Tampilkan postingan dengan label wakatobi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label wakatobi. Tampilkan semua postingan

Minggu, 07 Januari 2018

Penjelajahan Mendalam Di Wanci, Wakatobi

Hasil rencana malam hari setelah mengakhiri hari dengan nyunset di Sombu adalah nyunrise ke Sousu, menyambangi kampung Liya Togo, kampung Bajo Mola, renang di kontamale dan nyunset ke Nua Wasabi. Seusai subuh kami segera memacu laju motor menuju Sousu. Karena hanya gmaps yang bisa kami harapkan meskipun sudah berkali di bikin nyasar apa boleh buat. Ya benar saja kami cari tujuan Sousu pun gmaps tidak mengenali yasudah kami kira kira saja ke arah nama desa nya yaitu Matahora. Setelah tujuan Matahora terkunci saya segera tarik gas motor dalam dalam. Motor melaju kencang di jalan aspal yang terbilang bagus nan sepi hanya ada satu dua mobil ke arah bandara Matahora. Satu jam perjalanan kami dari hotel melintasi padang rumput beratus bahkan beribu hektar kemudian melewati perkampungan petani rumput laut kami pun tiba di pantai yang letaknya di depan masjid sebuah pondok pesantren. Awalnya saya kira pantai ini adalah Sousu, ya ciri nya pun mirip dengan view di depan adalah pulau Matahora. Pandangan before sunrise saat itu begitu indah. Langit sedikit mendung kemerahan bergradasi orange memantul diatas air laut yang tenang. Suasana damai tanpa angin dan debur ombak sungguh terasa begitu syahdu. Sayup sayup kicau burung dan nyanyian jangkrik mengengkrik saling bersahutan layaknya sedang bermain musik untuk kami saat itu. Benar sungguh anugerah yang indah dari Allah untuk kami. Dalam keraguan yang membuyarkan kesyahduan pagi saya akhirnya memutuskan untuk berpindah dan mencari pantai Sousu yang sesungguhnya. Tak jauh beberapa puluh meter dari masjid kami berhenti di sebuah resort Matahora kebetulan ada seorang penjaga yang dapat saya tanyai dimna letak pantai sousu. Tak jauh dari tempat kami berhenti bertanya lurus terus kemudian belok kanan di turunan rupanya pantai Sousu berada. Syukurlah matahari belum menampakkan kegagahannya pagi itu. Di pantai Sousu saya masih bisa menikmati before sunrise yang tenang damai dan syahdu. Hunting foto dan video ke segala arah hingga matahari terbit mempercantik pemandangan. Lurus kedepan jauh disana ada nelayan dan petani rumput laut yang sedang beraktifitas. Saya gerakkan kamera sedikit serong kekanan ada pulau Matahora yang di belakangnya mentari sedang bersembunyi. Di sebelah kiri terpakir tanpa beraturan perahu perahu kecil para nelayan setempat. Dan di tepian pantai tumbuh pohon kelapa serta rumah warga setempat. Boleh lah ya kalau saya bilang pagi itu hari saya sungguh sempurna. Hari yang tenang, damai syahdu dengan pemandangan yang indah pula menawan menentramkan mata dan hati.

IMG_4189 IMG_4191 IMG_4200 IMG_4208 IMG_4220 IMG_4222

Cahaya merah mulai perlahan berganti orange dan kekuningan begitu pula waktu sudah menunjulkan pukul 07:00 karena masih harus berbagi waktu dengan destinasi yang lain kami pun segera meninggalkan pantai Sousu. Tak jauh dari pantai Sousu tujuan berikutnya adalah kampung Liya Togo yang tinggal diatas benteng kerajaan Togo.

IMG_4254

 

Kampung Liya Togo adalah sekumpulan warga asli masyarakat wakatobi yang mendiami benteng bekas kerajaan Togo. Salah satu peninggalan kerajaan adalah masjid tertua yang ada di Wakatobi dibangun setelah raja buton pertama di lantik. Penduduk asli Wakatobi adalah suku buton dan beragama islam. Jika beruntung di kampung Liya kamu bisa melihat aktifitas warga yang sedang menenun atau ada juga yang mengolah hasil panen rumput laut. Pada saat saya berkunjung suasana kampung sedang sepi aktifitas juga tidak ada yang sedang menenun cuaca pun langit sedang mendung. Karena kami berdua masih meraba raba mau kemana alhasil kami putari saja semua sudut kampung. Nampak warga sedang bersantai didepan https://www.cialispascherfr24.com/cialis-dosage-france/ rumah ada yang ngobrol dengan kerabat atau tetangga ada juga yang sedang diam termenung menatap lurus kedepan. Di Kampung Liya kami sempatkan ke masjid tertua yang disampingnya berdiri bangunan baruga atau sebuah tempat untuk meeting para petinggi kerajaan zaman dahulu kala. Selain Baruga juga ada makam para pejabat kerajaan juga makam warga kampung Liya. Makam di pagari oleh pohon kamboja tua yang batang pohonnya terlihat berkelok kulitnya pun sudah berganti ratusan bahkan ribuan kali. Tak ada aktifitas apapun di sekitar masjid. Hanya kami berdua yang sedang sibuk berfoto kesana kemari. Dari masjid tertua kami melanjutkan mencari kampung bajo mola.

IMG_4231 IMG_4242 IMG_4244 IMG_4245

Untuk menuju jalan raya kami harus keluar dahulu dari area perkampungan kemudian mengarahkan kendaraan ke hotel atau pelabuhan Wakatobi. Motor melaju menyusuri pesisir di sebelah kiri banyak berdiri rumah panggung diatas laut didepan dan samping rumah berjemur rumput laut. Beberapa rumah ada yang sudah rusak mungkin karena terjangan angin dan badai beberapa hari terakhir. Tak berapa lama kemudian kami tiba di depan gerbang menunjukkan tulisan selamat datang di kampung bajo mola. Sebelum masuk rupanya ban motor yang belakang kempes kebetulan didepan ada tukang tambal ban langsung saja saya minta pompa. Setelah dipompa kami masuk ke perkampungan bajo mola belum sampai ke tujuan kami rupanya ban kempes lagi saya kira hanya kempes rupanya bocor. Keluar sebentar nyari bengkel langsung saja minta ganti ban dalam yang baru biar cepat dan berharap tidak bocor lagi. Selesai ganti ban kami balik lagi ke dalam perkampungan bajo mola. Kampung nya padat juga ramai warga bajo sedang bersantai disekitar rumah. Ada yang sedang mendandani perahu, ada yang berjualan, ada yang memasak, ada yang mencuci pakaian, ada pula yang sedang membangun rumah sayangnya rumah tembok bukan rumah panggung khas bajo. Warga setempat terlihat biasa saja tidak merasa terganggu dan sangat ramah mereka berikan senyuman saat saya menyapanya. Kami mengarahkan kamera ke beberapa sudut kampung mengambil beberapa foto dan video. Suku bajo tau kan? Sang penguasa lautan raya. Halaman rumah mereka pun berupa kolam air asin atau langsung ke laut lepas. Di garasi masih banyak terpakir perahu perahu kecil kendaraan mereka untuk mencari ikan atau sekedar bertranspotasi ke sekitar area kampung. Yang saya perhatikan di beberapa sudut rumah milik warga terlihat banyak sampah yang tak terurai seperi plastik kresek atau bungkus deterjen hingga plastik keras bekas ember gayung atau toren penampungan air yang telah rusak. Namun begitu air yang menggenang di sekitar rumah panggung suku bajo ini masih terlihat jernih walaupun berserak sampah sampah tak terurai. Dari perkampungan bajomola kami lanjut menuju Sombu, ya awalnya sombu tidak ada dalam list kunjungan namun karena melihat air di pantai sousu yang tenang saya mendadak pengen snorkling lagi. Sebelum tiba di Sombu kami mampir sarapan gado2 seharga 30ribu di dekat hotel.

IMG_4263 IMG_4270 IMG_4277 IMG_4284

Balik lagi ke Sombu karena masih penasaran sama keindahan bawah lautnya. Saat itu masih pagi waktu menunjukkan pukul 09:30 angin dan arus laut masih belum terlalu kencang. Sebentar saya dan Qory ke kantin untuk menanyakan apakah menyediakan persewaan google dan masker untuk snorkling. Qory menyewa Snorkle dan saya nyewa fin karena saya sudah bawa kacamata renang sendiri dari Jawa. Karena masih pagi arus laut belum terlalu besar air pun masih sangat jernih. Terik matahari tak menyurutkan niatku untuk snorkling di sekitar jetty. Air jernih yang juga agak dingin, ikan mondar mandir berenang diantara sela- sela batu karang. Ikan dan terumbu karang nya bagus di dukung air laut yang jernih membuat pemandangan saat itu begitu indah. Meskipun airnya masih jernih dan banyak biota laut yang hidup di sekitar jetty ini namun sayang sekali saat itu sedang musim angin jadi semakin siang ombaknya semakin besar. Selain cepat capek kaki saya dan Qory pun sempat terkena batu karang yang tajam hingga berdarah. Bukan, bukan kami sengaja untuk menginjak batu karang namun saat berenang terombang ambing kesana kemari sehingga susah memang untuk menghindari agar tidak nyerempet batu karang. Akhirnya tak lama kami berenang melihat- lihat ikan di Sombu. Waktu menunjukkan pukul 10:25 kami naik ke daratan dan kemudian istirahat sambil memesan jus di kantin Sombu. Sambil menghabiskan jus yang kami pesan saya bertanya pada ibu yang jualan di kantin. Kata si ibu memang bulan desember anginnya besar semakin siang semakin sore anginnya semakin besar. Kalau mau menyelam memang bagus di pagi hari mulai pukul 07:00 sampai pukul 10:00 jadi arusnya tidak kencang. Selain membahas Sombu saya juga menanyakan beberapa pantai yang letaknya masih di sekitar Sombu, salah satunya ada pantai kecil di sebelah Sombu. Pantai kecil ini jika di lihat dari jetty begitu bagus karena letaknya yang sembunyi. Namun memang dari jalan raya sepintas tidak ada akses masuk ke pantai nya. Kata si Ibu aksesnya yang di samping persis kantin Sombu ada jalan setapak kecil masuk ke arah pantai. Karena penasaran sebelum lanjut ke pantai Cemara saya dan Qory mengecek sebentar melewati jalan setapak yang di kasih tau si Ibu. Pantainya memang kecil bahkan bisa di bilang tidak berpasir dan cocok untuk menyepi dan bersantai. Sayang aksesnya masih agak parno semak belukarnya masih rapat dan tinggi takutnya ketemu ular bisa langsung ngibrit.

20171218_112435

Pantai Sombu Kecil

20171218_112444

Pantai Sombu Kecil

20171218_112454

Pantai Sombu Kecil

Karena memang sudah bingung mau kemana lagi akhirnya kami hanya buang- buang waktu kesana kemari tidak terencana. Rencana saat itu adalah penutupan nyunset di cafe Nua Wasabi, namun karena hari masih siang kami ke beberapa pantai yang kemaren belum sempat kami singgahi. Dari pantai kecil belum bernama di Sombu kami lanjut ke pantai cemara terlebih dahulu. Pantai Cemara dapat di tempuh sekitar 20 menit perjalanan dengan motor dari Sombu. Pantainya cukup ramai dan banyak fasilitas gazebo serta beberapa penjual jajanan di pinggir pantai. Jika bepergian sekeluarga cocok mampir sebentar ke pantai ini. Saya dan Qory cuma sebentar foto- foto dan bermain ayunan kemudian segera berpindah ke pantai Onowa. Pantai Onowa ini ternyata letaknya sangat sembunyi dan aksesnya pun masih terbilang seadanya. Dari pantai Cemara keluar kemudian belok ke arah kiri dan ikuti terus jalan sampai sesudah pantai air manis maju lagi beberapa ratus meter. Akses masuk ke pantai Onowa memang tidak kelihatan jika tidak di perhatikan dengan baik. Dari pinggir jalan raya hingga tengah sebelum sampai di pantai jalan berupa plester semen yang sudah mulai rusak retak di beberapa bagian. Setelah habis jalan semen mentok ada kuburan tua mungkin untuk ziarah para warga sekitar dan ada jalan setapak kekiri nah pantai Onowa yang kekiri itu lah. Pantai yang sangat tersembunyi dari peradaban warga Wanci. Sayang sekali pantainya kotor dengan berbagai sampah. Padahal jika dijaga kebersihannya pantai Onowa sangat bagus dan cocok untuk bersantai dari pagi hingga pagi lagi. Pantai yang masih sepi mungkin karena memang lokasinya yang susah di jangkau juga belum banyak beredar tentang informasi pantai ini. Saya perhatikan beberapa sampah memang sepertinya sampah kiriman dari pantai lain yang terkena ombak dan arus laut sehingga terdampar di pantai ini.

20171218_113002

Pantai Cemara

20171218_113017

Pantai Cemara

20171218_113126

Pantai Cemara

20171218_120003

Pantai Onowa

20171218_120211

Pantai Onowa

20171218_120427

Pantai Onowa

20171218_120512

Pantai Onowa

Karena masih siang seusai dari pantai Onowa saya dan Qory sempat balik ke Hotel untuk mandi dan ganti baju. Sambil istirahat di hotel menunggu hari biar agak sore baru kembali lagi menjelajah. Tujuan berikutnya saat itu adalah ke nua wasabi, salah satu cafe syahdu dan terkenal di Wanci. Tempatnya memang kece apalagi kalau sunsetnya cantik makin kece lah nua wasabi ini. Sebuah cafe berdiri diatas batu karang yang konon di bawahnya adalah shark point. Cafe yang tidak terlalu besar dan mewah namun punya view yang sangat mewah dan mahal. Pemandangan ke laut lepas memberikan sensasi kita sedang makan/ minum di tengah lautan di temani angin dan debur ombak. Jika di lihat dari daratan akan terlihat begitu menawan saat matahari turun di atas laut. Jembatan gantung yang menghubungkan pun menambah betapa menawannya cafe nua wasabi. Sayangnya sore itu matahari tak terlihat penuh hingga di ujung cakrawala karena terhalang mendung. Meskipun mendung tidak mengapa karena memang rejeki saya saat itu di cukupkan sampai di nua wasabi dan besoknya kami harus kembali ke Makassar.

IMG_4315

Nua Wasabi

IMG_4297

Nua Wasabi

IMG_4293

Nua Wasabi

IMG_4291

Nua Wasabi

20171218_155051

Nua Wasabi

20171218_155134

Nua Wasabi

20171218_165321

Nua Wasabi

20171218_155649

Nua Wasabi

20171218_180559

Nua Wasabi

IMG_4306

Nua Wasabi

IMG_4310

Nua Wasabi

Petualangan Menjelajah Wanci Dimulai, Wakatobi

Pagi itu sehabis shalat subuh saya menuju atap hotel untuk mengecek kondisi langit. Semburat merah mewarnai langit biru kegelapan dengan beberapa gerombolan awan putih kehitaman. Udara pagi yang sejuk tanpa ada hembusan angin, tanpa kebisingan hanya ada kesunyian. Tenang tenteram dan damai yang saya rasakan pagi itu. Perlahan cahaya matahari mulai menghangatkan pagi saya. Semburat merah semakin melebar dan berganti warna menjadi orange diatas kanvas langit biru terang. Anda pasti tau bagaimana di kepulauan ketika matahari sudah bersinar, ya terik matahari terasa begitu semakin menyengat. Waktu sudah menunjukkan pukul 06:30 saya dan Qory turun dari atap kemudian bersiap mencari sarapan dan mulai jelajah darat pulau Wanci.


Sekalian menuju destinasi pertama kami yaitu goa kontamale, kami mampir sarapan nasi goreng di sebuah warung. Nasi goreng yang tidak biasa saya rasakan di tanah Jawa. Ntah lah rasanya tidak asin tidak manis juga tidak pedas. Dua porsi nasi goreng yang aneh dengan dua gelas teh hangat di hargai 60 ribu. Ya saya sudah tidak heran karena memang makanan di kawasan kepulauan Sulawesi Tenggara ini memang mahal sekali. Usai sarapan langsung saja kami menuju telaga goa Kontamale, ya gak mudah memang karena lokasinya agak masuk kedalam kampung. Goa dan telaga yang menjadi satu ini di manfaatkan warga sekitar untuk mandi dan mencuci baju. Meskipun airnya tercemar deterjen namun kejernihan tetap terjaga. Selagi orang tua nya mencuci baju anak anak kecil lelompatan kegirangan ke telaga. Saya yang melihatnya saja ikut bahagia apalagi mereka yang menjalani. Selain ada warga dan anak- anak kecil juga sedang ada beberapa orang dari kelompok tertentu yang sedang melakukan bersih bersih sampah, ya telaga ini cukup tercemar oleh sampah bungkus sampu dan deterjen. Alhamdulillah masih ada orang yang peduli untuk kebersihan telaga dan goa kontamale. Emm jika ada yang pernah ke Goa kristal kupang nah goa kontamale ini mirip dengan goa kristal. Terbayang gak airnya yang jernih biru toska kalau ngeliatnya aja rasanya kayak segar dan ada manis manisnya gtu.

20171217_071021 20171217_071217
20171217_071713

Tak lama kami di goa kontamale kemudian berpindah tak jauh ke goa sebelahnya yaitu tee kasopi. Goa tee kasopi menurut saya justru lebih keren dan saat saya tiba banyak anak kecil yang bermain kejar-kejaran siapa yang tertangkap gantian sebagai yang mengejar. Goa tee kasopi airnya pun juga sangat jernih, meskipun lokasinya dekat dengan laut tetapi airnya adalah air tawar segar dan dingin. Di goa tee kasopi kami sekedar foto foto dan melihat tingkah kocak anak anak kecil yang sedang bermain. Sedikit ambil foto dan video kemudian kami pindah bergeser menuju pantai sombu.

20171217_074212

20171217_074058

Dalam bayangan saya sebelumnya karena ada embel embel “sombu dive shop” saya pikir yang boleh masuk dan cebur ceburan di pantai hanya tamu dari sombu dive shop. Kalau dengar cerita dari teman yang sudah duluan kesini katanya underwaternya sekitar jetty ini sudah bagus banget tak perlu sewa perahu untuk hoping island atau harus menyelam ke spot diving. Pantai sombu atau dermaga sombu sama aja lah ya terserah mau di namai apa. Pantai sombu merupakan salah satu dive spot yang ikan dan terumbu karangnya beragam dan warna warni. Bagi yang tidak bisa diving atau dananya gak ada seperti saya bisa kok cukup snorkling di sekitar jetty. Oke saya ceritain tentang underwaternya dulu aja yah. Sekitar jetty sombu ini karena airnya yang bening dan cukup tenang ( saat itu angin barat cukup kencang, bagusnya pas teduh lebih tenang airnya) air yg bening visibility jadi clear dan bagus banget. Saya lihat ada berbagi jenis ikan, ada ikan jenis nemo, ikan aligator, ikan orange, ikan kuning, ikan biru, ikan ijo, ikan merah, ikan hitam, ikan putih wakakak saya tidak tau nama ikannya. Untuk terumbu karang pun juga beragam tidak hanya hard coral namun ada juga soft coral yang cantik. Selain itu juga ada sea-fan pink yang juga indah melambai lambai. Karang meja yang besar juga ada dan saya lihat masih utuh tidak pecah atau patah. Untungnya saya nyemplung masih tergolong pagi yaitu pukul 10.00 angin belum terlalu kencang dan arus air belum kencang sehingga air cukup jernih. Saat saya snorkling ada juga yang sedang diving di sekitar jetty, sayangnya yang snorkling saya cuma sendirian. Karena arus cukup mengombang ambingkan saya yang baru satu jam nyemplung sudah mulai lemas, dasar lemah!!! Iya saya akui saya lemah sudah tak seperti dulu bisa berjam jam betah snorkling mengapung di tengah laut. Bukan hanya itu bahkan kemampuan frerdive saya yang dulu masih sanggup sampe kedalaman 5-6 meter di sombu ini baru 3 meteran aja udah engap butuh nafas bantuan huft. Yaudah daripada lemas dan was was kalau saja tetiba ada hiu lewat melihat saya tak berdaya bisa di sikat miring akhirnya saya mentas naik ke atas pentas, eh salah ke atas jetty maksudku. Jadi bagus gak thur underwaternya sombu jetty? Bagus banget serius bagus, apalagi kalau kamu datang di waktu yang tepat pasti air dan arusnya bersahabat jadi airnya sangat jernih. Nah info ibu di simbu dive shop alias kantin bagusnya datang bulan 2-5 dan juga bulan 9-1.

20171217_085139 20171217_085213 IMG_4023

Nah habis cebur cebur di sombu jetty saya dan qory lanjut ke pantai sebelahnya yaitu pantai waha yang lokasinya tak jauh kira kira butuh 10menit saja dari sombu. Tipikal underwaternya cukup renggang jika di banding sombu, selain itu juga banyak bulu babi nya saya jadi merinding sendiri trus segera mentas ke atas pentas, eh maksud saya ke atas jetty. Alhamdulillah di bulan desember yang tergolong musim hujan kami selama di wangi wangi di beri keindahan langit yang aduhai. Air biru toska pantulan langit biru berhias awan putih bergaris bergerombol. Di pantai waha ini arus nya lebih tenang daripada di sombu sayangnya ikan dan karangnya cukup jarang. Kalau melihat informasinya sih waha merupakan salah satu spot diving dan ada e spot berdekatan sekitar waha, ya bisa jadi waha ini lebih cocok untuk diving. Pada saat saya di waha banyak anak kecil sedang bermain air saling serang sambil tertawa terbahak bahak. Saya mencoba membaur dan sayangnya saya di cuekin wakakak mungkin sudah terlalu tua jadi mereka kurang wellcome ???.

IMG_4051 IMG_4052
Selain langit biru air bening dan teriakan tawa anak anak kecil pemandangan di pantai waha ada beberapa kapal perahu kecil yang sedang bersandar. Sepintas saya melihat ke segala arah pantai rupanya belum terlalu padat perahu atau kapal nelayan yang ada di laut kepulaun wakatobi. Ya sebaiknya sih tetap sedikit saja biar tidak terlalu riuh ramai.

Karena mulai bosan saya dan qory lanjut ke tujuan berikutnya, yaitu pantai mata air seratus. Kenapa disebut mata air seratus? Ya memang di pantai ada mata air yang jumlahnya sangat banyak oleh warga sekitar disebut saja mata air seratus. Bukan sampai disitu keunikan pantai mata air seratus atau mooli sahatu, namun air yang keluar dari mata air nya adalah air tawar. Entah darimana datangnya mata air tawar di pinggir pantai ini, tapi memang bebar rasanya tawar saya sendiri sudah mencicipinya. Pantai yang tergolong sepi dan masih bersih. Pantai dengan garis pantai yang tak terlalu panjang juga tal terlalu banyak pasirnya. Lokasinya pun masih memyembunyi sehingga masih banyak yang tidak tau keberadaannya. Jika ingin ke pantai mata air seratus sebaiknya sering sering tanya sama warga sekitar ya biar gak kebablasan atau nyasar.

IMG_4062 IMG_4073 IMG_4076

Nah setelah dari pantai waha dan mooli sahatu kami mampir pantai yang gak tau namanya. Pantai ini ngumpet dan di depan tidak ada info identitas nama pantainya. Yang bikin penasaran adalah banyak mobil terparkir di pinggir jalan dekat pantai ini. Hanya ada jalan setapak cukup untuk masuk satu motor kira kira sepanjang 150 meter. Karena penasaran kami parkir motor sebentar kemudian masuk ke arah pantai yang memang aksesnya cuma satu yang kami lewati. Ternyata pantai yang letaknya ngumpet ini sudah ramai oleh warga sekitar yang sedang berlibur benar benar pikenik. Warga sekitar sedang bakar2 ikan di balebale asapnya menjadikan kesan emm mistis sih enggak tapi kayak serasa sedang di pedalaman atau hutan gtu. Orang dewasa membakar ikan ada juga ayam dan menyiapkan segala makanan sedangkan anak anak kecil pada asik bermain di pantai. Ya memang sangat cocok jika pantai ini untuk beesantai apalagi bersama keluarga. Suasana yang tenang teduh rindang membuat yang datang nyaman dan menikmati. Garis pantai yang tak panjang serta pantainya atau pasir pantai yang biasanya untuk bermain main pun juga tak luas. Di belakang balebale berdiri tegap batuan tebing di tumbuhi s

emak belukar. Balebale berjajar rapi di selingi pepohonan kelapa.
20171217_112607 20171217_112650 20171217_112938 20171217_112955

Baiklah setelah dari pantai tanpa nama kami lanjut ke destinasi berikutnya. Tujuan kami adalah puncak wanginopo atau puncak toliamba. Dari pantai tanpa nama kami membuka gmaps dan mengarahkan ke puncak toliamba. Estimasi perjalanan dalam gmaps adalah 1jam 30 menit. Langsung saja saya ikuti petunjuk gmaps yang dibacakan oleh Qory. Dari pantai tanpa nama atau waha kami ke arah hotel kemudian belok kekiri kearah bandara matahora. Setelah tiba di persimpangan ke arah kantor dprd dan bandara matahora kami diarahkan menuju kantor dprd. Setelah melaju beberapa ratus meter gmaps menunjukkan ke arah kanan masuk jalur penambangan batu kapur. Saya ikuti saja mungkin ini jalan potong yang lebih cepat. Masuk ke dalam melewati beberapa kebun warga dan berujung di penambangan batu kapur di tengah perkebunan/hutan gundul. Rupanya kami nyasar entah dimana karena di gmaps ada jalan menuju puncak toliamba sedangkan realnya jalan buntu. Untuk kesekian kalinya saya di sasarkan oleh gmaps. Setelah bertanya kepada salah seorang penambang kami di sarankan untuk kembali ke jalan raya Dprd dan lurus terus keatas sampai ketemu perkampungan 2 kali. Yasudah saya ikuti saran bapak penambang, setelah melewati kantor dprd kami melintasi perkampungan yang masih di dominasi bahkan hampir semua rumah masih berupa rumah panggung dari papan kayu. Namun meskipun begitu tak sedikit yang parkirannya berisi sebuah dua buah mobil baru. Selain perkampungan yang asri dan damai ternyata warga sedang ada hajatan besar makanya jalan ramai terpakir banyak mobil pribadi juga mobil pejabat. Kami baru ingat rupanya hari itu adalah hari jadi Wakatobi. Kami terus saja melaju perlahan melewati hajatan hajatan warga kampung sembari menebar senyum ramah untuk mereka. Usai melintasi perkampungan pertama kami masuk kembali ke hutan yang masih sangat lebat dan heterogen. Jalan lumayan naik turun dan berkelok dengan kanan kiri hutan yang tumbuh pepohonan rindang. Beberapa belas menit melewati hutan kami masuk ke perkampungan kedua dan rupanya sama di kampung kedua juga banyak yang sedang melaksanakan hajatan. Karena ragu kami bertanya kepada salah satu warga yang sedang bersantai di tepi jalan, menurut info yang kami dapat puncak toliamba masih sekitar 30 menit mengikuti jalan. Di ujung jalan kampung kedua ini terlihat ada tikungan dan jalannya menurun nah setelah tikungan itulah puncak toliamba. Dari puncak toliamba terlihat pantai juga hutan yang masih lebat dan rindang. Di puncak ini sengatan matahari terasa begitu panas. Tak lama karena juga kerasnya cahaya matahari membuat pemandangan kurang teduh kami pun segera turun ke arah Goa kontamale. Dari puncak toliamba ternyata cuma 15 menit turun sampai di Goa Kontamale. Karena di goa kontamale masih ramai kami pindah ke goa tee kasopi dan sekalian berenang disana. Airnya bening juga segar tentunya bikin betah berenang maupun berendam di tee kasopi. Sambil melihat keseruan anak anak kecil sekitar goa tee kasopi yang sedang bermain kejar kejaran saya ambil beberapa foto dan video. Terbayang kan pastinya di goa telaga berair jernih bening hijau kebiruan ramai anak anak kegirangan bermain kejar kejaran. Saya saja yang melihat ikut merasakan kebahagiaan mereka. Senyum di bibir diikuti senyum dalam hati melihat mereka. Semoga telaga goa tee kasopi dan kontamale terus terjaga

kebersihan dan jernih airnya.
20171217_122021
20171217_122954
IMG_4080 IMG_4082 IMG_4093
 Nah setelah kedinginan berenang di telaga tee kasopi kami pindah ke sombu untuk nyunset. Sesampainya di sombu tidak terlalu ramai seperti pagi hari nya, ada beberapa pasangan muda mudi yang sedang pacaran. Parkir motor dan cuek saja kami masuk ke area kantin mendekat ke arah spot foto berupa bagian depan kapal. Karena masih siang kami cukup lama menunggu saat matahari terbenam. Di dekat spot potongan kapal ada 4 anak kecil sedang bercanda tawa. Kami dekati mereka sambil ikut nimbrung bercanda ketawa ngakak bersama kemudian saya nyuri nyuri kesempatan untuk foto selfie bersama mereka. Selain lucu mereka juga riang terlihat dari pancaran wajahnya. Tak lama kemudian mereka meninggalkan kami , karena masih lama saya pun inisiatif memesan kopi dan cemilan di kantin sembari menunggu sunset. Segelas kopi lokal di temani singkong goreng krispi dengan sambel gurih pedas. Kami bersantai di gazebo istirahat sambil menikmati kopi dan singkong goreng. Dua jam kemudian mulai nampak cahaya senja coklat kuning keemasan menandakan kami saatnya beranjak menuju titik titik pengambilan foto. Meskipun agak mendung Alhamdulillah semburat semburat senja saat itu sungguh menawan. Coretan awan kelabu diatas langit biru menuju orange memantulkan cahaya keemasan diatas permukaan air laut. Semakin sore tiupan angin serta gulungan ombak juga semakin kencang. Air laut yang paginya jernih sejernih kristal telah berubah menjadi keruh dan berombak besar. Tenggelamnya matahari yang biasanya membulat pun tak kami lihat. Hanya semburat warna warni lukisan diatas langit biru yang di gebyur tinta orange dengan totolan awan putih kelabu diatasnya. Ya meskipun sunset senja kala itu tak sempurna namun keindahannya tak kalah menawan. Kala itu sunset sombu sebagai penutup penjelajahan hari kami di wakatobi. Setelah gelap datang kami pun segera kembali ke hotel untuk istirahat.