Tampilkan postingan dengan label pantai. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label pantai. Tampilkan semua postingan

Kamis, 24 Maret 2016

Menjelajah Pulau Tanah Merah, MADURA

12745767_1165677720111237_5046348946580683812_n

Tanpa rencana hanya guyonan sedikit serius sore itu, ” Cuk Madura yok ! ” ajak saya kepada teman saya Arga, disambutnya semangat dan jadilah kami berangkat gas sekitar pukul 01:00 jumát dini hari. Jalanan cukup sepi hanya beberapa truck besar dan motor kami berdua melintasi Lamongan kota kemudian perbatasan Lamongan- Gresik. Laju motor kami tidak terlalu kencang namun tetiba vespa Arga “Nyingset ” di depan POM Bensin Bunder Gresik dan kami pun berhenti sejenak sambil menunggu mesin vespanya agak dingin, sepertinya campuran oli nya kurang.

Lanjut gas lagi tipis- tipis agar si vespa tidak nyingset lagi karena kepanasan. Tak terasa baru satu jam kami sudah tiba di surabaya dan di sambut hujan semakin deras sembari istirahat sebentar kami berteduh di indomar*et. Ternyata berkendara dini hari terasa dua kalilipat lebih cepat, lamongan surabaya naik mobil lewat jalan tol tetap 1 jam lebih sedikit sedangkan kami berdua naik motor lewat jalur biasa jalan rata- rata 50-60kpj namun 1 jam saja sudah sampai surabaya. Sambil Arga menghisap asap rokoknya dan saya meneguk kopi instan beli di indomaret hujan mulai berganti gerimis pertanda sebentar lagi reda. Hujan reda kami pun menyambutnya segera melanjutkan perjalanan. Ketika menuju jembatan suramadu saya sempatkan mengisi bbm pas kebetulan ada pertamax plus. Tak jauh dari pom bensin jembatan Suramadu sudah menanti kami. Jembatan yang menghubungkan antara pulau Jawa dan Madura ini kami tempuh selama 30 menit termasuk jembatan terpanjang di Indonesia.

Selesai melintasi jembatan Suramadu kami di hadapkan dua jalur ke kanan atau lurus, menurut perkiraan saya adalah ke kanan maka kami ambil jalan yang kanan. Satu km jalan pertama masih biasa saja namun ketika semakin masuk kedalam jalan yang kami lewati semakin gelap dan kecil belum lagi beberapa kali tergenang air dan rusak. Kami berfikir bahwa salah jalan, namun di gps map yang kami pakai menunjukkan jalan yang benar. Pukul 03:00 dini hari berhenti di sebuah pondok pesantren kemudian ada seorang yang keluar dari pondok daripada kami makin bingung maka bertanyalah kemana arah sampang. Ternyata bener kalau kami salah ambil jalur seharusnya keluar dari Suramadu masih lurus terus, tapi dari pondok pesantren ada jalan balik lagi ke jalan utama lewat desa- desa.

Alhamdulillah sudah kembali ke jalan yang benar, lanjut kami gas laju motor kami berharap segera sampai. Sebelum masuk Sampang kami sudah capek dan ngantuk memilih istirahat sebentar sembari menunggu adzan subuh di pom bensin. Seusai shalat subuh saya dan Arga istirahat tidur sebentar dan terbangun sudah pukul 06:00. Tujuan pertama kami adalah bukit masegit, ya bukit ini terkenal di jagat instagram. Perlahan sambil menengok kanan dan kiri apakah bukitnya kelihatan sampai akhirnya bertanya ke warga sekitar namun banyak yang tidak tau di mana bukit masegit itu. Yasudah kami gas lagi tipis- tipis dan berhentilah di depan pom bensin ada seorang bapak keluar dari kebun langsung kami tanyakan dimana bukit masegit. Bapak yang ternyata berasal dari madiun ini juga tidak tau, ketika seorang temannya lewat di stop lah dan di tanyakan kemana arah bukit masegit itu. Sesuai arahan teman bapak dari madiun itu kami lanjut gas dan ketika sudah tiba di sekitar bukit pun masih nyasar dan gak tau lewat mana kalau mau ke atas bukit. Bukit Masegit ini diatasnya terdapat sebuah kuburan dan tempat semacam untuk shalat ( karena ada sajadah, sarung dan mukena ). Dari puncak bukit terlihat pemandagan sekitarnya karena masih pagi sinar mentari belum begitu keras dan cahaya keemasan masih sedikit tersisa menyinari pucuk- pucuk pohon.

12751272_836227096499442_1228493895_n

12677721_978462328898207_481652732_n

Lanjut dari bukit Masegit tujuan berikutnya adalah air terjun toroan, ya dulu ketika saya ngeteng naik transpot umum pernah ke air terjun ini dan kini penasaran kembali lagi. Dalam perjalanan saya teringat beberapa tahun lalu saat saya keliling madura yang saat itu masih banyak rumah- rumah tradisional yang terbuat dari papan dan bambu rumah itu begitu istimewa bagi saya namun sepertinya tidak bagi yang punya karena saat saya datang lagi sudah banyak rumah papan dan bambu itu berubah menjadi rumah tembok. Jalan jalan yang kami lewatin pun sudah banyak perubahan, jalan yang dulu masih banyak berlubang dan lumpur merah di kanan kiri jalan bahkan di tengah untuk menambal lubang kini sudah beraspal hitam mulus. Lahan- lahan gersang dan tanah merah kecoklatan menganga dimana- mana kini berubah menjadi padang rumput dan lahan hijau yang begitu menyejukkan mata. Sampai akhirnya kami tiba di padang rumput yang luas seakan sedang di tanah Sumba ( padahal belum pernah ke Sumba ). Berfoto- foto sebentar melihat sekeliling hamparan padang rumput luas di tengahnya jalan beraspal hitam dan di ujung pantai terlihat indah.

12822280_1513867402255523_1037068637_n

Tak jauh dari Sumba nya Madura air terjun toroan berada di sebelah kanan jalan menuju bangkalan. Parkir motor kemudian jalan sedikit sudah tiba di air terjun pinggir pantai Toroan. Sayang sekali ketika saya datang airnya sedang besar dan coklat tidak seperti ketika musim kemarau yang airnya jernih kehijauan. Suasananya sudah banyak berubah di bandingkan ketika 2011 saya datang belum ada parkiran yang layak jalan akses juga belum sebagus saat ini dan lagi dulu sepi hanya saya sendiri bertemankan sampah berserakan yang berbeda dengan saat ini sudah ramai pengunjung dan mulai di kelola sampahnya. Di air terjun Toroan pun saya tidak banyak mengambil foto karena ramai dan airnya yang keruh.

Lanjut menuju destinasi berikutnya yaitu tambang kapur arosbaya. Bukit kapur arosbaya salah satu yang terkenal di jagat instagram namun agak susah mencarinya karena searah dengan wisata ziarah aer mata ibu, jadi jika dari bangkalan sebaiknya mencari petunjuk arah aer mata ibu dan jika sudah sampai aer mata ibu tanya kepada penduduk sekitar dimana tambang kapur arosbaya berada. Tambang kapur yang masih aktif ini sudah mengukir membentuk menara menara dan ukiran di dinding seolah bangunan jaman purba. Karena statusnya yang masih aktif sebaiknya hati hati ketika berkunjung dan foto- foto di sini. Hargailah warga sekitar dan aturan yang telah di buat serta berikan jalan terlebih dahulu kepada penambang untuk lewat.

12806060_1170421852970157_7873191800185935117_n 12799295_1170418752970467_2260174103991330814_n 12790998_1174404189238590_2718823137144138479_n 12790936_1170421202970222_7575163216747034446_n 12813914_1170423679636641_4875286451763598906_n 12790913_1167579726587703_2318758579352324878_n 12744346_1170419582970384_4154398669920210194_n 12743984_1165378866807789_7632145705873859033_n 12743578_1164713303541012_862619189992211232_n 12717695_1165321266813549_8523755031704240198_n 10400715_1167580633254279_1285441002625363597_n 10363344_1170420789636930_1730644593615974813_n

Usai puas berfoto- foto di bukit kapur arosbaya masih ada satu destinasi lagi yang harus kami kunjungi, yaitu bukit jaddih di Socah Bangkalan. Tambang kapur yang masih aktif ini sengaja sekalian di jadikan wisata. Ya di salah satu sudutnya telah di bangun sebuah kolam renang yang di kelilingi oleh tebing bekas tambang. Sedangkan di atas penambangan masih disisakan taman batu untuk melihat keindahan pemandangan di bawahnya. Dari puncak bukit Jaddih bisa melihat sunrise dan sunset. Banyak pengunjung yang datang untuk berfoto atau sekedar refreshing bersama keluarga. Jika di Bandung punya Stone Garden maka bukit Jaddih ini bisa di bilang mirip dengan Stone Garden.

12814164_1170418329637176_7924988641697830066_n 12798839_1170417516303924_2328040177527394243_n 12745659_1165694573442885_7192669357081275310_n 12745604_1165344340144575_8607912170599766091_n 12715715_1164814140197595_3155390562415208934_n 12512434_1167578609921148_2389221474160634330_n 10408814_1167577083254634_4709440433240489144_n 1936191_1170417979637211_6923779224319034412_n

 

Senin, 22 Februari 2016

Negeri Batu Putih Tuban

Jadi selama di Tuban yang selain sebutannya sebagai bumi kota Wali juga saya sebut sebagai negeri batu putih/ kapur ngapain aja ?

 

IMG_5494

Tambang Batu Kapur Masih Aktif

Selain sedang kerja karena memang proyek pekerjaan sedang di Jawa Timur lebih tepatnya Tuban, Lamongan dan Jombang terkadang saya memanfaatkan beberapa waktu setelah kerja atau ketika sedang tidak banyak pekerjaan untuk refreshing dengan mengunjungi tempat yang sekiranya mampu melegakan pandangan dan menyenangkan hati. Ada beberapa point yang menjadi sorotan untuk Tuban. Memang bahwa saya belum lama tinggal di Tuban namun jika secara garis besarnya saja sudah bisa saya ceritakan bagaimana tentang Tuban. Di Tuban saya tinggal di tengah kota, lebih tepatnya adalah masih sekawasan dengan Alun- alun dan masjid Akar Tuban. Dari pusat kota Tuban inilah saya bisa mengunjungi beberapa daerah seperti Banyuurip, Senori, Montong, Singgahan, Palang, Sooko, Grabagan, Rengel, Plumpang, Semanding dan beberapa daerah lainnya. Tuban selain sebagai Tambang Semen, ada Pabrik semen Holcim dan juga pabrik semen Gresik juga sebagai tambang batu putih / kapur. Karena sudah cukup luas lahan tambang batu putih yang di buka oleh warga menjadikan di beberapa poin pandang membuat daerah Tuban di dominasi warna putih. Beruntung ketika musim hujan warna putih di imbangi oleh warna hijau segar karena hutan sudah bersemi kembali. Berbeda dengan saat musim kemarau dimana hutan meranggas kemudian ladang warga menjadi mandul dan di biarkan gersang kering kerontang pemandangan seperti ini juga membuat Tuban mirip dengan daratan Flores. Jika di Flores sebagian besar pohon lontar di ambil niranya untuk membuat gula merah dan beberapa dikit juga di buat minuman khas beralkohol lain halnya di Tuban yang sebagian besar nira lontarnya di ambil untuk dijual langsung sebagai minuman yaitu legen dan beberapa dikit juga di jadikan Tuak dengan menambahkan ramuan lain tentunya. Jadi Tuban menarik gak menurut “fathur ” ? Jawabnya “Menarik” dan dari sudut pandang saya Tuban mempunyai ke-menarik-kan sebagai berikut.

1. Tuban punya magnet yang mampu menarik pendatang/ pengunjung dari sisi religi, Wisata religi yang lebih di minati masyarakat tetangga sebelah Tuban bahkan dari luar Jawa Timur pun juga ada yang membela- belakan untuk datang berziarah. Nah yang menjadi destinasinya adalah Masjid Alun- alun Tuban, Masjid Perut Bumi, Goa Akbar dan bonusnya adalah pantai Boom yang bersebelahan dengan Alun- alun. Tidak hanya sebagai destinasi wisata religi namun pemerintah daerah Tuban pun serius dalam hal Agama khususnya agama islam. Adanya operasi/ razia rutin hotel- hotel yang menjaring pasangan bukan suami istri, kemudian himbauan untuk menjauhi Alkohol, Operasi rutin dan membuahkan hasil penangkapan pengedar Narkoba, Masjid- masjid rajin mengadakan pengajian merupakan beberapa tindakan nyata bahwa pemerintah serius dalam hal menjaga moral dan aklakh warga Tuban.

Masjid Agung Tuban

 

Masjid Agung Tuban

2. Di beberapa daerah bisa di bilang pelosok masih saya temui banyaknya rumah yang terbuat dari papan. Karena Tuban bukan letak strategis dalam perdagangan nasional tentunya kemajuan Tuban sedikit pelan- pelan jika di bandingkan dengan tetangga- tetangganya. Namun justru rumah- rumah sederhana jauh dari modernitas dan kemewahan sungguh menarik bagi saya, seperti hal nya ketika saya tiba di Sumbawa bahkan Flores yang mana rumah- rumah masih di dominasi rumah tradisional. Justru saya banyak berharap warga masyarakat masih banyak yang mempertahankan keaslian rumah tradisional mereka hingga nanti. Salah satu mimpi besar saya jika nanti membangun rumah adalah Rumah Papan Kayu.

 

3. Cukup banyak bekas tambang batu putih yang sudah di tinggalkan akhirnya menjadi tempat yang fotogenic. Keluar dari konteks baik buruknya penambangan disini saya membahas nilai nilai keunikan bekas tambang jika di bingkai dalam frame sebuah foto. Tebing- tebing berwarna putih itu bagaikan di ukir dalam hitungan tahun yang secara tidak sengaja akhirnya meninggalkan bekas yang bisa saya bilang unik dan indah. Ada yang menjadi Goa- goa ada pula yang meninggalkan menara- menara kapur.

Bekas Tambang, Rengel

 

Tambang Batu Kapur Aktif, Palang

 

Goa Suci, Bekas Tambang juga

 

Bekas Tambang, Rengel

 

Goa Suci

 

Goa Suci

 

4.Masih adanya beberapa desa yang terletak di tengah lembah dan di kelilingi oleh tebing raksasa. Jadi ketika itu saya sengaja menyasarkan arah sepeda motor saya memasuki gang- gang yang memang belum saya kenal dan lewatin. Sekilas tanpa sadar saya seolah di kembalikan mengakses memori tentang tanah minangkabau yang banyak di “tumbuhi” bukik bukik nan gadang. Saat itu masih pagi sekitar pukul 06:00 udara yang biasanya Tuban terkenal panas benar- benar sejuk. Kabut kabut tipis menutupi remang remang pepohonan yang di sirami pancaran cahaya matahari. Kicau burung dari dalam hutan nyaring merdu menghibur yang melintas. Senyum sapa warga yang berangkat ke sawah dan ladang.

 

 

5. Tuban juga punya kolam renang yang berasal dari mata air alami, yaitu pemandian Bektiharjo dan Sumber Mata Air krawak. Seperti umbul yang sedang ngetrend di Kota yang jauh disana di Klaten Tuban punya Bektiharjo yang mulai di pakai juga untuk foto antimainstream namun kini jadi mainstream karena sudah banyak yang melakukannya. Di Bektiharjo selain bisa snorkling melihat ikan juga bisa berfoto unik dengan property yang tidak wajar seperti yang banyak di lakukan di umbul ponggok. Berbeda dengan sumber mata air Krawak yang mana tidak seperti umbul Bektiharjo sudah di buatkan kolam penampung airnya, Krawak ini masih di biarkan alami seperti sungai. Banyak juga yang memanfaatkan untuk foto lompat di atas air jernih Krawak, bahkan saking lebaynya di beberapa waktu yang tepat air di Krawak terlihat begitu biru bening bagaikan kaca.

Iklan Shampoo di umbul Bektiharjo

 

 

6. Tak hanya tentang wisata religi, bekas tambang dan umbul Tuban juga punya hutan jati serta hutan kayu putih yang ketika musim kemarau dan musim hujan mempunyai daya tarik tersendiri. ketika meranggas pohon jati terlihat bagaikan hutan mati yang begitu menyedihkan dan sangat berbeda ketika sudah bersemi kembali menjadi hijau sangat teduh dan sejuk ketika sedang di bawahnya. Hamparan luas kebun/ hutan Kayu Putih terlihat begitu menyala, dedaunan berwarna hijau stabilo juga batang kayu yang berwarna putih kalau kata teman saya seperti sedang di luar negri.

Hutan Jati Meranggas

 

Hutan Heterogen

 

Hutan Jati Bersemi

 

Tempat Penyimpanan Kayu

Foto- Foto Lainnya,

Pantai Pasir Putih Remen

 

Jurang Tegal pelem Kumbung

Jadi ? kapan kamu nyusul aku ke Tuban ? keburu saya pindah ke daerah lain lagi loh…

Negeri Batu Putih Tuban

Jadi selama di Tuban yang selain sebutannya sebagai bumi kota Wali juga saya sebut sebagai negeri batu putih/ kapur ngapain aja ?

 

IMG_5494

Tambang Batu Kapur Masih Aktif

Selain sedang kerja karena memang proyek pekerjaan sedang di Jawa Timur lebih tepatnya Tuban, Lamongan dan Jombang terkadang saya memanfaatkan beberapa waktu setelah kerja atau ketika sedang tidak banyak pekerjaan untuk refreshing dengan mengunjungi tempat yang sekiranya mampu melegakan pandangan dan menyenangkan hati. Ada beberapa point yang menjadi sorotan untuk Tuban. Memang bahwa saya belum lama tinggal di Tuban namun jika secara garis besarnya saja sudah bisa saya ceritakan bagaimana tentang Tuban. Di Tuban saya tinggal di tengah kota, lebih tepatnya adalah masih sekawasan dengan Alun- alun dan masjid Akar Tuban. Dari pusat kota Tuban inilah saya bisa mengunjungi beberapa daerah seperti Banyuurip, Senori, Montong, Singgahan, Palang, Sooko, Grabagan, Rengel, Plumpang, Semanding dan beberapa daerah lainnya. Tuban selain sebagai Tambang Semen, ada Pabrik semen Holcim dan juga pabrik semen Gresik juga sebagai tambang batu putih / kapur. Karena sudah cukup luas lahan tambang batu putih yang di buka oleh warga menjadikan di beberapa poin pandang membuat daerah Tuban di dominasi warna putih. Beruntung ketika musim hujan warna putih di imbangi oleh warna hijau segar karena hutan sudah bersemi kembali. Berbeda dengan saat musim kemarau dimana hutan meranggas kemudian ladang warga menjadi mandul dan di biarkan gersang kering kerontang pemandangan seperti ini juga membuat Tuban mirip dengan daratan Flores. Jika di Flores sebagian besar pohon lontar di ambil niranya untuk membuat gula merah dan beberapa dikit juga di buat minuman khas beralkohol lain halnya di Tuban yang sebagian besar nira lontarnya di ambil untuk dijual langsung sebagai minuman yaitu legen dan beberapa dikit juga di jadikan Tuak dengan menambahkan ramuan lain tentunya. Jadi Tuban menarik gak menurut “fathur ” ? Jawabnya “Menarik” dan dari sudut pandang saya Tuban mempunyai ke-menarik-kan sebagai berikut.

1. Tuban punya magnet yang mampu menarik pendatang/ pengunjung dari sisi religi, Wisata religi yang lebih di minati masyarakat tetangga sebelah Tuban bahkan dari luar Jawa Timur pun juga ada yang membela- belakan untuk datang berziarah. Nah yang menjadi destinasinya adalah Masjid Alun- alun Tuban, Masjid Perut Bumi, Goa Akbar dan bonusnya adalah pantai Boom yang bersebelahan dengan Alun- alun. Tidak hanya sebagai destinasi wisata religi namun pemerintah daerah Tuban pun serius dalam hal Agama khususnya agama islam. Adanya operasi/ razia rutin hotel- hotel yang menjaring pasangan bukan suami istri, kemudian himbauan untuk menjauhi Alkohol, Operasi rutin dan membuahkan hasil penangkapan pengedar Narkoba, Masjid- masjid rajin mengadakan pengajian merupakan beberapa tindakan nyata bahwa pemerintah serius dalam hal menjaga moral dan aklakh warga Tuban.

Masjid Agung Tuban

 

Masjid Agung Tuban

2. Di beberapa daerah bisa di bilang pelosok masih saya temui banyaknya rumah yang terbuat dari papan. Karena Tuban bukan letak strategis dalam perdagangan nasional tentunya kemajuan Tuban sedikit pelan- pelan jika di bandingkan dengan tetangga- tetangganya. Namun justru rumah- rumah sederhana jauh dari modernitas dan kemewahan sungguh menarik bagi saya, seperti hal nya ketika saya tiba di Sumbawa bahkan Flores yang mana rumah- rumah masih di dominasi rumah tradisional. Justru saya banyak berharap warga masyarakat masih banyak yang mempertahankan keaslian rumah tradisional mereka hingga nanti. Salah satu mimpi besar saya jika nanti membangun rumah adalah Rumah Papan Kayu.

 

3. Cukup banyak bekas tambang batu putih yang sudah di tinggalkan akhirnya menjadi tempat yang fotogenic. Keluar dari konteks baik buruknya penambangan disini saya membahas nilai nilai keunikan bekas tambang jika di bingkai dalam frame sebuah foto. Tebing- tebing berwarna putih itu bagaikan di ukir dalam hitungan tahun yang secara tidak sengaja akhirnya meninggalkan bekas yang bisa saya bilang unik dan indah. Ada yang menjadi Goa- goa ada pula yang meninggalkan menara- menara kapur.

Bekas Tambang, Rengel

 

Tambang Batu Kapur Aktif, Palang

 

Goa Suci, Bekas Tambang juga

 

Bekas Tambang, Rengel

 

Goa Suci

 

Goa Suci

 

4.Masih adanya beberapa desa yang terletak di tengah lembah dan di kelilingi oleh tebing raksasa. Jadi ketika itu saya sengaja menyasarkan arah sepeda motor saya memasuki gang- gang yang memang belum saya kenal dan lewatin. Sekilas tanpa sadar saya seolah di kembalikan mengakses memori tentang tanah minangkabau yang banyak di “tumbuhi” bukik bukik nan gadang. Saat itu masih pagi sekitar pukul 06:00 udara yang biasanya Tuban terkenal panas benar- benar sejuk. Kabut kabut tipis menutupi remang remang pepohonan yang di sirami pancaran cahaya matahari. Kicau burung dari dalam hutan nyaring merdu menghibur yang melintas. Senyum sapa warga yang berangkat ke sawah dan ladang.

 

 

5. Tuban juga punya kolam renang yang berasal dari mata air alami, yaitu pemandian Bektiharjo dan Sumber Mata Air krawak. Seperti umbul yang sedang ngetrend di Kota yang jauh disana di Klaten Tuban punya Bektiharjo yang mulai di pakai juga untuk foto antimainstream namun kini jadi mainstream karena sudah banyak yang melakukannya. Di Bektiharjo selain bisa snorkling melihat ikan juga bisa berfoto unik dengan property yang tidak wajar seperti yang banyak di lakukan di umbul ponggok. Berbeda dengan sumber mata air Krawak yang mana tidak seperti umbul Bektiharjo sudah di buatkan kolam penampung airnya, Krawak ini masih di biarkan alami seperti sungai. Banyak juga yang memanfaatkan untuk foto lompat di atas air jernih Krawak, bahkan saking lebaynya di beberapa waktu yang tepat air di Krawak terlihat begitu biru bening bagaikan kaca.

Iklan Shampoo di umbul Bektiharjo

 

 

6. Tak hanya tentang wisata religi, bekas tambang dan umbul Tuban juga punya hutan jati serta hutan kayu putih yang ketika musim kemarau dan musim hujan mempunyai daya tarik tersendiri. ketika meranggas pohon jati terlihat bagaikan hutan mati yang begitu menyedihkan dan sangat berbeda ketika sudah bersemi kembali menjadi hijau sangat teduh dan sejuk ketika sedang di bawahnya. Hamparan luas kebun/ hutan Kayu Putih terlihat begitu menyala, dedaunan berwarna hijau stabilo juga batang kayu yang berwarna putih kalau kata teman saya seperti sedang di luar negri.

Hutan Jati Meranggas

 

Hutan Heterogen

 

Hutan Jati Bersemi

 

Tempat Penyimpanan Kayu

Foto- Foto Lainnya,

Pantai Pasir Putih Remen

 

Jurang Tegal pelem Kumbung

Jadi ? kapan kamu nyusul aku ke Tuban ? keburu saya pindah ke daerah lain lagi loh…