Senin, 29 Februari 2016

Kerajaan Kelud & Benteng Simpang Gumul

Tetiba tebangun dan menyalakan dupa bul bul bul asapnya kemudian menyebar ke seluruh penjuru ruang dan mengharumi, laptop ku nyalakan dan sudah siap camilan menemani menulis hari ini. Rasanya masih malas ntuk menari nari kan jemari agar tercipta rentetan kalimat. Perlahan kata demi kata berhasil aku susun menjadi beberapa kalimat. Otak memberikan arah kemana judul yang harus aku tuliskan. Ya kali ini aku ingin bercerita tentang Gunung Kelud dan Benteng Simpang 5 Gumul. Jadi sepertinya menurut hayalanku bahwa simpang 5 gumul ini ada hubungan dengan gunung Kelud, benteng yang berdiri megah di simpang 5 Kediri ini sebagai benteng pertahanan gunung Kelud. Serangan bertubi tubi berhasil di tahan dan di tangkis oleh benteng ini. Banyak orang datang dengan berbagai senjatanya masing masing, ada yang bawa bazoka, pistol, geranat bahkan ada pula yang bawa meriam. Cekrek cekrek bunyi pistol dan di ikuti crak crak crak suara letupan bazoka dan meriam namun benteng tetap berdiri kokoh dan gagah. Menjelang senja beberapa penyerang mulai megundurkan diri karena sudah tak mampu lagi dan beberapa orang masih menyerang dengan segala cara. Saya sendiri dan pasukan terus berusaha agar bisa menjebol pertahanan benteng ini. Tiba lah petang hari dan kami sudah berhasil melewati pertahanan benteng simpang 5 Gumul.

20160129_170136 20160129_170150 20160129_181058

Dengan kereta kencana kami terus melaju menuju kerajaan kelud, karena capek dan kehabisan amunisi kami berhenti sejenak untuk mengisi tenaga dan recharge amunisi. Berkumpul dengan para prajurit kerajaan Kelud berkendara tank baja dan mengangkut mesiu hitam. “Bu kerajaan Kelud masih jauh bu? ” tanya ku pada ibu penjual amunisi, kata si ibu masih satu jam lagi untuk sampai depan gerbang kerajaan. Kemudian lanjut memacu kereta kencana dan sejam kemudian gerbang kerajaan sudah tutup. Tiga jam kami menunggu di depan gerbang kerajaan dan akhirnya di bukain, pada saat menunggu ternyata kami kedatangan pasukan lain yang berhasil lolos dari benteng. Memasuki kawasan kerajaan Kelud dengan jalur berkelok naik turun dan karena masih dini hari tiada penerangan sama sekali mengharuskan kami berhati- hati dalam berkendara. Setengah jam kemudian kami tiba di pelataran kerajaan dan tarataaaa sudah ada pasukan lain yang mendirikan barak menunggu pintu kerajaan di buka. Seusai shalat subuh kami menunggu pintu di buka dengan melakukan pemanasan bidik sana dan sini cekrek sesekali menembak. Tak lama sedang asiknya pemanasan datang prajurit kerajaan dengan sayap dan sengatan di pantatnya. Kami mencoba menghindar serangan prajurit itu lari kesana lari kesini namun tetap saja kami tidak di beri ampun. Akhirnya kami juga tak mau kalah kami serang balik dan bam bam bam mereka jatuh satu persatu. Setelah berhasil mengalahkan prajurit lebah pintu kerajaan di buka.

IMG_1778 IMG_1779 IMG_1780 IMG_1784 IMG_1796 IMG_1805 IMG_1808

Berjalan perlahan menuju pusat kerajaan dengan melintasi jalanan naik turun kanan kiri tebing curam seolah sudah menani kami yang sedang melintas. Di depan jembatan yang sudah runtuh kami di cek oleh penjaga dan pengawal kerajaan. Setelah lolos dari pemeriksaan kami lanjut menuju puncak kerajaan. Sungguh megah dan indah kerajaan yang di bangun di atas gunung Kelud. Tebing bergaris dan bergelombang seolah sedang di negeri hayalan. Di bawah sana terdapat air tejun di tengah lembah jurang nan dalam. Sedangkan di atasnya berdiri menara menara seolah berdiri sebagai paku bumi. Namun apa boleh buat kami tidak bisa masuk ke dalam istana kerajaan karena ketatnya penjagaan.

IMG_1823 IMG_1700 (1) IMG_1705 (1) IMG_1714 (1) IMG_1716 (1) IMG_1690 IMG_1693

Kapan kapan kita coba lagi masuk ke istana kerajaan Kelud ya 😀

Video Explore Jawa Timur

 

Senin, 22 Februari 2016

Negeri Batu Putih Tuban

Jadi selama di Tuban yang selain sebutannya sebagai bumi kota Wali juga saya sebut sebagai negeri batu putih/ kapur ngapain aja ?

 

IMG_5494

Tambang Batu Kapur Masih Aktif

Selain sedang kerja karena memang proyek pekerjaan sedang di Jawa Timur lebih tepatnya Tuban, Lamongan dan Jombang terkadang saya memanfaatkan beberapa waktu setelah kerja atau ketika sedang tidak banyak pekerjaan untuk refreshing dengan mengunjungi tempat yang sekiranya mampu melegakan pandangan dan menyenangkan hati. Ada beberapa point yang menjadi sorotan untuk Tuban. Memang bahwa saya belum lama tinggal di Tuban namun jika secara garis besarnya saja sudah bisa saya ceritakan bagaimana tentang Tuban. Di Tuban saya tinggal di tengah kota, lebih tepatnya adalah masih sekawasan dengan Alun- alun dan masjid Akar Tuban. Dari pusat kota Tuban inilah saya bisa mengunjungi beberapa daerah seperti Banyuurip, Senori, Montong, Singgahan, Palang, Sooko, Grabagan, Rengel, Plumpang, Semanding dan beberapa daerah lainnya. Tuban selain sebagai Tambang Semen, ada Pabrik semen Holcim dan juga pabrik semen Gresik juga sebagai tambang batu putih / kapur. Karena sudah cukup luas lahan tambang batu putih yang di buka oleh warga menjadikan di beberapa poin pandang membuat daerah Tuban di dominasi warna putih. Beruntung ketika musim hujan warna putih di imbangi oleh warna hijau segar karena hutan sudah bersemi kembali. Berbeda dengan saat musim kemarau dimana hutan meranggas kemudian ladang warga menjadi mandul dan di biarkan gersang kering kerontang pemandangan seperti ini juga membuat Tuban mirip dengan daratan Flores. Jika di Flores sebagian besar pohon lontar di ambil niranya untuk membuat gula merah dan beberapa dikit juga di buat minuman khas beralkohol lain halnya di Tuban yang sebagian besar nira lontarnya di ambil untuk dijual langsung sebagai minuman yaitu legen dan beberapa dikit juga di jadikan Tuak dengan menambahkan ramuan lain tentunya. Jadi Tuban menarik gak menurut “fathur ” ? Jawabnya “Menarik” dan dari sudut pandang saya Tuban mempunyai ke-menarik-kan sebagai berikut.

1. Tuban punya magnet yang mampu menarik pendatang/ pengunjung dari sisi religi, Wisata religi yang lebih di minati masyarakat tetangga sebelah Tuban bahkan dari luar Jawa Timur pun juga ada yang membela- belakan untuk datang berziarah. Nah yang menjadi destinasinya adalah Masjid Alun- alun Tuban, Masjid Perut Bumi, Goa Akbar dan bonusnya adalah pantai Boom yang bersebelahan dengan Alun- alun. Tidak hanya sebagai destinasi wisata religi namun pemerintah daerah Tuban pun serius dalam hal Agama khususnya agama islam. Adanya operasi/ razia rutin hotel- hotel yang menjaring pasangan bukan suami istri, kemudian himbauan untuk menjauhi Alkohol, Operasi rutin dan membuahkan hasil penangkapan pengedar Narkoba, Masjid- masjid rajin mengadakan pengajian merupakan beberapa tindakan nyata bahwa pemerintah serius dalam hal menjaga moral dan aklakh warga Tuban.

Masjid Agung Tuban

 

Masjid Agung Tuban

2. Di beberapa daerah bisa di bilang pelosok masih saya temui banyaknya rumah yang terbuat dari papan. Karena Tuban bukan letak strategis dalam perdagangan nasional tentunya kemajuan Tuban sedikit pelan- pelan jika di bandingkan dengan tetangga- tetangganya. Namun justru rumah- rumah sederhana jauh dari modernitas dan kemewahan sungguh menarik bagi saya, seperti hal nya ketika saya tiba di Sumbawa bahkan Flores yang mana rumah- rumah masih di dominasi rumah tradisional. Justru saya banyak berharap warga masyarakat masih banyak yang mempertahankan keaslian rumah tradisional mereka hingga nanti. Salah satu mimpi besar saya jika nanti membangun rumah adalah Rumah Papan Kayu.

 

3. Cukup banyak bekas tambang batu putih yang sudah di tinggalkan akhirnya menjadi tempat yang fotogenic. Keluar dari konteks baik buruknya penambangan disini saya membahas nilai nilai keunikan bekas tambang jika di bingkai dalam frame sebuah foto. Tebing- tebing berwarna putih itu bagaikan di ukir dalam hitungan tahun yang secara tidak sengaja akhirnya meninggalkan bekas yang bisa saya bilang unik dan indah. Ada yang menjadi Goa- goa ada pula yang meninggalkan menara- menara kapur.

Bekas Tambang, Rengel

 

Tambang Batu Kapur Aktif, Palang

 

Goa Suci, Bekas Tambang juga

 

Bekas Tambang, Rengel

 

Goa Suci

 

Goa Suci

 

4.Masih adanya beberapa desa yang terletak di tengah lembah dan di kelilingi oleh tebing raksasa. Jadi ketika itu saya sengaja menyasarkan arah sepeda motor saya memasuki gang- gang yang memang belum saya kenal dan lewatin. Sekilas tanpa sadar saya seolah di kembalikan mengakses memori tentang tanah minangkabau yang banyak di “tumbuhi” bukik bukik nan gadang. Saat itu masih pagi sekitar pukul 06:00 udara yang biasanya Tuban terkenal panas benar- benar sejuk. Kabut kabut tipis menutupi remang remang pepohonan yang di sirami pancaran cahaya matahari. Kicau burung dari dalam hutan nyaring merdu menghibur yang melintas. Senyum sapa warga yang berangkat ke sawah dan ladang.

 

 

5. Tuban juga punya kolam renang yang berasal dari mata air alami, yaitu pemandian Bektiharjo dan Sumber Mata Air krawak. Seperti umbul yang sedang ngetrend di Kota yang jauh disana di Klaten Tuban punya Bektiharjo yang mulai di pakai juga untuk foto antimainstream namun kini jadi mainstream karena sudah banyak yang melakukannya. Di Bektiharjo selain bisa snorkling melihat ikan juga bisa berfoto unik dengan property yang tidak wajar seperti yang banyak di lakukan di umbul ponggok. Berbeda dengan sumber mata air Krawak yang mana tidak seperti umbul Bektiharjo sudah di buatkan kolam penampung airnya, Krawak ini masih di biarkan alami seperti sungai. Banyak juga yang memanfaatkan untuk foto lompat di atas air jernih Krawak, bahkan saking lebaynya di beberapa waktu yang tepat air di Krawak terlihat begitu biru bening bagaikan kaca.

Iklan Shampoo di umbul Bektiharjo

 

 

6. Tak hanya tentang wisata religi, bekas tambang dan umbul Tuban juga punya hutan jati serta hutan kayu putih yang ketika musim kemarau dan musim hujan mempunyai daya tarik tersendiri. ketika meranggas pohon jati terlihat bagaikan hutan mati yang begitu menyedihkan dan sangat berbeda ketika sudah bersemi kembali menjadi hijau sangat teduh dan sejuk ketika sedang di bawahnya. Hamparan luas kebun/ hutan Kayu Putih terlihat begitu menyala, dedaunan berwarna hijau stabilo juga batang kayu yang berwarna putih kalau kata teman saya seperti sedang di luar negri.

Hutan Jati Meranggas

 

Hutan Heterogen

 

Hutan Jati Bersemi

 

Tempat Penyimpanan Kayu

Foto- Foto Lainnya,

Pantai Pasir Putih Remen

 

Jurang Tegal pelem Kumbung

Jadi ? kapan kamu nyusul aku ke Tuban ? keburu saya pindah ke daerah lain lagi loh…

Negeri Batu Putih Tuban

Jadi selama di Tuban yang selain sebutannya sebagai bumi kota Wali juga saya sebut sebagai negeri batu putih/ kapur ngapain aja ?

 

IMG_5494

Tambang Batu Kapur Masih Aktif

Selain sedang kerja karena memang proyek pekerjaan sedang di Jawa Timur lebih tepatnya Tuban, Lamongan dan Jombang terkadang saya memanfaatkan beberapa waktu setelah kerja atau ketika sedang tidak banyak pekerjaan untuk refreshing dengan mengunjungi tempat yang sekiranya mampu melegakan pandangan dan menyenangkan hati. Ada beberapa point yang menjadi sorotan untuk Tuban. Memang bahwa saya belum lama tinggal di Tuban namun jika secara garis besarnya saja sudah bisa saya ceritakan bagaimana tentang Tuban. Di Tuban saya tinggal di tengah kota, lebih tepatnya adalah masih sekawasan dengan Alun- alun dan masjid Akar Tuban. Dari pusat kota Tuban inilah saya bisa mengunjungi beberapa daerah seperti Banyuurip, Senori, Montong, Singgahan, Palang, Sooko, Grabagan, Rengel, Plumpang, Semanding dan beberapa daerah lainnya. Tuban selain sebagai Tambang Semen, ada Pabrik semen Holcim dan juga pabrik semen Gresik juga sebagai tambang batu putih / kapur. Karena sudah cukup luas lahan tambang batu putih yang di buka oleh warga menjadikan di beberapa poin pandang membuat daerah Tuban di dominasi warna putih. Beruntung ketika musim hujan warna putih di imbangi oleh warna hijau segar karena hutan sudah bersemi kembali. Berbeda dengan saat musim kemarau dimana hutan meranggas kemudian ladang warga menjadi mandul dan di biarkan gersang kering kerontang pemandangan seperti ini juga membuat Tuban mirip dengan daratan Flores. Jika di Flores sebagian besar pohon lontar di ambil niranya untuk membuat gula merah dan beberapa dikit juga di buat minuman khas beralkohol lain halnya di Tuban yang sebagian besar nira lontarnya di ambil untuk dijual langsung sebagai minuman yaitu legen dan beberapa dikit juga di jadikan Tuak dengan menambahkan ramuan lain tentunya. Jadi Tuban menarik gak menurut “fathur ” ? Jawabnya “Menarik” dan dari sudut pandang saya Tuban mempunyai ke-menarik-kan sebagai berikut.

1. Tuban punya magnet yang mampu menarik pendatang/ pengunjung dari sisi religi, Wisata religi yang lebih di minati masyarakat tetangga sebelah Tuban bahkan dari luar Jawa Timur pun juga ada yang membela- belakan untuk datang berziarah. Nah yang menjadi destinasinya adalah Masjid Alun- alun Tuban, Masjid Perut Bumi, Goa Akbar dan bonusnya adalah pantai Boom yang bersebelahan dengan Alun- alun. Tidak hanya sebagai destinasi wisata religi namun pemerintah daerah Tuban pun serius dalam hal Agama khususnya agama islam. Adanya operasi/ razia rutin hotel- hotel yang menjaring pasangan bukan suami istri, kemudian himbauan untuk menjauhi Alkohol, Operasi rutin dan membuahkan hasil penangkapan pengedar Narkoba, Masjid- masjid rajin mengadakan pengajian merupakan beberapa tindakan nyata bahwa pemerintah serius dalam hal menjaga moral dan aklakh warga Tuban.

Masjid Agung Tuban

 

Masjid Agung Tuban

2. Di beberapa daerah bisa di bilang pelosok masih saya temui banyaknya rumah yang terbuat dari papan. Karena Tuban bukan letak strategis dalam perdagangan nasional tentunya kemajuan Tuban sedikit pelan- pelan jika di bandingkan dengan tetangga- tetangganya. Namun justru rumah- rumah sederhana jauh dari modernitas dan kemewahan sungguh menarik bagi saya, seperti hal nya ketika saya tiba di Sumbawa bahkan Flores yang mana rumah- rumah masih di dominasi rumah tradisional. Justru saya banyak berharap warga masyarakat masih banyak yang mempertahankan keaslian rumah tradisional mereka hingga nanti. Salah satu mimpi besar saya jika nanti membangun rumah adalah Rumah Papan Kayu.

 

3. Cukup banyak bekas tambang batu putih yang sudah di tinggalkan akhirnya menjadi tempat yang fotogenic. Keluar dari konteks baik buruknya penambangan disini saya membahas nilai nilai keunikan bekas tambang jika di bingkai dalam frame sebuah foto. Tebing- tebing berwarna putih itu bagaikan di ukir dalam hitungan tahun yang secara tidak sengaja akhirnya meninggalkan bekas yang bisa saya bilang unik dan indah. Ada yang menjadi Goa- goa ada pula yang meninggalkan menara- menara kapur.

Bekas Tambang, Rengel

 

Tambang Batu Kapur Aktif, Palang

 

Goa Suci, Bekas Tambang juga

 

Bekas Tambang, Rengel

 

Goa Suci

 

Goa Suci

 

4.Masih adanya beberapa desa yang terletak di tengah lembah dan di kelilingi oleh tebing raksasa. Jadi ketika itu saya sengaja menyasarkan arah sepeda motor saya memasuki gang- gang yang memang belum saya kenal dan lewatin. Sekilas tanpa sadar saya seolah di kembalikan mengakses memori tentang tanah minangkabau yang banyak di “tumbuhi” bukik bukik nan gadang. Saat itu masih pagi sekitar pukul 06:00 udara yang biasanya Tuban terkenal panas benar- benar sejuk. Kabut kabut tipis menutupi remang remang pepohonan yang di sirami pancaran cahaya matahari. Kicau burung dari dalam hutan nyaring merdu menghibur yang melintas. Senyum sapa warga yang berangkat ke sawah dan ladang.

 

 

5. Tuban juga punya kolam renang yang berasal dari mata air alami, yaitu pemandian Bektiharjo dan Sumber Mata Air krawak. Seperti umbul yang sedang ngetrend di Kota yang jauh disana di Klaten Tuban punya Bektiharjo yang mulai di pakai juga untuk foto antimainstream namun kini jadi mainstream karena sudah banyak yang melakukannya. Di Bektiharjo selain bisa snorkling melihat ikan juga bisa berfoto unik dengan property yang tidak wajar seperti yang banyak di lakukan di umbul ponggok. Berbeda dengan sumber mata air Krawak yang mana tidak seperti umbul Bektiharjo sudah di buatkan kolam penampung airnya, Krawak ini masih di biarkan alami seperti sungai. Banyak juga yang memanfaatkan untuk foto lompat di atas air jernih Krawak, bahkan saking lebaynya di beberapa waktu yang tepat air di Krawak terlihat begitu biru bening bagaikan kaca.

Iklan Shampoo di umbul Bektiharjo

 

 

6. Tak hanya tentang wisata religi, bekas tambang dan umbul Tuban juga punya hutan jati serta hutan kayu putih yang ketika musim kemarau dan musim hujan mempunyai daya tarik tersendiri. ketika meranggas pohon jati terlihat bagaikan hutan mati yang begitu menyedihkan dan sangat berbeda ketika sudah bersemi kembali menjadi hijau sangat teduh dan sejuk ketika sedang di bawahnya. Hamparan luas kebun/ hutan Kayu Putih terlihat begitu menyala, dedaunan berwarna hijau stabilo juga batang kayu yang berwarna putih kalau kata teman saya seperti sedang di luar negri.

Hutan Jati Meranggas

 

Hutan Heterogen

 

Hutan Jati Bersemi

 

Tempat Penyimpanan Kayu

Foto- Foto Lainnya,

Pantai Pasir Putih Remen

 

Jurang Tegal pelem Kumbung

Jadi ? kapan kamu nyusul aku ke Tuban ? keburu saya pindah ke daerah lain lagi loh…