Selesai explore pulau Kenawa kami menyebrang lagi ke Lombok, melewati selat alas yang beberapa hari setelah penyebrangan kami ada kapal ferry tenggelam. Selepas magrib kami sudah menyebrang ke Lombok kemudian turun di Lombok sudah ditunggu mobil pesanan kami. Ya cukup seru jika diingat kami rupanya naik tahta dari Sape ke Bima naik lossbak, kemudian dari Labuan Badas ke Pototano naik lossbak dikasih atap, dan dari Kayangan ke Lombok naik Innova hahaha. Tiba di Lombok kami stay semalam di rumah mas Aji karena mau langsung ke hotel sudah tidak mungkin mengingat sudah larut malam. Oke hari pertama part kedua di Lombok adalah tanggal 30 desember 2013 di buka dengan menuju air terjun Sendang Gila serta air terjun Tiu Kelep. Dari Mataram perjalanan di tempuh selama 3 jam menuju kaki gunung Rinjani. Dengan kontur jalanan yang berkelok- kelok naik turun sempat membuat penumpang pusing dan hampir mabok. Tiba diparkir kendaraan kami lanjut dengan treking selama 1 jam menuju air terjun Tiu Kelep. Kesan pertama adalah sangat kecewa karena di lokasi sudah sangat ramai di jejali manusia bahkan untuk foto saja saya sangat kesusahan dari mana angle yang bagus karena disetiap sudut pasti ada manusia. Ya memang kami kurang tepat karena berkunjung saat liburan natal & tahun baru. Mungkin next time balik lagi dan sudah sepi. Setelah hampir putus asa saya liat- liat sekeliling dan mencoba mencari angle dari atas batu. Dapatlah di salah satu batu sebenernya bagus angle yang didapat namun lagi lagi terlalu penuh dengan manusia, bahkan secara tidak sengaja mata saya melihat sepasang bule ciuman dibawah air terjun dengan.nafsunya yang menggebu- gebu #etdahh. Sudah kepalang tanggung dan basah akhirnya yasudah sekalian aja saya nyebur dan ngerusuh di kolam air terjun. Beberapa saat setelah puas berenang dan kedinginan akhirnya kami memilih untuk ke air terjun Sendang Gila. Di air terjun Sendang Gila tidak begitu ramai dan masih bisa mengakali untuk mengambil foto. Namun tak lama di Sendang Gila kami segera meninggalkan lokasi.
Memasuki sesi ketiga explore lombok kami sudah mempunyai tujuan berikutnya, ya masih air terjun dan bisa jadi air terjun ini lebih indah. Berangkat dari Mataram pukul 08:00 menuju Lombok Tengah dengan waktu perjalanan kira- kira 2 jam perjalanan. Mata dimanjakan oleh hijaunya persawahan di tepi jalan serta langit yang teduh tidak terlalu biru. Sawah nan hijau dengan beberapa batang pohon kelapa di sekitarnya buat saya menambah kesempurnaan pemandangan tepi jalan kala itu. Udara pagi lombok yang masih segar saat itu segera melenyapkan lamunan saya tentang kapan saya punya rumah di Lombok. Udara segar dan dingin rupanya saya sudah sampai di kawasan wisata air terjun Benang Stokel dan Benang Kelambu. Air terjun yang masih termasuk dalam kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani ini menyajikan beningnya air serta bersihnya udara yang melewati rongga- rongga hidung pengunjungnya. Jika saya sentuh airnya yang mengalir maka dingin dan segarnya langsung merasuk kedalam tubuh serta sangat menenangkan. Nama air terjun Benang Stokel ini sendiri karena air terjunnya mirip benang yang “Stokel” dalam bahasa Indonesia artinya benang yang mengumpul. Ada suara yang menyebutkan bahwa air terjun ini mempunyai cerita mistis. Pernahkah mendengar cerita Dewi Anjani? ya Dewi cantik penunggu puncak gunung Rinjani. Kecantikan Dewi Anjani rupanya tak lepas dari jernihnya air terjun benang Stokel ini. Dalam waktu tertentu sang Dewi Anjani menyempatkan mandi membersihkan diri serta berkeramas membersihkan rambutnya di air terjun ini. Terus apakah saya bertemu Dewi Anjani sewaktu di air terjun benang Stokel? tentu tidak karena Dewi Anjani sedang sibuk menerima tamu di puncak Gunung Rinjani. Kembali ke cerita perjalanan agar tidak kebanyakan tulisannya, karena masih agak sepi di air terjun ini saya dan teman- teman lumayan puas rupanya berfoto- foto serta bermain air. Tak lama belum ada satu jam kami sudah meninggalkan air terjun benang Stokel menuju air terjun Benang kelambu. Berjarak sekitar 500 m – 700 m menuju hulu sungai meneruskan jalur dari air terjun benang Stokel menyusuri jalan setapak diantara rindangnya pohon dan semak belukar. Cukup 30- 45 menit kami berjalan sudah sampai di gerbang air terjun Benang Kelambu. Jika air terjun Benang Stokel karena benangnya mengumpul berbeda dengan air terjun Benang Kelambu, air terjunnya yang mirip kain kelambu jatuhnya air terurai lembut ini menjadi semakin indah dan manja. Air terjun yang seperti ini yang saya suka, air terjun dengan debit air tidak terlalu besar namun uraian airnya lebar tidak mengumpul. Jatuhnya air seperti benang terurai satu- satu serta terdapat dua tingkat air terjatuhnya. Mata tak habis- habisnya dimanjakan oleh indahnya air terjun Benang Kelambu ini. Sampai- sampai kamera pun bingung mau menangkap gambar darimana saking bagusnya dari semua sisi dan sudut. Geser kekanan geser ke kiri sampai akhirnya sudah tak tau lagi mau mengambil gambar darimana dan saat itupula waktu yang tepat untuk kami meninggalkannya. Cerita lainnya di Air terjun Benang Kelambu ini adalah konon katanya yang mengunjunginya akan satu tahun lebih muda dari yang lainnya. Namanya juga mitos boleh percaya atau tidak, kalau saya pribadi setuju saja bahwa saya akan satu tahun lebih muda karena setelah mengunjunginya hati saya sangat senang dan bahagia yang membuat hidup awet muda. Namun sayangnya eksistensi kedua air terjun ini belum secerah tetangganya yaitu air terjun tiu kelep dan sendang gile.
VIDEO