Untuk pertama kalinya kaki saya menginjak tanah Flores, Labuhan Bajo adalah tanah paling barat bagian dari Nusa Tenggara Timur. Setelah semalam mengarungi laut perbatasan antara Nusa Tenggara Barat dengan Nusa Tenggara Timur dari pelabuhan Sape menuju pelabuhan Labuhan Bajo. Di sambut oleh tanah pulau Komodo, satwa langka peninggalan jaman purba. Di Labuhan Bajo saya bukan untuk menengok hewan purba itu namun untuk sekedar memasuki gerbang tanah Flores. Selama di Labuhan Bajo saya bersama teman saya Endang Purwanto mengunjungi Goa batu cermin, Bukit Cinta dan Puncak Waringin. Tak banyak waktu kami untuk singgah berlama- lama di Labuhan Bajo, sebenarnya pesona yang utama adalah Pulau Komodo dan sekitarnya.
# Video Perjalanan Menuju NTT #
Kedatangan kami di Labuhan Bajo masih sangat pagi yaitu pukul 07:00 dan saya sendiri masih sempat di sambut matahari terbit dari Nusantara Timur ini. Cukup panjang waktu kami untuk menjelajah tanah Labuhan Bajo karena kami dapat start perjalanan dari pagi hari. Seusai sarapan pagi dan bersih badan kami langsung menuju tujuan pertama yaitu Goa Cermin.
Goa Cermin, Sebuah Goa yang terbentuk karena naiknya dasar laut yang berupa karang ke permukaan bumi. Sebagian besar tatanan Goa adalah terdiri dari batu karang dasar laut dan sedikit tanah yang melapisi lantainya. Banyak di temukan artefak pada dinding Goa berupa bentuk ikan, penyu, dan hewan laut lainnya. Lalu kenapa dinamakan Goa Cermin? bukan Goa Karang? nah jawabannya adalah karena ketika musim hujan pada salah satu ruang Goa akan tergenang air dan air itulah yang menimbulkan pantulan Goa bagian atas dan Bawah. Namun sesungguhnya pesona keindahan yang sesungguhnya bukan hanya cermin itu namun ketika terdapat cermin Air dan disaat matahari melewati sela- sela bebatuan karang terbentuklah pemandangan yang begitu indah. Selain pemandangan di dalam Goa ada juga keindahan yang dapat kita lihat dari atas atap Goa. Hamparan bukit gundul berambut tipis berwarna hijau kekuningan, kemudian di sela- selanya terdapat teluk kecil yang menambah kesempurnaan indahnya panorama Labuhan Bajo.
Berdasarkan blog yang saya baca bahwa Labuhan Bajo mempunyai bukit yang bisa menikmati keindahan Labuhan Bajo dari atas. Bukit Cinta, sebuah bukit yang terkenal bahkan sampai ada sebuah novel yang menceritakan Bukit ini. Seorang teman saya Andina bilang kepada saya bahwa dia pernah membaca novel tentang seorang calon Dokter yang KKN di Labuhan Bajo dan sering mengunjungi Bukit Cinta. Bukit dengan sebatang Pohon menambah kecantikan Bukit ini. Bukit yang tak jauh dari Pelabuhan ini masih sangat alami dan belum tersentuh aroma wisata. Beberapa orang saja yang mau mengunjungi Bukit kecil ini. Laut dengan lekukan- lekukan teluknya terlihat begitu sempurna. Hembusan angin laut tercium dengan kuat diatas bukit. Panasnya terik matahari mampu di halau oleh sebatang pohon yang berdiri di bukit ini.
Masih dalam ketinggian untuk melihat Pelabuhan, ya di Puncak Waringin. Puncak yang mempunyai pohon beringin dan di bawahnya di bangun cafe untuk bersantai pengunjungnya. Dari Puncak waringin saya dapat melihat aktifitas yang sedang terjadi di pelabuhan. Kapal terparkir di tepi pelabuhan. Para operator wisata pulau Komodo sibuk dengan urusan masing-masing. Dari jauh terlihat kapal- kapal pinisi yang sedang mendekat. Serta nelayan dengan perahu kecilnya pulang dari menangkap ikan. Konon kata warga setempat puncak waringin ini bagus ( romantis ) ketika malam hari karena kerlap- kerlip lampu resort di tepi pelabuhan menambah syahdu di keheningan malam.