Rabu, 09 Januari 2019

Dines ke Tegal nyobain jalur Dieng- Kajen- Slawi

Pagi kala itu kami awali dengan berkumpul di Irung Petruk, sebuah nama tempat yang kalau di lihat dari udara berbentuk seperti hidungnya Petruk salah satu tokoh wayang. Saya datang lebih dulu kemudian parkirkan motor dan ambil kamera untuk sedikit foto- foto pemandangan. Niat awalnya memang pengen melihat sunrise namun karena agak mendung matahari pun terlihat ketika sudah agak tinggi. Tak lama kemudian Sindi tiba dan beberapa belas menit kemudian di susul Cakra juga telah tiba. Rute kami adalah Dieng- Tegal dan Semarang. Karena pasukan sudah lengkap kami langsung saja berangkat menuju check point pertama yaitu Dieng. Oiya jika temen- temen belum tau kalau lewat Boyolali menuju Dieng lebih cepet maka boleh mencoba jalur ini ya. Dari Irung Petruk kami terus saja naik sampai Ketep kemudian ambil jalur yang arah Magelang/ Blabak. Alhamdulillah cukup sepi dan cuaca saat itu cerah dan sedikit berkabut di beberapa titik Selo. Bagi yang suka jalur berkelok naik turun pasti termanjakan apalagi jalannya sudah halus setelah perbaikan total beberapa bulan lalu. Selain jalur berkelok naik turun yang sudah mulus juga pemandangan indah di hamparkan sepanjang jalur hingga sampai Blabak. Saat kami dari Boyolali menuju Blabak maka ada gunung Merapi yang gagah berdiri di sebelah kiri dan terlihat dengan jelas bahkan hingga puncak nya. Juga pemandangan indah perkebunan warga desa yang menanaminya dengan sayur mayur. Meskipun hari mulai siang namun udara yang menghembus melewati kami pun terasa sangat dingin dan sejuk. Sudah mata sejuk melihat pemandangan hijau segar dan sejuk pula udara yang berhembus, hemmm kurang apalagi coba? terlalu kalau tidak bersyukur. Kami melintasi jalur Selo- Blabak ini memakan waktu sekitar 1 jam karena memang santai sedang tidak buru- buru di kejar waktu.

Tiba di Blabak kami mengambil jalur arah Magelang. Jalan Raya Jogja- Magelang sudah ramai di lewati kendaraan berlalu lalang. Kami terus melaju dengan hati- hati sampai terminal Secang kemudian mengambil jalur arah Temanggung. Di Secang kami berhenti sebentar membeli air minum sekalian ambil uang untuk beli bensin. Dari Secang lanjut lagi sampai terminal Temanggung kami sudah merasa lapar dan setuju segera mencari sarapan. Tak jauh dari terminal ada penjual SOP ayam kami berhenti dan sarapan dahulu. Sekalian sedang sarapam kami bertanya apa ada penjual durian yang enak sekitar Temanggung? ah sayangnya si ibu penjual sop kurang tau. Selesai sarapan kami lanjut perjalanan tapi karena tau mas Nur Rozi sedang ada dirumah kami sempatkan untuk mampir dulu sebentar. Ngobrol sebentar di rumah mas Nur sambil nengokin anaknya yang lucu dan imut- imut kamudian kamu berpamitan untuk melanjutkan perjalanan. Dari Temanggung menuju Parakan kami melewati jalur pedesaan dan kota kecamatan. Kalau orang lain mungkin setelah dari Parakan menuju Wonosobo dan kearah Dieng. Karena kami memang beda dan sengaja mengambil jalur melewati perkebunan Teh maka dari Parakan ambil jalur ke pasar Ngadirejo. Setelah sampai di pasar Ngadirejo mentok belok kiri dan lurus terus ikuti jalan saja sampai ketemu perkebunan. Karena jalan dari pasar Ngadirejo kecil dan di tengah kampung kami melaju agak perlahan karena memang bagusnya ketika melintas di perkampungan tak boleh ngebut. Hawa udara mulai dingin lagi setelah sebelumnya sempat kena panas di jalur Blabak hingga Parakan. Semakin naik jalur semakin kecil dan menanjak berkelok kiri dan kanan. Terlihat beberapa warga sekitar sedang berkebun.