

Ngomongin cara bersenang- senang memang gak akan selesai jika di bahas di blog ini. Setiap orang punya caranya masing- masing dalam bersenang- senang. Oke yang saya tau ya diantara sekian banyak cara bersenang- senang adalah jalan- jalan, shoping, maen game, bernyanyi, main musik, nggambar, menulis, motret, bikin film, maenan mobil atau motor, dugem, mabok- mabokan, maen cewe, olah raga, dan masih banyak lagi yang intinya bisa bikin seneng hati. Tapi saya tidak akan bahas semua yang membuat senang itu namun saya cuma ingin sedikit mengulas tentang cara bersenang- senang dengan jalan- jalan. Dengan jalan- jalan bisa melakukan beberapa kesenangan dalam satu waktu. Motret lanskap, bikin film, menulis, mendengarkan musik, atau sambil bikin lagu ketika jalan jalan sangat bisa di lakukan. Beberapa aktivitas yang sering saya liat ketika orang pada jalan jalan adalah memotret, mendengarkan musik dan menulis. Jika di tengok ke belakang beberapa belas tahun lalu saya sangat jarang menemukan muda mudi sedang travelling ria sebagian besar adalah anak sekolah yang sedang study tour, kemudian karang taruna sebuah desa, atau kantor yang sedang refreshing berbarengan namun jarang sekali saya temui pejalan sendiri atau dengan grup kecil. Bisa jadi perkembangan media jaman dulu belum seheboh sekarang yang apa apa mudah dan cepat untuk mengunggah foto dan berbagi. Tidak mengherankan jika kini jalan- jalan atau traveling menjadi style. Mulai dari remaja dewasa hingga orang tua banyak yang menjadikan traveling menjadi lifestyle mereka. Sekarang bisa di bilang fasilitas di setiap daerah sudah sangat memadahi jika di bandingkan beberapa belas tahun yang lalu, mulai transpotasi, penginepan hingga tempat makan.

Jalan- jalan tidak hanya untuk beberapa orang tertentu saja namun untuk siapa saja yang menghendaki. Jalan jalan atau saya akan gunakan kata traveling bisa di kategorikan menjadi beberapa. Traveling untuk orang yang duitnya banyak, cukup dan sedikit alias mepet kemudian traveling dengan EO atau independent, dan traveling dengan banyak orang, sedikit orang atau bahkan sendiri/ solotravel. Disini saya tidak akan bermaksud membeda bedakan tentang orang- orang namun cuma ingin berbagi cerita saja tentang para pejalan/ traveler. Oke mari di bahas satu satu tentang mereka para traveler

==========================================================================

===========================================================================

Traveler yang berduit banyak, ya orang jenis ini bebas menentukan apa saja yang mereka mau. Traveler jenis ini bisa beas memilih transpotasi jenis apa, penginepan seperti apa, makan makanan apa saja bahkan bebas juga mau menggunakan EO atau mengurus sendiri perjalanannya. Pertama di mulai dari transpotasi, si kaya bebas donk mau naik pesawat atau naik bus tapi kalau duitnya banyak mah sebaiknya naik pesawat ya untuk perjalanan jauh daripada capek di jalan :D. Untuk penginepan juga bisa memilih hotel berbintang atau cukup sekelas losmen yang murah tergantung selera juga. namun tidak ada salahnya orang kaya mencoba penginepan yang sederhana karena tidak semua daerah di indonesia ini tempat wisatanya sudah mendukung hotel berbintang. Untuk masalah makanan juga sama halnya dengan hotel karena tidak semua tempat wisata di indonesia sudah siap dengan resto- resto mewah jadi sebaiknya biasakan diri dengan makanan sederhana. nah lanjut ke bagaimana mengurus perjalanan, bagi yang sudah sering jalan- jalan biasanya meskipun banyak duit mereka memilih jalan sendiri tanpa EO atau kalau sedang malas bisa ikut EO atau trip gabungan. EO atau agen travel atau biasanya yang sedang trend saat ini adalah trip gabungan yang memfasilitasi bagi orang- orang yang ingin jalan- jalan namun bingung bagaimana caranya, dengan siapa saja akan naik apa dan seterusnya. Trip gabungan sekrang menjadi pilihan kedua setelah traveling dengan mengurus sendiri.

Traveler berduit secukupnya atau sedang- sedang saja, biasanya traveler ini suka menggabungkan jenis transpotasi, menu makanan, dan persinggahan. Beberapa traveler medium ini akan naik pesawat namun yang promo kemudian di sambung naik bus atau kereta. Biaya dengan menggabungkan jenis transpotasi seperti yang di lakukan traveler medium ini cukup menekan pengeluaran. Untuk selera makan traveler model ini biasanya yang paling flexibel.Maksudnya jika pada saat di tempat yang tidak ada makanan murah maka perut mereka akan menyesuaikan dengan makanan mahal 😛 dan jika ada yang murah maka otomatis lidah mereka akan merasakan makanan murah. Untuk penginepan tetap akan mencari yang lebih murah karena hanya untuk istirahat beberapa jam saja. Apakah traveler jenis ini akan menggunakan EO atau tidak? beberapa diantaranya lebih banyak mengikuti trip gabungan ketika ingin ke sebuah tempat yang harus dengan rombongan dan saat itu tidak mempunyai teman jalan yang banyak. Traveler menengah ini masih tidak bermasalah dan oke oke saja kalau harus ikut trip gabungan atau agen travel.

===========================================================================

===========================================================================

Traveler jenis kepepet namun tekadnya sangat kuat dan nekat, mungkin ada yang menyebutnya nekat traveler. Diantara traveler berduit banyak dan menengah inilah traveler yang paling nekat dan menghalalkan segala cara eits maksudnya bukan trus yang haram haram di hajar aja karena dianggap halal tapi caranya yang nekat saya anggap menghalalkan segala cara. Karena keterbatasan duit traveler ini akan memilih jasa transpotasi yangpaling murah dan biasanya adalah kereta serta bus ekonomi bahkan jika masih dirasa berat mereka memilih numpang truk atau kereta barang, namun kereta barang jaman sekarang sudah tidak ada yang boleh di tumpangi. Ngomongin kereta barang jadi inget cerita ayah dulu suka numpang kereta barang jika berangkat kuliah dari delanggu ke solo. Lanjut masih di transpotasi untuk traveler mepet ini, ya biasanya karena terbatas dana mereka harus punya konsekuensi lain yaitu waktu yang lebih lama. Bagaimana tidak jika mereka harus menumpang kan tidak bisa menuntut truk tumpangannya ngebut atau pelan mereka harus nurut sama truk yang di tumpangi. Baiklah lanjut ke masalah penginepan apakah mereka mau di hotel berbintang? tentu saja mau asalkan gratis hahaha ya hotelnya yang gak mau menerima, makanya mereka pakai hotel berbintang yang benar- benar menampilkan bintang bintang diangkasa. Jika ada persiapan biasanya mereka nenda jika tidak membawa tenda dan ada mushola, pom bensin, gazebo mereka akan memilih itu semua daripada bernyenyak di hotel. Konon katanya mimpinya lebih indah ketika tidur di tenda, pom bensin, mushola atau gazebo sebuah warung. Kemudian untuk masalah makanan biasanya yang niat akan membawa kompor portabel untuk memasak sendiri atau jika tidak ya akan mencari makan yang paling murah. Sisi serunya kadang satu porsi makan bisa di makan berbarengan dalam satu grup bisa jadi satu makanan dimakan bertiga atau berempat dan itu lebih nikmat. Untuk masalah menggunakan EO atau enggak mereka akan menempatkan EO atau agen travel di pilihan paling akhir atau kondisi paling kepepet. Dan rata- rata traveler kepepet ini pergi dengan beberapa teman atau bahkan sendiri.

===========================================================================

==========================================================================

Dari kategori karena ” Uang ” lanjut ke kategori berikutnya yaitu mengurus perjalanan sendiri atau dengan EO. Di pembahasan sebelumnya sudah di singgung tentang mengurus sendiri atau menggunakan EO. Menggunakan EO atau agen travel ada enaknya ada juga tidak enaknya. oke bahas enaknya aja dulu, dengan EO/ Agen travel enaknya tidak usah bingung memikirkan transpotasi, penginepan, makanan. Sudah mendapatkan paket perjalanan yang compact dan tinggal menikmati dengan tenang. Mendapatkan perngalaman baru ( yang saya alami ) dan jika tidak sesuai harapan bisa kompalin ke EO/ Agen. Tidak enaknya apa ya? tidak bebas menentukan mau seberapa lama di suatu tempat karena EO juga punya waktu di setiap spot wisatanya. Kemudian semuanya sudah di jadikan dalam satu paket namun ada kemungkinan juga untuk di ubah paketnya. Nah jika dalam ikut EO/ Agen ini ternyata dalam bentuk trip gabungan maka akan beda juga rasanya seperti apa. Pengalaman saya pernah ikut trip gabungan adalah enaknya bisa dapat pengalaman baru, gak bingung mikir ini itu, dapat kenalan baru, lebih murah jika di banding ngetrip sendiri dan tidak enaknya cuma satu saya harus nurut dengan itenery dan jadwal yang sudah ada. Jika kurang percaya kepada agen atau EO bisa menyusun sendiri dan menentukan sendiri perjalanan kita. Enaknya bisa bebas memilih alat transpotasinya mau seperti apa sampai penginepan dan makanan yang kita makan. Selain itu juga bebas mau berapa lama dan mau kemana aja tempat yang kita tuju. Namun konsekuensinya adalah mulai dari awal diri kita sendiri yang mengurusnya dan itu lumayan membutuhkan tenaga dan pikiran serta cukup membuat bingung. Belum lagi jika perjalanan di lakukan sendiri maka pengeluaran biasanya lebih membengkak jika di bandingkan ikut trip gabungan. Bisa jadi saat harus menyewa perahu, sewa ojek, sewa guide, sewa homestay yang bisa di pukul rata saat dengan beberapa orang harus di tanggung sendiri. Saya sendiri sudah mengalami keduanya dan sebenarnya tidak ada masalah yang penting tujuan dari jalan jalan itu adalah senang- senang.

Dan yang ini adalah bagaimana jika traveling dengan orang banyak, sedikit atau bahkan sendiri. Baiklah dimulai dengan traveling dalam jumlah banyak, kali ini kita hilangkan istilah EO atau tidak batasan masalahnya adalah pada jumlah orang. Traveling dalam jumlah banyak tidak hanya di lakukan oleh siswa yang sedang study tour atau kelompok karang taruna sebuah desa namun bisa saja sebuah trip gabungan yang diantara pesertanya belum saling kenal. Traveling dalam jumlah banyak biasanya, ” biasanya” loh ya biasanya selain buat menambah kenalan juga untuk menekan budget karena pengeluaran apapun akan di pukul rata sehingga bisa menjadi lebih murah. Selain itu juga akan menambah pengalaman bagi setiap pesertanya. Namun itu semua tidak lepas dari ketidaknyamanan yang namanya dengan orang banyak salah satunya adalah menyatukan isi kepala yang berbeda- beda. Karena setiap orang merasa punya kesempatan untuk usul dan seringnya perbedaan pendapat ini yang membuat beberapa orang yang pendapatnya akhirnya tidak di setujui akan kurang nyaman dalam perjalanan. Koordinasi pun menjadi tantangan yang lain yang harus di hadapi selain menyatukan persepsi. Berbeda jika traveling dengan beberapa orang saja bisa jadi 3-6 orang saja. Dalam hal sharing budget tetap bisa di lakukan dan pengalaman baru juga tetap dapat di peroleh bedanya dalam menyatukan isi kepala traveling grup kecil ini lebih meruncing alias lebih mudah menyatukan pendapat. Nah lain hal lagi jika solotravel inilah yang paling beda. Mulai dari awal hingga akhir semuanya berbeda, transpotasi hingga penginepan akan di pikirkan sendiri dan di tanggung sendiri. Pengalaman yang di dapat juga berbeda bukan dapat kenalan dengan sesama peserta trip namun akan mendapat kenalan baru di setiap perjalanan yang di lalui. Dalam menentukan tujuan dan memutuskan mutlak menjadi hak si solotraveler jadi bebas mau kemana mau dimana mau apa dan mau seperti apa. Memang terkadang akan merasakan kesepian namun setidaknya jika punya kamera akan bermain dengan kameranya, jika penulis maka akan bermain dengan buku dan pena dan jika cuma iseng jalan jalan sendiri tanpa teman apapun maka ada warga lokal untuk dijadikan teman ngobrol. Tidak sedikit info dan pengetahuan baru yang di dapat tentang daerah yang sedang di kunjungi. Terkadang destinasinya pun tidak menjadi hal utama bagi si solotraveler ini namun bisa jadi perjalanannya yang lebih berkenang. Bisa jadi begitu sampai di destinasi cuaca sedang mendung atau bahkan hujan namun dalam perjalanannya dia menemukan banyak hal yang menyenangkan dan menenangkan dan itu adalah pengalaman baru yang terkenang. Dan satu bagi saya ketika solotraveler bisa membuat sangat rindu kepada rumah dan orang tua.

Nah itulah beberapa pendapat saya tentang jalan- jalan semua yang diatas bisa saja berbeda dengan pendapat kalian para pembaca :D. Dengan tidak ada maksud membeda bedakan atau bahkan memecah belah kalau kata seorang teman ” dengan siapa anda berjalan, seperti apa anda berjalan, kemana anda berjalan pilihan ada di tangan anda sendiri “. Bagaimana dengan kalian mau seperti apa adalah pilihan masing masing dan saya pribadi sudah merasakan semuanya, mulai dari jalan- jalan study tour, karang taruna, ikut trip gabungan, pakai EO, dengan beberapa teman, sendiri, naik pesawat, naik bus, naik kereta, numpang truck, nginep di pom bensin, nenda, hotel berbintang sampe losmen, makan di restoran dan makan di warung semuanya tidak masalah yang penting jalan jalan tadi tidak lepas dari tujuan utama yaitu senang- senang.