Rabu, 23 Mei 2018

One Last Ride With East Java Team

Kala itu hari hari terakhir kami tinggal di perantauan Jawa Timur. Setelah sebulan lebih kami ” Toto- toto ” nyabutin genset di site serta perabotan lainnya yang harus di bawa keluar dari regional. Tibalah saatnya kami harus pulang ke kampung halaman masing- masing. Saya, Sindi, Cakra dan Denny akan melakukan perjalanan cukup panjang dengan motor. Berangkatlah lebih dulu Cakra dan Denny dari Lamongan ke Jombang dengan naik bus mikro. Barulah tengah malam harinya saya dan Sindi menyusul dengan motornya sindi menuju Jombang. Dalam perjalanan dari Lamongan menuju Jombang Saya dan Sindi sempat kehujanan padahal sudah tinggal beberapa kilometer lagi kami sampai di basecamp BMG Jombang. Setibanya di basecamp kami mempersiapkan motor yang akan kami naiki riding ke Klaten dan Boyolali. Malam itu salah satu motor saya ban belakangnya kempes karena kelamaan tidak di pakai. Berkat bantuan pak Turus orang yang paling baik di Cangkring Randu Perak Jombang kami dapat pinjaman pompa.

20180407_012737

Sebelum kami menuju kampung halaman masing- masing kami sepakat untuk mampir ke Tulungagung dan lewat jalur Lawu. Pukul 24.00 kami start menuju Tulungagung tepatnya destinasi pertama kami adalah Ranu Gumbolo. Malam itu jalanan tak begitu ramai membuat perjalanan kami lancar tanpa hambatan kemacetan. Dari Jombang kemudian Kediri dan barulah sampai di Tulungagung dengan menempuh perjalanan selama 3 jam. Menurut googlemap yang kami lihat kami berhenti di sebuah POM bensin yang berjarak 15menit lagi menuju Ranu Gumbolo. Kami sepakat untuk istirahat sampai subuh dan shalat subuh di mushola Pom ini.

20180407_042257

Lumayan istirahat sejam lebih sedikit dan usai shalat subuh kami melanjutkan menuju Ranu Gumbolo. Jalur yang kami lewatin mulai berkelok- kelok naik naik ke lereng gunung. Pagi yang dingin kabut turun menyapa persawahan dan hutan di samping kanan kiri jalan. Perlahan cahaya merah mulai mewarnai pagi. Sudah semakin dekat dengan Ranu Gumbolo matahari pun semakin bersinar terang. Kami tiba di hutan pinus Ranu Gumbolo saat itu masih sepi belum ada orang. Matahari masih bersembunyi di balik perbukitan yang mengelilingi Ranu. Pohon pinus tumbuh berjajar rapi di tepian Ranu memberikan kesejukan juga pemandangan yang hijau. Berdiri juga beberapa gubug serta tempat duduk untuk pengunjung bersantai menikmati keindahan alam yang telah tercipta. Ada beberapa spot foto yang bagus di sekitar hutan Pinus. Di ujung ada beberapa tumpukan batu besar yang langsung menghadap ke ranu bisa di manfaatkan untuk berfoto narsis atau sekedar mengambil foto landscape. Selain di ujung dengan beberapa tumpukan batu besarnya juga ada wahana seperti rumah pohon yang di buat di sebelah kiri. Posisinya yang lebih tinggi dan pohon pinus yang di manfaatkan untuk wahana selfi juga cukup tinggi sehingga pemandangan yang kita lihat jadi lebih bersih tanpa terhalang pepohonan lainnya. Suasana masih pagi masih sepi hanya ada kami pengunjung serta beberapa warga sekitar yang sedang menjaring ikan di Ranu. Dengan berdiri diatas rakit yang terbuat dari bambu seorang warga melemparkan jaringnya ke air secara berulang kali sampai mendapat beberapa ikan. Sedangkan kami sedang sibuk mencari foto yang bagus juga ada yang sibuk sedang berswafoto untuk stok update Instagram atau facebook. Setelah cukup kami menikmati dan berfoto di Ranu gumbolo kami segera berpindah ke tempat berikutnya. Jika di lihat dari Map lokasi berikutnya adalah pantai Kedung Tumpang yang kira- kira akan di tempuh selama 2 jam dari Ranu Gumbolo.

20180407_060130 20180407_060526 20180407_060622 20180407_060820 20180407_061352 20180407_062211_023 20180407_062400 20180407_062439 20180407_063044 20180407_071646 20180407_071821

Perjalanan menuju Kedung Tumpang agak terhambat karena Sindi belum terbiasa naik si RX jadi kalau bensin mau habis tidak tau jadinya sampai asat di karbu, harusnya sebelum asat kran bensin bisa di pindah ke mode res untuk menggunakan sisa- sisa bensin terakhir. Jika merunut estimasi di google map kami bisa tiba di pantai Kedung Tumpang dengan menempuh waktu selama 2 jam. Jalan yang kami lalui masih sangat asing dan harus masuk ke perkampungan juga banyak pertigaan serta perempatan sehingga beberapa kali kami berhenti dulu memastikan apakah jalurnya sudah benar. Setelah 3 jam perjalanan akhirnya tiba juga di parkiran pantai Kedung Tumpang. Ohiya ada jalur yang sepertinya menjadi jalan offroad ketika hujan karena masih berupa tanah. Wisata pantai Kedung Tumpang sudah di kelola dengan bagus. Sudah terdapat loket, lahan parkir, beberapa bangunan warung juga di sediakan tempat sampah agar pengunjung dapat menjaga kebersihan lingkungan sekitar pantai.

20180407_110104 20180407_111528 20180407_112351

 

Kedung Tumpang ini bisa di bilang Angle Billabongnya Tulung Agung Jawa Timur. Ada semacam laguna kecil yang bisa di manfaatkan untuk berenang atau sekedar berendam. Meskipun sangat menggiurkan untuk nyemplung tapi harus tetap waspada karena ombak besar datang sewaktu- waktu dan konon katanya sudah pernah ada korban yang tersemprot ombak ketika sedang di area kolam/ laguna. Oiya kalau trecking turun menuju pantai sewaktu kami berkunjung sudah di bangun jalan setapak dari semen sampai pinggir pantai. Menurut saya treckingnya cukup terjal dan harus hati- hati. Setelah trecking kira- kira 30 menit kami tiba di pantai dan langsung di sambut langit biru berpadu dengan air laut yang sedang berombak dengan ganasnya. Kedung yang ada di pantai ini pun saya rasa dahulunya terbentuk karena gempuran ombak yang begitu besar sehingga terbentuk beberapa kolam- kolam kecil di atas batuan karang. Saat kami datang matahari sedang bersinar dengan terik panas terbaiknya, memang sebaiknya datang kesini saat masih pagi saat udara masih adem dan matahari belum tinggi. Karena panas terik matahari yang luar biasa kami sempat dehidrasi dan mencari tempat teduh sebelum trecking ketas balik ke parkiran motor. Cukup 30 menit kami istirahat kemudian harus trecking nanjak yang cukup terjal menuju parkir motor. Nah sebelum sampai parkiran kami melihat ada warung yang sangat menggoda karena menyajikan banyak menu minum dan cemilan. Sudah tak tahan lagi saya memesan Es Teh dan Es Kelapa Muda untuk mengobati dehidrasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar