Jumat, 31 Oktober 2014

Beberapa Tips Saat LongTrip

Berhenti sejenak menulis tentang sebuah tempat dan perjalanan, mencoba menyelingi dengan berbagi Tips dari pengalaman pribadi. Tentunya teman- teman pernah berpergian jauh dan dalam jangka waktu yang lama, jika belum pernah mungkin suatu saat ingin melakukannya. Baiklah kali ini saya ingin berbagi tentang sebuah perjalanan yang jauh dan dalam waktu lama.

Pastinya ketika akan melakukan perjalanan yang jauh dan lama kita harus mempersiapkan segala sesuatunya dengan matang. Diantara sederet persiapan yang begitu banyak berbanding lurus dengan jauh dan lamanya perjalanan ada beberapa yang menjadi perhatian utama. Diantaranya adalah sebagai berikut.

1. Survey dan riset ala detektiv lewat dunia gugel/ maya

Untuk mengetahui sebagian besar atau sedikit gambaran tempat yang akan kita tuju tentunya kita harus tau akan seperti apakah tempat tujuan kita itu. Hal ini dapat di lakukan dengan mencari informasi sebanyak- banyaknya baik lewat internet atau bisa juga bertanya kepada orang yang sudah pernah mengunjunginya. Jika bertanya terkadang akan mengganggu waktu si empunya kisah maka alternatifnya adalah gugling sendiri. Apa saja yang perlu di gali di internet tentang tempat tujuan kita?, yang pertama transpotasi di daerah itu bagaimana? transpotasi dapat berupa transpotasi umum atau bisa juga rental untuk private trip. Kemudian Penginapan? apakah tersedia banyak penginepan yang sesuai dengan kriteria kita? di beberapa daerah yang pemandangan alamnya surga belum tentu sudah di bangun hotel berbintang yang ada hotel bermilyar bintang. Jika tidak ada hotel kamu dapat menumpang di rumah warga atau di kantor polisi ataupun di kantor pos penjagaan/ satpam. Lanjut berikutnya adalah tentang makanan, ya makanan sangat penting dan beberapa orang tidak bisa makan sebebas- bebasnya. Saya pribadi muslim dan harus mencari makanan yang halal. Di beberapa daerah tidak mudah menemukan makanan yang halal ( ex: Bali, Flores, Papua ) hal ini dapat kita tanyakan terlebih dahulu apakah halal atau tidak dan penjual pun akan menjawab dengan ramah maka jangan kawatir. Jika masalah halal/ haram sudah tidak masalah maka kemungkinan bisa terjadi tidak adanya warung yang menjual makanan, dalam hal ini maka saran saya bawalah kompor portable/ kompor gunung karena ketika darurat kamu masih bisa memasak mie instan ( daripada tidak makan ). Oke Transpotasi sudah, Penginepan sudah, Makanan pun sudah sekarang kamu juga harus mencari tau spot mana saja yang pantas untuk di kunjungi jangan sampai sudah sampai tujuan baru mencari spot/ tujuan wisata. Karena jika baru mencari tau ketika sudah tiba di tempat tujuan hanya akan membuang- buang waktu. Buatlah list wisata apa saja yang akan di kunjungi dan mudah tidak kah akses menuju wisata tersebut agar efisien dan maksimal. Namun biasanya informasi diinternet tidak lengkap terkadang hanya menyebutkan daerah wisatanya tanpa ada petunjuk arahan bagaimana menuju ke lokas wisata. Untuk hal ini barulah kamu bisa bertanya kepada warga lokal ketika sudah sampai di daerah tujuan. Saya kira cukup itu untuk persiapan dengan gugling via intenet.

gugel

2. Mempersiapkan diri

Oke lanjut lagi ya, nah selain informasi yang lengkap kondisi fisik kita pun juga harus di siapkan. Karena untuk perjalanan jauh dan jangka waktu yang lama tubuh memerlukan energi ekstra. Beberapa saran saya adalah lakukan olah raga kecil- kecilan seperti joging 3 kali seminggu, angkat beban yang tidak terlalu berat, renang ( kalau bisa ) , push up & seat up. Selain itu juga perbanyak konsumsi makanan dan minuman sehat minimal perbanyak minum air putih, dan hal ini juga tetap dipertahankan ketika sedang di perjalanan jauh. Kenapa hal ini di lakukan agar kamu tidak mudah drop ketika tubuh harus di paksa atau di siksa terus- terusan. oh iya satu lagi saran saya tinggalkan dulu vitamin- vitamin penambah stamina karena itu justru tidak bagus, sebaiknya konsumsi saja buah segar.

durian

apel

Jeruk

 

3. Perbekalan

Nah perbekalan ini juga sangat penting untuk si bahas, karena apa? dalam perjalanan jauh sebisa mungkin tidak terlalu banyak barang bawaan agar tidak repot namun juga tidak kerepotan memerlukan barang- barang yang penting. Dari pengalaman pribadi saya ada beberapa barang universal yang sangat penting dan di dahulukan. Diantaranya adalah : Pakaian, Peralatan mandi, Handphone & charger + Powerbank, Kamera, charger & asesoris penunjang (jika punya kamera), kompor portable, Makanan darurat. Sepertinya itulah yang sangat penting di dahulukan dan beberapa lainnya bisa di beli di daerah tujuan ( jika ada ). Baiklah akan saya uraikan satu per satu, Mulai dari Pakaian.

Dapat di masukkan dalam kategori pakaian adalah baju/kaos, Celana, jaket, Sepatu/Sendal, Topi. Idealnya berapa banyak baju/kaos yang di bawa? pengalaman pribadi saya untuk trip terlama adalah membawa 7 pasang kaos-celana namun pada kenyataannya saya bisa hanya memakai 3 pasang saja. Pernah mendengar ” semakin ekspert traveler maka semakin sedikit barang yang di bawa” nah saran saya bawalah 3-4 pasang pakaian saja toh dua hari bisa memakai satu pasang kaos-celana kemudian segera cuci ketika di tempat penginapan atau istirahat. Kemudian kaos dan celana seperti apa yang cocok untuk dibawa? saran saya adalah kaos berbahan polister atau sejenis kaos bola atau katun pun tak apa, dan untuk celananya sebaiknya tinggalkan celana berbahan jeans ganti dengan celana berbahan parasut karena akan memenuhi tas kamu juga beban yang berat. Kemudian Jaket juga setidaknya bawalah satu yang cocok untuk segala cuaca, kalau saran saya adalah jaket gunung karena bebannya yang relatif ringan dan kekuatan menahan dingin ketika suhu rendah cukup bagus. Sepatu/ sendal nah untuk aman dan nyaman bisa membawa keduanya satu sepatu tracking dan satu sendal jepit untuk bersantai.

Celana jeans dipakai pas berangkat, Kaos dan celana parasut 3 pasang, topi, alat mandi

Oke lanjut lagi ke Peralatan Mandi, Pasti sudah pada tau dong apa saja peralatan mandi? ya Sabun, sampo, sikat gigi, pasta gigi, handuk. saran saya agar tidak menuh- menuhin tas bisa diakalin. Bawalah sabun cair dan taruh dalam botol kecil kira- kira 100ml agar ringkas begitupun juga sampo. untuk sikat gigi standar namun untuk pasta gigi pilihlah ukuran yang paling kecil. Handuk biasanya identik dengan barang tebal dan besar, sekecil- kecilnya handuk jika di lipat ukurannya sebanding dengan celana panjang bahan jeans jelas sangat memakan ruang. Handuk di ganti saja dengan Kanebo, ya kanebo dan memang terdengar aneh namun sangat ampuh. jika jijik saya pernah mendengar ada kanebo kusus kulit manusia bukan kanebo kulit motor/mobil.

SIkat Gigi, Sampo, Sabun, Handuk diganti kanebo

Peralatan mandi sudah selanjutnya Handphone dan ugorampenya, ya Handphone sangat penting untuk berkomunikasi bahkan mencari info di internet ( jika smartphone) standar banget kan apa saja kelengkapan Handphone? ya Unit Handphone kemudian charger serta bawalah powerbank untuk cadangan di tengah perjalanan. Jangan lupa isi dengan kartu memori berkapasitas besar.

Jika punya Kamera maka wajib hukumnya untuk di bawa sebagai alat dokumentasi. Apa saja yang penting di bawa untuk mendampingi kamera? yang jelas batere + charger, kartu memori ( kalau perlu bawa cadangan jikalau habis), kemudian tripot kenapa tripot? bagi yang sudah faham tentang fotografi tripot akan sangat penting digunakan ketika memotret. pilihlah tripot yang sedang saja jangan terlalu besar dan bebannya yang ringan ( biasanya agak mahal untuk kriteria tripot seperti ini).

Kompor portabel gak usah saya jelaskan sudah pada tau pastinya, lanjut ke makanan darurat. Maksud saya disini adalah makanan yang akan di makan dalam keadaan darurat. Contohnya adalah Mie instan, Roti kering, Umbi- umbian, Beras, dan masih banyak lagi. Oke dari beberapa makanan itu saran saya yang sangat mendesak bisa di persiapkan di bawa dari rumah adalah Beras/ Umbi- umbian/ Kentang belum tentu di perjalanan bisa menemukan makanan ini. Untuk mie instan/ Roti kering bisa membeli ketika sudah di daerah tujuan atau masih dalam perjalanan.

Ransel 40liter untuk 1 bulan – 2 bulan cukup

4 Memperkirakan budget

Ini yang sering saya sepelekan dan akhirnya harus merepotkan orang lain ketika dijalan ( ngutang teman yang banyak duit ). Maka dari itu agar tidak terjadi kepada teman- teman maka bisa memperkirakan berapa dana yang akan di keluarkan selama perjalanan nanti. Untuk mengetahui gambaran besarnya biaya bisa mencari informasi di internet juga atau langsung melihat harga- harga tiket transpotasinya ( pesawat, ferry, bus, angkot, ojek ). Perhitungan kasar ini tidak akan jauh melesetnya dengan kondisi realitanya. Jangan lupa siapkan dana cadangan yang cukup besar jikalau terjadi pembengkakan karena faktor cuaca ( ferry tertunda akhirnya nambah nginap di hotel, ketinggalan pesawat terpaksa harus beli tiket lagi dan masih banyak lagi )

5 Berdoa sebelum berangkat dan meminta restu dari kedua orang tua 😀

 

Rabu, 15 Oktober 2014

Lombok Lagi ??? Whatever Im Happy

Selesai explore pulau Kenawa kami menyebrang lagi ke Lombok, melewati selat alas yang beberapa hari setelah penyebrangan kami ada kapal ferry tenggelam. Selepas magrib kami sudah menyebrang ke Lombok kemudian turun di Lombok sudah ditunggu mobil pesanan kami. Ya cukup seru jika diingat kami rupanya naik tahta dari Sape ke Bima naik lossbak, kemudian dari Labuan Badas ke Pototano naik lossbak dikasih atap, dan dari Kayangan ke Lombok naik Innova hahaha. Tiba di Lombok kami stay semalam di rumah mas Aji karena mau langsung ke hotel sudah tidak mungkin mengingat sudah larut malam. Oke hari pertama part kedua di Lombok adalah tanggal 30 desember 2013 di buka dengan menuju air terjun Sendang Gila serta air terjun Tiu Kelep. Dari Mataram perjalanan di tempuh selama 3 jam menuju kaki gunung Rinjani. Dengan kontur jalanan yang berkelok- kelok naik turun sempat membuat penumpang pusing dan hampir mabok. Tiba diparkir kendaraan kami lanjut dengan treking selama 1 jam menuju air terjun Tiu Kelep. Kesan pertama adalah sangat kecewa karena di lokasi sudah sangat ramai di jejali manusia bahkan untuk foto saja saya sangat kesusahan dari mana angle yang bagus karena disetiap sudut pasti ada manusia. Ya memang kami kurang tepat karena berkunjung saat liburan natal & tahun baru. Mungkin next time balik lagi dan sudah sepi. Setelah hampir putus asa saya liat- liat sekeliling dan mencoba mencari angle dari atas batu. Dapatlah di salah satu batu sebenernya bagus angle yang didapat namun lagi lagi terlalu penuh dengan manusia, bahkan secara tidak sengaja mata saya melihat sepasang bule ciuman dibawah air terjun dengan.nafsunya yang menggebu- gebu #etdahh. Sudah kepalang tanggung dan basah akhirnya yasudah sekalian aja saya nyebur dan ngerusuh di kolam air terjun. Beberapa saat setelah puas berenang dan kedinginan akhirnya kami memilih untuk ke air terjun Sendang Gila. Di air terjun Sendang Gila tidak begitu ramai dan masih bisa mengakali untuk mengambil foto. Namun tak lama di Sendang Gila kami segera meninggalkan lokasi.

743005555711791

729830920362588 729917483687265

Memasuki sesi ketiga explore lombok kami sudah mempunyai tujuan berikutnya, ya masih air terjun dan bisa jadi air terjun ini lebih indah. Berangkat dari Mataram pukul 08:00 menuju Lombok Tengah dengan waktu perjalanan kira- kira 2 jam perjalanan. Mata dimanjakan oleh hijaunya persawahan di tepi jalan serta langit yang teduh tidak terlalu biru. Sawah nan hijau dengan beberapa batang pohon kelapa di sekitarnya buat saya menambah kesempurnaan pemandangan tepi jalan kala itu. Udara pagi lombok yang masih segar saat itu segera melenyapkan lamunan saya tentang kapan saya punya rumah di Lombok. Udara segar dan dingin rupanya saya sudah sampai di kawasan wisata air terjun Benang Stokel dan Benang Kelambu. Air terjun yang masih termasuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani ini menyajikan beningnya air serta bersihnya udara yang melewati rongga- rongga hidung pengunjungnya. Jika saya sentuh airnya yang mengalir maka dingin dan segarnya langsung merasuk kedalam tubuh serta sangat menenangkan. Nama air terjun Benang Stokel ini sendiri karena air terjunnya mirip benang yang “Stokel” dalam bahasa Indonesia artinya benang yang mengumpul. Ada suara yang menyebutkan bahwa air terjun ini mempunyai cerita mistis. Pernahkah mendengar cerita Dewi Anjani? ya Dewi cantik penunggu puncak gunung Rinjani. Kecantikan Dewi Anjani rupanya tak lepas dari jernihnya air terjun benang Stokel ini. Dalam waktu tertentu sang Dewi Anjani menyempatkan mandi membersihkan diri serta berkeramas membersihkan rambutnya di air terjun ini. Terus apakah saya bertemu Dewi Anjani sewaktu di air terjun benang Stokel? tentu tidak karena Dewi Anjani sedang sibuk menerima tamu di puncak Gunung Rinjani. Kembali ke cerita perjalanan agar tidak kebanyakan tulisannya, karena masih agak sepi di air terjun ini saya dan teman- teman lumayan puas rupanya berfoto- foto serta bermain air. Tak lama belum ada satu jam kami sudah meninggalkan air terjun benang Stokel menuju air terjun Benang kelambu. Berjarak sekitar 500 m – 700 m menuju hulu sungai meneruskan jalur dari air terjun benang Stokel menyusuri jalan setapak diantara rindangnya pohon dan semak belukar. Cukup 30- 45 menit kami berjalan sudah sampai di gerbang air terjun Benang Kelambu. Jika air terjun Benang Stokel karena benangnya mengumpul berbeda dengan air terjun Benang Kelambu, air terjunnya yang mirip kain kelambu jatuhnya air terurai lembut ini menjadi semakin indah dan manja. Air terjun yang seperti ini yang saya suka, air terjun dengan debit air tidak terlalu besar namun uraian airnya lebar tidak mengumpul. Jatuhnya air seperti benang terurai satu- satu serta terdapat dua tingkat air terjatuhnya. Mata tak habis- habisnya dimanjakan oleh indahnya air terjun Benang Kelambu ini. Sampai- sampai kamera pun bingung mau menangkap gambar darimana saking bagusnya dari semua sisi dan sudut. Geser kekanan geser ke kiri sampai akhirnya sudah tak tau lagi mau mengambil gambar darimana dan saat itupula waktu yang tepat untuk kami meninggalkannya. Cerita lainnya di Air terjun Benang Kelambu ini adalah konon katanya yang mengunjunginya akan satu tahun lebih muda dari yang lainnya. Namanya juga mitos boleh percaya atau tidak, kalau saya pribadi setuju saja bahwa saya akan satu tahun lebih muda karena setelah mengunjunginya hati saya sangat senang dan bahagia yang membuat hidup awet muda. Namun sayangnya eksistensi kedua air terjun ini belum secerah tetangganya yaitu air terjun tiu kelep dan sendang gile.

738844012794612

731120066900340

886175181394827

VIDEO

 

Kamis, 02 Oktober 2014

Perjalanan ke Bali Bersama CB

Iseng melihat- lihat update status BBM di contact BBM handphone, ada salah satu status yang menarik perhatian yaitu ” labas bali atau gak ya? “. Ya sebuah status update BBM iseng dari seorang temen bernama Thian. Karena penasaran maka saya komentarin dan berujung pada diskusi untuk merealisasikannya. Saya sendiri berangkat dari Boyolali menuju Jogjakarta terlebih dahulu. Padahal motor saya masih di Bandung, maka jalan keluarnya adalah motor saya di bawakan temen saya Thian yang kebetulan masih di Bandung mau menuju Jogja. Tanggal 26 Mei 2014 saya berangkat ke Jogja dengan naik bis dan di jemput Thian di Malioboro. Sebelum berangkat touring ke Bali kami mampir ke bengkel mas Danu, salah seorang mekanik spesial CB. Karena motor Thian belum jadi maka terpaksalah berangkat memakai motor mas Danu. Akhirnya kami berangkat pada pukul 02:00 start dari JOgjakarta. Perjalanan lancar dari Jogjakarta sampai Solo dengan menempuh waktu selama satu jam. Namun baru mulai perjalanan motor yang di kendarai Thian sudah mendapat kendala. Di depan sebuah Rumah Sakit rantai motor lepas dan ngancing kemudian gear depan loncat dan hilang entah kemana. Karena tingginya solidaritas sesama penunggang CB, kami mendapat bantuan dari sedulur Mangun di daerah Cemani Solo. Motor saya pancal kira- kira 10 km dari lokasi kejadian dan berhenti di depan sebuah pom bensin. Mencari bantuan lagi kepada teman- teman mas Mangun, karena mas Mangun tidak membawa gear depan dan tambahan rantai untuk menyambung rantai yang rusak. Setelah dua jam di operasi akhirnya motor siap untuk di gas lagi.

Sekalian istirahat kami bertiga ngobrol- ngobrol santai hingga terang datang. Sesuai saran mas Mangun maka kami berdua menjajal jalur tawangmangu sekaligus menikmati keindahan lereng gunung Lawu. Jalur khas pegunungan yang meliuk liuk naik turun dan dapat di bilang jalannya masih mulus benar- benar nyaman untuk bermanuver. Memasuki kawasan air terjun atau Grojogan Sewu suasana sudah semakin sejuk serta menghijau di kanan kiri jalan. jalanan semakin menanjak dan sempit serta rumah- rumah warga mulai jarang. Dingin udara seakan tak ada rasanya ketika mata dimanjakan oleh perbukitan di hiasi perkebunan sayur mayur warga sekitar. Serta lipatan- lipatan bukit di tumbuhi pohon tinggi menambah indahnya pemandangan sepanjang jalur Tawangmangu – Magetan. Selama tiga puluh menit kami menikmati udara yang sejuk dingin serta hijaunya pemandangan di kanan kiri jalan, tak terasa pula kami sudah memasuki kota Magetan. Waktu menunjukkan pukul 10:45, sebelum memasuki kota Madiun kami beristirahat sementara di Indomaret terdekat sekalian membeli camilan dan tidur beberapa menit. Puas tidur sekitar satu jam Thian sudah siap geber lagi motornya. Dari madiun kami melanjutkan menuju nganjuk dengan lama tempuh sekitar dua jam. Tak jauh dari nganjuk setelah melewati Jombang kami tiba di Mojokerto dan di hadapkan pada persimpangan yang menuju Surabaya dan Mojosari. Sesuai saran mas Mangun kami mengambil jalur ke arah Mojosari dan Malang agar tidak mutar- mutar ke Surabaya dulu. Perjalanan Alhamdulillah lancar tidak ada kendala sampai di Pasuruan. Sekedar mengisi bensin dan istirahat sebentar baru kami melanjutkan ke arah Probolinggo. Tiba di Probolinggo sudah larut malam dan badan terasa semakin letih, akhirnya kami putuskan untuk istirahat lagi sekitar satu jam.

VIDEO

Meskipun malam belum berganti pagi namun mengisi tenaga sementara dirasa cukup maka perjalanan pun di lanjutkan menuju Situbondo. Jalan semakin sepi namun masih saja kami di sejajarkan dengan bus malam serta truk besar. Setelah melewati pembangkit listrik daerah paiton kami berhenti di lampu merah Besuki Situbondo. Di lampu merah itulah kami di teriakin seseorang tak di kenal, ” woiii… woiii mampir dulu ” akhirnya kami berdua singgah sebentar untuk sekedar ngopi bersama. Bertemu saudara baru di pinggir jalan itu rasanya benar- benar tidak disangka dan maknyess di hati. Ngobrol ini itu dan secangkir kopi lokal Situbondo pun sudah habis pertanda kami berdua segera melanjutkan perjalanan. Sehabis Besuki kami melewati tepian pantai pasir putih dan sayangnya waktu itu adalah tengah malam sehingga tidak dapat menikmati maupun mengabadikan. Akhirnya sebelum memasuki kawasan hutan Baluran kami istirahat lagi agar tidak usah istirahat di tengah hutan karena sudah pasti tidak ada tempat peristirahatan. Tidak disangka kami istirahat cukup lama sekitar 3 jam dan tepat sehabis subuh baru melanjutkan perjalanan menuju pelabuhan Ketapang Banyuwangi. Dua jam sudah kami lalui dan akhirnya tiba di Pelabuhan Ketapang Banyuwangi. Setengah jam waktu penyebrangan cukup untuk kami memejamkan mata sekedar mengisi tenaga untuk melahap jalur Gilimanuk – Denpasar.

Tiba di Gilimanuk sudah menunjukkan pukul 08:30 segera kami mencari warung untuk sarapan dan melanjutkan perjalanan menuju Denpasar. Gilimanuk Denpasar kami tempuh dalam waktu 3 jam dengan kecepatan sedang dan tidak buru- buru. Jalur dari Gilimanuk hingga Tabanan merupakan jalur naik turun meliuk- liuk meskipun bukan jalur pegunungan namun cita rasanya benar- benar seperti di pegunungan. Setelah meninggalkan Tabanan pertanda bahwa kami sudah dekat dengan Denpasar, Benar tak lama kemudian kami sudah memasuki kawasan Terminal Mengwi. Lima belas menit kemudian pun kami sudah melewati Terminal Ubung Denpasar dan langsung saja kami melanjutkan menuju Sanur. Tiba di Sanur sudah pukul 11:30 dan kami menunggu jemputan teman Thian yang sedang ke Bank mengambil uang. Dari pantai Sanur menuju resto di kawasan pantai Sindu tak begitu jauh cukup 10 menit kami sudah tiba. Istirahat serta ngobrol- ngobrol dilanjutkan dengan makan dan kemudian kami diantar ke rumah Mirwan, teman Thian yang tinggal di Bali.

Selama di Bali saya tidak banyak pergi berkeliling, bisa di bilang hanya sekedar ingin mengunjungi beberapa tempat yang belum pernah saya datangi. Diantaranya adalah bukit campuhan di Ubud, kemudian datang lagi ke Kintamani dan di akhiri ke danau Buyan dan Tamblingan di Bedugul. Hari berikutnya kami memilih untuk memperbaiki motor Thian yang sempat trouble di Solo, Sekalian silaturahmi ke bengkel JBI Bali Thian mengganti gear depan serta merapetin packing block magnit. Sabtu paginya kami menikmati sunrise di Sanur, ya Sanur yang dekat dan mudah di jangkau. Siang harinya saya diajak mbak Dewi keliling Bali bagian timur ya di daerah Karang Asem. Mampir Tukad Unda Klungkung kemudian Bukit Jambul dan terakhir ke Pura Lempuyang. Hari Minggunya hanya ke Joger dan Kuta untuk menikmati Sunset sebagai penutupan di Bali. Senin siang kami berdua sudah meninggalkan Bali dengan segala pesonanya.

foto selama di bali :

Rencana awalnya adalah langsung gas menuju Jogja dan saya sendiri pulang ke rumah Boyolali, namun karena acara kunjungan trip ke Kalimantan saya di batalkan maka kami sempatkan mampir ke Bromo dan Malang. Sebelum sampai Bromo kami sempatkan mampir Besuki Situbondo bertemu dulur Nino dan Obet. Rencana saya mampir Bromo disambut hangan oleh mas Nino, dan jadilah kami bertiga menuju Bromo malam itu. Sudah di tunggu pula CB Salatiga, CB Indramyu dan CB Pasuruan di Bromo. Masih pukul 03:00 kami sudah stand by di Bromo menanti fajar terbit. Tujuan pertama adalah pananjakan satu, pananjakan tertinggi di kawasan Bromo. Langit begitu cerah dan bintang pun terlihat begitu terang namun mendekati sang fajar terbit kabut berdatangan dan tiada hentinya hingga pukul 08:00. Akhirnya kami turun dengan tangan kosong tanpa sunrise tanpa view tiga gunung. menuruni jalur curam dan berkelok harus berhati- hati dan waspada karena meleng sedikit saja sudah terjun ke jurang. Ganasnya jalur yang kami lalui rupanya menyuguhkan pemandangan yang benar memanjakan mata. Dari tikungan Bangkong hingga lautan pasir mata dimanjakan tiada henti. Memasuki lautan pasir motor kami harus bekerja lebih keras lagi karena tidak mudah melewati lautan pasir Bromo. Sambil berfoto- foto kami lewati jalur lautan pasir hingga akhirnya tak terasa sudah sampai di parkir motor kawah Bromo. Selama di kawasan kawah Bromo langit begitu cerah berawan tidak seperti ketika di pananjakan 1 langit tak terlihat hanya kabut menyelimuti kami. Puas menikmati indahnya Kawah Bromo dan sekitarnya kamipun lanjut gas ke watu singo. Sebuah gundukan batu yang mirip singa di tengah lautan pasir yang bregitu luas. Diantara perbukitan teletabis yang hijau subur dan kawah Bromo watu singo ini gersang dan kering tak ada satupun tumbuhan yang hidup. Jika di foto dengan crop yang agak sempit maka foto akan terlihat seperti di padang pasir. Foto- foto narsis hingga puas dan kemudian lanjut ke Bukit Teletabis. Perjalanan dari watusingo menuju bukit Teletabis teman kami wildan terjatuh dari motornya karena memang sulitnya jalur berpasir.

Di bukit Teletabis inilah kami berpisah, Saya dan Thian menuju Gubugklakah Malang dan Yang lainnya kembali menuju Pasuruan. Selain mampir ke Gubugklakah saya dan Thian ingin mencoba jalur Malang- Kediri- Nganjuk. Keesokkan harinya setelah menginap semalam di Gubugklakah kami berangkat menuju Pujon dan turun gunung di daerah Kesambon. Tepat di depan mushola Kesambon motor Thian trouble tiba tiba pengapian hilang. Akhirnya saya pancal sampai Kediri, di Kediri bantuan datang dari sedulur CB Pare. Sore motor baru selesai dan setelah mengganti CDI kami berdua melanjutkan perjalanan langsung memotong sampai di Caruban lumayan menghemat jarak Probolinggo – Nganjuk. Gas terus sampai akhirnya tengah malam tiba di Sragen dan tubuh sudah lemas tak berdaya memaksa kami istirahat malam itu.

Keesokkan paginya sudah segar dan segera melanjutkkan gas menuju Joga ( Thian ) dan saya menuju Boyolali. Sebelum subuh kami baru mau masuk daerah Karang Anyar motor Thian kembali mengalami kendala tiba- tiba mesin ngancing kami pikir Sehernya yang ngancing. Mancal lagi sampai Kartasura dan sudah di jemput sedulur Munyuk dari Jogja dan saya sendiri melanjutkan ke Boyolali. Sesampainya di Jogja motor Thian di bongkar dan ternyata magnitnya yang ngancing.