Rabu, 22 Maret 2017

Batam, Kepulauan Riau

Terlihat pulau- pulau dan selat kecil dari udara berjajar begitu indah. Perlahan pesawat semakin mendekati bumi untuk mendarat. Kalau yang gak tau komentarnya ” wah enak ya fathur jalan- jalan terus!” , kali ini pergi ke Batam bukan untuk jalan- jalan tapi sebenernya ada dinas dari kantor untuk mengikuti tender salah satu operator selluler besar di Indonesia. Menunggu sebentar di loby bandara kemudian datang bang Dika dan bang Ronald. Sebentar mampir makan siang kemudian nyari hotel yang murah untuk istirahat. Sambil menikmati perjalanan sambil ku perhatikan sekeliling bagaimana tentang Batam ini. Batam ini pulau yang cukup kecil namun banyak berdiri Industri besar disini. Jika di ibaratkan di Jawa Batam bisa di sebut sebagai Cikarang- Karawangnya Jakarta atau Gresik- Sidoarjo nya Surabaya. Industri besar Batam rupanya untuk mensuplai perdagangan di Singapur. Selain banyaknya indusri pabrik bangunan yang ada di Batam style nya sudah berkiblat ke Eropa. Bangunan yang keren di tunjang tata kota yang cukup bagus kedepannya Batam bakal semakin keren.

20160420_213128-01

Dalam perjalan di mobil saya mendengar cerita bang Dika dan bang Ronald bahwa dulunya kalau mau ke Singapur bisa naik boat selama 1-2 jam dan tiba di Singapur tinggal menunjukkan KTP saja tidak perlu paspor. Karena regulasi kini meskipun menyebrang dari Batam tetap harus mmenunjukkan paspor kalau mau ke Singapur. Selain itu saya dengar juga bahwa banyak mobil built up dari luar negri masuk ke Batam ini tanpa cukai. Memang banyak sekali ku lihat mobil aneh meskipun merknya Toyota, Honda, Mitsubisi, Nissan namun bentuk bodynya lebih bongsor dan beda dengan yang beredar di kota lain di Indonesia. Sayangnya mobil- mobil keren ini tidak bisa keluar dari Batam. Oiya kammi juga sempat mampir ke Nagoya yaitu pusat barang elektronik kususnya HP, yang konon banyak di manfaatkan penipu untuk menjual nama Batam. Banyak penipu menggunakan ” barang batam” dengan harga sangat murah bahkan separo harga normalnya, namun ternyata tidak saya temui di pusat elektronik ini. Harga memang relatif lebih murah karena sebagian besar memang masuk ke Batam tanpa cukai. Murah sih tapi ya masih wajar kok bedanya sama di jawa, kalau di jawa di jual 1juta di Batam bisa 700-800 ribu tapi gak sampai beda separoh harga kayak yang penipu lakukan itu. Oh iya kalau untuk product Sony memang harrganya fantastis yaitu bisa turun 30-40 persen memang.

20160421_125707 20160421_125737-01 20160421_125806 20160421_125854 20160421_140310-01 20160422_114812-01

Sore kami pergi ke pantai Marina Batam, bener gak ya tapi kayaknya sebelahnya Marina tapi saya lupa namanya. Terlihat gedung- gedung pencakar langit dari tepian pantai sepertinya memang tak jauh dari Batam. Pantainya sepi dan saat itu angin sedang kencang menghembus menerbangkan pasir dan dedaunan. Air laut sedang kurang bening mungkin karena arus sedang besar. Tak banyak objek menarik yang bisa saya ambil dari pantai ini selain karena matahari masih terik panasnya minta ampun. Setelah cukup kepanasan kami meninggalkan pantai dan menuju Hotel untuk istirahat.

Rabu, 15 Maret 2017

Main Lagi Ke Gili Trawangan, Lombok

Pagi itu saya menunggu mantan saya sewaktu kuliah di kampus putih biru, Windy namanya dan sekarang kami berdua berteman tetap menjaga tali silaturahmi. Saya sudah janji beberapa bulan sebelumnya bahwa jika Windy bisa gendut lagi dan ceria lagi seperti Windy yang saya kenal maka saya harus mentraktirnya jalan- jalan. Akhirnya hari penepatan janji saya itu tiba dan pilihan jalan- jalan jatuh ke salah satu pulau di Lombok Nusa Tenggara Barat. Waktu sudah menunjukkan pukul 05:xx dan bus damri sudah ada yang terparkir bersiap menuju bandara Surabaya. Setelah beberapa belas menit menunggu si Windy datang juga dan kami langsung naik ke bus damri jurusan Bandara. Check in kemudian boarding dan kami terbang menuju Lombok.

 

Tiba di lombok karena menghubungi mas Aji kenalan saya di Mataram tidak terhubung kemudian saya di rekomendasikan untuk carter mobil pak Yad. Driver dengan nama pak Yad ini saya di kasih oleh teman saya Manik Suranti yang sebelumnya pernah memakai jasa beliau untuk keliling Lombok. Pak Yad datang menjemput kami dengan mobil Suzuki APV dan langsung keluar bandara mampir sebentar untuk sarapan di depan bandara. Oiya di Lombok selain aman untuk semua makanan yang terjamin halal juga rasanya enak cocok dengan lidah saya. Seusai makan kami langsung diantar pak Yad menuju pelabuhan Bangsal dengan mampir sebentar di pantai Senggigi. DI pantai Senggigi cuma foto- foto sebentar, sebenernya bukan ke pantainya juga sih karena cuma dari atas tebing tepian jalan raya.

 

Lanjut ya, kami langsung nyebrang ke Gili Trawangan dengan public boat yang lebih murah. Penyebrangan di tempuh kira- kira 20 menit dengan kondisi ombak cukup tenang. Alhamdulillah kami mendarat di Gili Trawangan dengan selamat, sambil jalan menuju penginapan yang sudah di pesan lewat tra*veloka saya sempatkan ambil beberapa foto. Siang itu terik matahari sangat keras jadi selain panas juga hasil fotonya jad kurang adem di lihatnya. Oiya waktu memesan penginepan saya gak memperhatikan jarak dari dermaga dan rupanya cukup jauh sampe lemas setibanya di penginepan. Istirahat sebentar bersih- bersih badan kemudian sorenya kami jalan- jalan lagi hunting foto sekalian melihat sunset di spot Ombak Sunset. Dari penginepan kami ke arah kiri dan berjalan perlahan mencari spot Ombak Sunset, karena belum tau jadinya saya salah ambil rute karena rute yang saya pilih rupanya memutari pulau. Sebelum sampai di Ombak Sunset rupanya banyak juga spot foto yang di buat mirip dan memang eyeketching untuk berfoto. Sayang sekali masih banyak spot di pinggir pantai yang kusus di nikmati oleh tamu hotel. Karena kami tidak punya akses masuk jadilah cuma bisa foto- foto dari jalan. Setelah cukup capek memutari jalan lingkar pulau kami tiba juga di spot Ombak Sunset. Karena masih cukup terang kami duduk menunggu sunset sampai tenggelam di pinggir pantai. Sambil ngobrol dan foto- foto kami juga melihat sekeliling kami yang penuh dan riuh oleh pengunjung. Ada satu rombongan sebuah perusahaan, ada sekelompok anak muda, ada pula muda-mudi yang berpasangan, juga bule bule dari beberapa negara yang sengaja datang untuk menikmati sunset. Sore itu langit berubah dari coklat keemasan menjadi semakin menguning dan kemerahan. Matahari tidak terbenam dengan bentuk bulat sempurna namun warna warni langit sore itu sungguh indah memanjakan mata.

 

Karena sudah gelap dan waktunya shalat magrib kami pun segera meninggalkan Ombak Sunset. Berjalan cukup jauh menyusuri pinggir pantai dari Ombak Sunset hingga penginepan. Oiya sebelum sampai di penginepan karena melewati pasar sore tradisional Gili Trawangan kami mampir sebentar untuk makan. Iya bener banget karena perut kami sudah sangat lapar dari siang belum makan. Malamnya karena capek kami manfaatkan waktu untuk istirahat. Esok harinya karena saya memang suka hunting sunrise seusai shalat subuh segera bergegas ke pantai untuk menengok apakah sunrise bersinar cerah. Karena ajakan saya tidak di iyakan oleh Windy mungkin masih ngantuk dan kecapean akhirnya saya hunting sunrise sendiri ke pantai dekat dermaga. Pagi yang indah untuk sebuah sunrise di tepi pantai Gili Trawangan. Langit memerah dengan deretan awan di beberapa titik. Di kejauhan gunung Rinjani yang cantik menawan terlihat bayangnya. Refleksi keindahan warna langit tergambar indah di atas laut yang tenang. Oiya pagi itu pantai cukup sepi dan tenang karena hanya ada saya dan beberapa anak kecil yang bermain di pinggir pantai.

masih ada mampir ke bukit merese

pantai kuta berpasir merica

Kamis, 09 Maret 2017

My Best Travel Partner, Endang Purwanto

Sejenak berhenti menulis tentang perjalanan, kini saya ingin sedikit menuliskan tentang seseorang. Seseorang yang selama ini menjadi teman/ kawan dalam perjalanan menjelajah indahnya INDONESIA. Endang Purwanto lelaki tangguh yang di lahirkan di Brebes dan di pertemukan dengan saya di Bandung pada tahun 2006. Teman satu kampus. teman satu fakultas, teman satu jurusan dan akhirnya menjadi teman satu laboratorium dan teman satu kelas. Awal perjalanan yang akhirnya menjadikan kami lebih akrab baik dalam pertemanan sehari- hari maupun dalam pertravelingan adalah ketika ke pangandaran ( Pangandaran ) ya perjalanan saat itu adalah awal mula kami mengenal arti sebuah perjalanan untuk mencari pemandangan alam yang indah. Kemudian begitu ada waktu longgar kami kembali menjelajah menuju Ujung Genteng dan Air terjun Malela  yang menjadi perjalanan penuh emosi bagi kami yang saat itu belum benar- benar mengerti apa yang di maksud the real adventure. Tak puas dan kapok begitu saja justru nafsu menjelajah negri semakin besar dan penuh penasaran. Dengan pasukan yang lain saya dan Endang mencoba mengunjungi daerah puncak Bogor disana ada ( curug Panjang ) . Kemudian sempet di selingi ke ujung Pantura Jawa Tengah Yaitu kepulauan Karimun Jawa Jepara ( Karimun Jawa ). Karena piknik butuh biaya dan kami mulai kehabisan biaya jika piknik jauh jauh maka yang dekat pun tak mengapa mengunjungi ( puntang ) . Dan tibalah di hari kelulusan kami dari kampus yang artinya kami tak lagi satu kampus/ daerah. Namun ternyata meskipun jarak Bandung Jakarta memisahkan kami tak membuat semangat terus traveling pudar. Untuk pertama kalinya kami mendaki gunung yaitu gunung Gede di Jawa Barat (Gunung Gede ). Dan masih berlanjut lagi pada traveling berikutnya seperti ke DiengKiluanCikuraySawarnaPapandayan, dan terakhir kami masih traveling bareng adalah touring menuju Nusa Tenggara Timur.

398421_2556694837421_359914568_n 537597_3167053896016_1897315004_n

Endang Purwanto adalah sosok orang yang cuek, hampir dalam banyak hal dia memang cuek. Orang yang gampang beradaptasi dengan lingkungan bagaimana pun kondisinya. Orang yang sangat jarang mengeluh bahkan hampir gak pernah ngeluh. Dalam beberapa hal memang saya ada yang tidak sependapat dengan dia bahkan kami seringkali harus berdebat namun pertemanan kami tetap baik bahkan kini rasanya saya dan dia sudah benar benar seperti saudara. Semangatnya yang selalu membara dan penuh optimis membuat orang di sekitarnya ikut semangat.

534155_1136143326398010_1109890878110064271_n 1013384_10202412923785162_5382857537884086672_n

Endang Purwanto sosok kawan yang lebih dari saudara tanganya tak pernah menutup ketika di mintai bantuan bahkan saat dia belum tentu bisa pun tak ragu untuk mencoba tetap membantu kawannya yang sedang kesusahan. Orang yang mudah diajak memutuskan pertimbangan dan tidak banyak janji. Ketika dia bisa dan mampu maka akan dia kerjakan dan ketika dia tidak bisa maka tak ada janji janji manis dari mulutnya. Kawan kini kita sudah semakin punya kesibukan masing- masing, namun saya masih berharap suatu saat bahkan sampai nanti pun kita masih diberikan kesempatan menjelajah INDONESIA bersama lagi.

Selasa, 07 Maret 2017

My Best Travel Partner, Hafiz Darmawan

Ada yang belum kenal Hafiz Darmawan? seorang teman yang baik hati pula dermawan. Sebagian temen- temen traveler sudah mengenal sosok seorang Hafiz. Saya kenal Hafiz adalah dahulu kala saya ikut open trip yang dia buat bersama teman teman dia termasuk Amiri Yandi, ke anak gunung Krakatau Lampung. Pertema kalinya saya mengikuti sebuah acara trip perjalanan, karena saking penasarannya sama anak gunung Krakatau. Di krakatau sih belum begitu kenal dengan sosok seorang Hafiz, karena saat itu yang memandu lebih banyak bang Ramadhan shach. Trus jadi kenal Hafiz pas dimana? ya jadi ceritanya saat itu saya baru di Jakarta dan gak tau arah sama jenis angkutan jika mau ke suatu tempat. ” Bang kalau Bintaro jam segini masih ada bis gak ya? kalau ada naik yang bis apa bang? “. Kata Hafiz sudah gak ada kalau ke Bintaro, palingan ke Kampungrambutan atau turun di Kebonjeruk. Dari sanalah akhirnya malah di tawarin nginep di rumah bang Hafiz dulu aja baru besok paginya diantarnya ke Bintaro. Setelah itu jadi sering memantau trip yang di buat bang Hafiz dan Amiri sampai suatu waktu ikutlah trip ke Kiluan melihat dolphin langsung dari habitatnya. Ya begitulah awal mula saya jadi semakin kenal dengan Hafiz dan Amiri.

Ceritanya Hafiz gak mau bekerja di perusahaan dan memilih melanjutkan usahanya di bidang travel. Akhir tahun 2013 saya, Hafiz kemudian om Bento, kakak Ranchi, mas Arif, dan Yosye menutup tahun dengan pergi ke Nusa Tenggara. Setelah trip akhir tahun berakhir saya yang saat itu masih nganggur karena resign dari perusahaan melanjutkan trip overland ke Jawa melewati Bali. Selama trip saya jadi semakin tau siapa Hafiz, dan memang selain Ndank Hafiz ini adalah traveler yang gak kebanyakan neko- neko yang menyusahkan diri sendiri maupun orang lain. Memang dasarnya Hafiz adalah orang baik dan suka berbuat baik. Kalau di suruh nyebutin hal baik dari Hafiz memang banyak banget, kalau hal yang menyebalkan dari seorang Hafiz adalah keras kepala. Susah memang ngasih tau dia, sifat keras kepala nya memang kadang bikin jengkel. Tapi kalau sudah kenal Hafiz ya bakal berfikir ” yoweslah woles aja biarkan dia berfikir dan mengalir sesuai style nya “.
892792_737639856248361_1742050436_o