Tampilkan postingan dengan label kota. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kota. Tampilkan semua postingan

Senin, 07 Agustus 2017

Nyolong Waktu Di Baturaden

Baturaden ya? emmmm sebenernya ke Baturaden nganterin pak Bos meeting dengan salah satu Tower Provider terbesar di Indonesia. Kalau sebelumnya pernah ke Purwokerto mampiran pulang dari explore Nusa Tenggara Barat namun belum sempet ke Baturaden. Jadi ceritanya karena pak Bos gak mungkin nyetir sendirian pulang balik Solo- Baturaden makanya saya dan Triyana yang nantinya disini saya sebut Yana nemenin sekaligus gantian nyetir kalau drivernya capek.

Meeting TBG di Baturaden

Meeting TBG di Baturaden

Solo- Baturaden, kami melewati Jogja kemudian Godean, Wates, masuk jalur Daendeles yang lurusnya minta ampun sampe ketemu daerah Petanahan ambil ke kanan arah Kebumen. Ternyata benar jalan Daendeles memang lurus gak putus- putus sampai bikin ngantuk. Sepanjang jalan yang kami lalui dominan pedesaan yang masih asri dan tentram. Terlihat di kanan kiri jalan masih banyak perkebunan milik warga juga sapi atau kambing peliharaan warga. Masuk Kebumen jalan mulai menandakan daerah dataran tinggi dengan tipikal belok- belok serta sedikit naik turun. Memasuki daerah Baturaden sudah sore langsung saja kami nyari penginepan yang dekat dengan lokasi meeting. Dapat lah di Green Valley Resort Baturaden. Resort yang cukup nyaman dengan harga cukup terjangkau apalagi untuk ukuran pak Bos. Karena capek perjalanan kami segera istirahat karena esok harinya pagi harus sudah berada di lokasi meeting.

14657378_1359746834037657_485900503423826947_n 14650723_1360772250601782_2916173884125744429_n 14657534_1360415063970834_9177845848272710399_n

14611032_1363611273651213_1017840585915644784_n

Petualangan sesungguhnya di mulai saat pak Bos sedang mengikuti meeting. Keesokan harinya kami mencari tempat meeting yang sudah di pesan pihak Tower Provider yaitu di Baturaden Adventure. ” Nyoh iki nggo cekelan jalan- jalan kono cah 2 yo ” kata pak Bos sambil ngasih uang merah beberapa lembar. Lakok enak tenan wes di kon jalan jalan malah di tambahi di kasih uang jajan. Destinasi pertama saya sama Yana adalah ke kawasan Curug 3. Dalam satu kawasan Curug ini ada beberapa destinasi seperti Sendang Bidadari, Kedung Pete, dan Curug 3 sendiri. Curug 3 lokasinya di paling bawah sehingga dalam perjalanan turun akan melewati Sendang Bidadari dan Kedung Pete. Sendang Bidadari ini ada air terjun juga yang kecil kemudian mengalir jatuh ke sebuah kolam yang dulu konon di pakai mandi oleh para bidadari. Dari kejauhan bagaian Goa yang di atasnya mengalir air terjun. Kalau di foto dengan angle yang pas Sendang Bidadari ini akan terlihat lebih eyeketching.

Kedung Pete

Kedung Pete

15043795_1778121905782666_895501823677300736_n

Curug Telu sebagai ikon dari kawasan ini dengan air terjun yang cukup tinggi kemudian di tengah tebingnya keluar air terjun yang lebih rendah. Air dingin bening terjun bebas mengibas muka rasanya adem dan tenang. Gemericik air serta kicau burung sungguh sempurna ketentraman saat itu. Pagi yang tenang belum ada pengunjung lain jadi puas sekali bisa foto baik foto narsis maupun foto pemandagannya. Rekomended gak sih ke Curug Telu? rekomended apalagi kalau hari kerja aktif jadi gak rame pengunjung kamu bisa puas explorasi.

14736161_198529403907087_5028916231235698688_n 14900565_1369545553057785_1659884863887806128_n 14724639_1361999793812361_795524432761538559_n

Oh iya selain ke Curug Telu saya dan Yana sempat mampir ke Telaga Sunyi, beneran sunyi donk karena kami datang kepagian bahkan penjaga loket aja belum datang. Telaga Sunyi ini hanya semacam kolam yang menampung air jernih dan mengalirkannya lagi ke sungai. Sayangnya sudah di bikin semacam tembok- tembok untuk membentuk kolamnya dan di tepian sebagai jalan setapak.

14720586_1360438717301802_602641418480487386_n

Nyolong Waktu Di Baturaden

Baturaden ya? emmmm sebenernya ke Baturaden nganterin pak Bos meeting dengan salah satu Tower Provider terbesar di Indonesia. Kalau sebelumnya pernah ke Purwokerto mampiran pulang dari explore Nusa Tenggara Barat namun belum sempet ke Baturaden. Jadi ceritanya karena pak Bos gak mungkin nyetir sendirian pulang balik Solo- Baturaden makanya saya dan Triyana yang nantinya disini saya sebut Yana nemenin sekaligus gantian nyetir kalau drivernya capek.

Meeting TBG di Baturaden

Meeting TBG di Baturaden

Solo- Baturaden, kami melewati Jogja kemudian Godean, Wates, masuk jalur Daendeles yang lurusnya minta ampun sampe ketemu daerah Petanahan ambil ke kanan arah Kebumen. Ternyata benar jalan Daendeles memang lurus gak putus- putus sampai bikin ngantuk. Sepanjang jalan yang kami lalui dominan pedesaan yang masih asri dan tentram. Terlihat di kanan kiri jalan masih banyak perkebunan milik warga juga sapi atau kambing peliharaan warga. Masuk Kebumen jalan mulai menandakan daerah dataran tinggi dengan tipikal belok- belok serta sedikit naik turun. Memasuki daerah Baturaden sudah sore langsung saja kami nyari penginepan yang dekat dengan lokasi meeting. Dapat lah di Green Valley Resort Baturaden. Resort yang cukup nyaman dengan harga cukup terjangkau apalagi untuk ukuran pak Bos. Karena capek perjalanan kami segera istirahat karena esok harinya pagi harus sudah berada di lokasi meeting.

14657378_1359746834037657_485900503423826947_n 14650723_1360772250601782_2916173884125744429_n 14657534_1360415063970834_9177845848272710399_n

14611032_1363611273651213_1017840585915644784_n

Petualangan sesungguhnya di mulai saat pak Bos sedang mengikuti meeting. Keesokan harinya kami mencari tempat meeting yang sudah di pesan pihak Tower Provider yaitu di Baturaden Adventure. ” Nyoh iki nggo cekelan jalan- jalan kono cah 2 yo ” kata pak Bos sambil ngasih uang merah beberapa lembar. Lakok enak tenan wes di kon jalan jalan malah di tambahi di kasih uang jajan. Destinasi pertama saya sama Yana adalah ke kawasan Curug 3. Dalam satu kawasan Curug ini ada beberapa destinasi seperti Sendang Bidadari, Kedung Pete, dan Curug 3 sendiri. Curug 3 lokasinya di paling bawah sehingga dalam perjalanan turun akan melewati Sendang Bidadari dan Kedung Pete. Sendang Bidadari ini ada air terjun juga yang kecil kemudian mengalir jatuh ke sebuah kolam yang dulu konon di pakai mandi oleh para bidadari. Dari kejauhan bagaian Goa yang di atasnya mengalir air terjun. Kalau di foto dengan angle yang pas Sendang Bidadari ini akan terlihat lebih eyeketching.

Kedung Pete

Kedung Pete

15043795_1778121905782666_895501823677300736_n

Curug Telu sebagai ikon dari kawasan ini dengan air terjun yang cukup tinggi kemudian di tengah tebingnya keluar air terjun yang lebih rendah. Air dingin bening terjun bebas mengibas muka rasanya adem dan tenang. Gemericik air serta kicau burung sungguh sempurna ketentraman saat itu. Pagi yang tenang belum ada pengunjung lain jadi puas sekali bisa foto baik foto narsis maupun foto pemandagannya. Rekomended gak sih ke Curug Telu? rekomended apalagi kalau hari kerja aktif jadi gak rame pengunjung kamu bisa puas explorasi.

14736161_198529403907087_5028916231235698688_n 14900565_1369545553057785_1659884863887806128_n 14724639_1361999793812361_795524432761538559_n

Oh iya selain ke Curug Telu saya dan Yana sempat mampir ke Telaga Sunyi, beneran sunyi donk karena kami datang kepagian bahkan penjaga loket aja belum datang. Telaga Sunyi ini hanya semacam kolam yang menampung air jernih dan mengalirkannya lagi ke sungai. Sayangnya sudah di bikin semacam tembok- tembok untuk membentuk kolamnya dan di tepian sebagai jalan setapak.

14720586_1360438717301802_602641418480487386_n

Rabu, 22 Maret 2017

Batam, Kepulauan Riau

Terlihat pulau- pulau dan selat kecil dari udara berjajar begitu indah. Perlahan pesawat semakin mendekati bumi untuk mendarat. Kalau yang gak tau komentarnya ” wah enak ya fathur jalan- jalan terus!” , kali ini pergi ke Batam bukan untuk jalan- jalan tapi sebenernya ada dinas dari kantor untuk mengikuti tender salah satu operator selluler besar di Indonesia. Menunggu sebentar di loby bandara kemudian datang bang Dika dan bang Ronald. Sebentar mampir makan siang kemudian nyari hotel yang murah untuk istirahat. Sambil menikmati perjalanan sambil ku perhatikan sekeliling bagaimana tentang Batam ini. Batam ini pulau yang cukup kecil namun banyak berdiri Industri besar disini. Jika di ibaratkan di Jawa Batam bisa di sebut sebagai Cikarang- Karawangnya Jakarta atau Gresik- Sidoarjo nya Surabaya. Industri besar Batam rupanya untuk mensuplai perdagangan di Singapur. Selain banyaknya indusri pabrik bangunan yang ada di Batam style nya sudah berkiblat ke Eropa. Bangunan yang keren di tunjang tata kota yang cukup bagus kedepannya Batam bakal semakin keren.

20160420_213128-01

Dalam perjalan di mobil saya mendengar cerita bang Dika dan bang Ronald bahwa dulunya kalau mau ke Singapur bisa naik boat selama 1-2 jam dan tiba di Singapur tinggal menunjukkan KTP saja tidak perlu paspor. Karena regulasi kini meskipun menyebrang dari Batam tetap harus mmenunjukkan paspor kalau mau ke Singapur. Selain itu saya dengar juga bahwa banyak mobil built up dari luar negri masuk ke Batam ini tanpa cukai. Memang banyak sekali ku lihat mobil aneh meskipun merknya Toyota, Honda, Mitsubisi, Nissan namun bentuk bodynya lebih bongsor dan beda dengan yang beredar di kota lain di Indonesia. Sayangnya mobil- mobil keren ini tidak bisa keluar dari Batam. Oiya kammi juga sempat mampir ke Nagoya yaitu pusat barang elektronik kususnya HP, yang konon banyak di manfaatkan penipu untuk menjual nama Batam. Banyak penipu menggunakan ” barang batam” dengan harga sangat murah bahkan separo harga normalnya, namun ternyata tidak saya temui di pusat elektronik ini. Harga memang relatif lebih murah karena sebagian besar memang masuk ke Batam tanpa cukai. Murah sih tapi ya masih wajar kok bedanya sama di jawa, kalau di jawa di jual 1juta di Batam bisa 700-800 ribu tapi gak sampai beda separoh harga kayak yang penipu lakukan itu. Oh iya kalau untuk product Sony memang harrganya fantastis yaitu bisa turun 30-40 persen memang.

20160421_125707 20160421_125737-01 20160421_125806 20160421_125854 20160421_140310-01 20160422_114812-01

Sore kami pergi ke pantai Marina Batam, bener gak ya tapi kayaknya sebelahnya Marina tapi saya lupa namanya. Terlihat gedung- gedung pencakar langit dari tepian pantai sepertinya memang tak jauh dari Batam. Pantainya sepi dan saat itu angin sedang kencang menghembus menerbangkan pasir dan dedaunan. Air laut sedang kurang bening mungkin karena arus sedang besar. Tak banyak objek menarik yang bisa saya ambil dari pantai ini selain karena matahari masih terik panasnya minta ampun. Setelah cukup kepanasan kami meninggalkan pantai dan menuju Hotel untuk istirahat.

Selasa, 14 Februari 2017

Waingapu, Sumba Timur

Sabtu tepat di hari terakhir yaitu hari ke-8 saya dan Hafiz menghabiskan liburan selama di Sumba. Karena penerbangan ke Surabaya siang hari kami cuma mempunya waktu untuk explore sekitar waingapu saja. Setelah janjian sama Agus Triyant teman baru kami di Sumba yang di rekomendasikan oleh temen- temen bikepacker, kami berangkat menuju bukit persaudaraan dekat dengan Bandara Waingapu. Bukit persaudaraan atau biasanya banyak yang menyebutnya makam cina. Pemandangan dari bukit persaudaraan ini kita bisa menikmati hamparan sawah sebagai pemasok beras Waingapu dari ketinggian. Di belakang sawah berdiri lipatan ratusan bukit yang juga begitu indah. Tumbuh dengan segala keterbatasan karena media nya batuan karang sebatang pohon yang cukup memberikan suasana teduh untuk berfoto.

IMG_5914 IMG_5916 IMG_5919

IMG_5929

Tidak jauh dari bukit persaudaraan kami pindah ke pantai walakiri, padahal lebih bagus lagi kalau sunset namun daripada tidak berkunjung sama sekali. Pantai yang terkenal dengan pohon bakau kerdil ikoniknya. Pantai walakiri masih tergolong bersih dann aksesnya cukup mudah dari Waingapu. Jika dari Waingapu ambil ke arah Bandara kemudian setelah bandara terus saja ke arah Rende sampai di jalan yang sangat panjang lurus dengan kanan kiri berupa savana. Patokan yang saya ingat adalah di sebelah kanan ada warung dan di kiri jalan ada gang masuk kekiri dan memang saat itu belum terpasang penujuk arah. Masuk gang kemudian ikutin jalan sampai mentok ketemu pertigaan ambil yang ke arah kanan ada sebuah villa berbentuk segitiga atau  limas milik seorang bule. Di depan villa limas itulah pantai Walakiri.

IMG_5941 IMG_5945

Setelah cukup bersantai menikmati pantai sekaligus mengambil foto- foto serta video kami sempatkan ke Bendungan Kambaniru yang tak jauh dari kota Waingapu sekalian arah balik ke hotel. Ketika kemarau bendungan ini berair jernih dan di atasnya berupa padang rumput yang mengering. Kedatangan saya memang kurang tepat karena sudah masuk musim penghujan. Bendungan penuh dengan air berwarna coklat pekat dan berarus deras.

IMG_5967 IMG_5968

Video Perjalanan Sumba

Senin, 22 Februari 2016

Negeri Batu Putih Tuban

Jadi selama di Tuban yang selain sebutannya sebagai bumi kota Wali juga saya sebut sebagai negeri batu putih/ kapur ngapain aja ?

 

IMG_5494

Tambang Batu Kapur Masih Aktif

Selain sedang kerja karena memang proyek pekerjaan sedang di Jawa Timur lebih tepatnya Tuban, Lamongan dan Jombang terkadang saya memanfaatkan beberapa waktu setelah kerja atau ketika sedang tidak banyak pekerjaan untuk refreshing dengan mengunjungi tempat yang sekiranya mampu melegakan pandangan dan menyenangkan hati. Ada beberapa point yang menjadi sorotan untuk Tuban. Memang bahwa saya belum lama tinggal di Tuban namun jika secara garis besarnya saja sudah bisa saya ceritakan bagaimana tentang Tuban. Di Tuban saya tinggal di tengah kota, lebih tepatnya adalah masih sekawasan dengan Alun- alun dan masjid Akar Tuban. Dari pusat kota Tuban inilah saya bisa mengunjungi beberapa daerah seperti Banyuurip, Senori, Montong, Singgahan, Palang, Sooko, Grabagan, Rengel, Plumpang, Semanding dan beberapa daerah lainnya. Tuban selain sebagai Tambang Semen, ada Pabrik semen Holcim dan juga pabrik semen Gresik juga sebagai tambang batu putih / kapur. Karena sudah cukup luas lahan tambang batu putih yang di buka oleh warga menjadikan di beberapa poin pandang membuat daerah Tuban di dominasi warna putih. Beruntung ketika musim hujan warna putih di imbangi oleh warna hijau segar karena hutan sudah bersemi kembali. Berbeda dengan saat musim kemarau dimana hutan meranggas kemudian ladang warga menjadi mandul dan di biarkan gersang kering kerontang pemandangan seperti ini juga membuat Tuban mirip dengan daratan Flores. Jika di Flores sebagian besar pohon lontar di ambil niranya untuk membuat gula merah dan beberapa dikit juga di buat minuman khas beralkohol lain halnya di Tuban yang sebagian besar nira lontarnya di ambil untuk dijual langsung sebagai minuman yaitu legen dan beberapa dikit juga di jadikan Tuak dengan menambahkan ramuan lain tentunya. Jadi Tuban menarik gak menurut “fathur ” ? Jawabnya “Menarik” dan dari sudut pandang saya Tuban mempunyai ke-menarik-kan sebagai berikut.

1. Tuban punya magnet yang mampu menarik pendatang/ pengunjung dari sisi religi, Wisata religi yang lebih di minati masyarakat tetangga sebelah Tuban bahkan dari luar Jawa Timur pun juga ada yang membela- belakan untuk datang berziarah. Nah yang menjadi destinasinya adalah Masjid Alun- alun Tuban, Masjid Perut Bumi, Goa Akbar dan bonusnya adalah pantai Boom yang bersebelahan dengan Alun- alun. Tidak hanya sebagai destinasi wisata religi namun pemerintah daerah Tuban pun serius dalam hal Agama khususnya agama islam. Adanya operasi/ razia rutin hotel- hotel yang menjaring pasangan bukan suami istri, kemudian himbauan untuk menjauhi Alkohol, Operasi rutin dan membuahkan hasil penangkapan pengedar Narkoba, Masjid- masjid rajin mengadakan pengajian merupakan beberapa tindakan nyata bahwa pemerintah serius dalam hal menjaga moral dan aklakh warga Tuban.

Masjid Agung Tuban

 

Masjid Agung Tuban

2. Di beberapa daerah bisa di bilang pelosok masih saya temui banyaknya rumah yang terbuat dari papan. Karena Tuban bukan letak strategis dalam perdagangan nasional tentunya kemajuan Tuban sedikit pelan- pelan jika di bandingkan dengan tetangga- tetangganya. Namun justru rumah- rumah sederhana jauh dari modernitas dan kemewahan sungguh menarik bagi saya, seperti hal nya ketika saya tiba di Sumbawa bahkan Flores yang mana rumah- rumah masih di dominasi rumah tradisional. Justru saya banyak berharap warga masyarakat masih banyak yang mempertahankan keaslian rumah tradisional mereka hingga nanti. Salah satu mimpi besar saya jika nanti membangun rumah adalah Rumah Papan Kayu.

 

3. Cukup banyak bekas tambang batu putih yang sudah di tinggalkan akhirnya menjadi tempat yang fotogenic. Keluar dari konteks baik buruknya penambangan disini saya membahas nilai nilai keunikan bekas tambang jika di bingkai dalam frame sebuah foto. Tebing- tebing berwarna putih itu bagaikan di ukir dalam hitungan tahun yang secara tidak sengaja akhirnya meninggalkan bekas yang bisa saya bilang unik dan indah. Ada yang menjadi Goa- goa ada pula yang meninggalkan menara- menara kapur.

Bekas Tambang, Rengel

 

Tambang Batu Kapur Aktif, Palang

 

Goa Suci, Bekas Tambang juga

 

Bekas Tambang, Rengel

 

Goa Suci

 

Goa Suci

 

4.Masih adanya beberapa desa yang terletak di tengah lembah dan di kelilingi oleh tebing raksasa. Jadi ketika itu saya sengaja menyasarkan arah sepeda motor saya memasuki gang- gang yang memang belum saya kenal dan lewatin. Sekilas tanpa sadar saya seolah di kembalikan mengakses memori tentang tanah minangkabau yang banyak di “tumbuhi” bukik bukik nan gadang. Saat itu masih pagi sekitar pukul 06:00 udara yang biasanya Tuban terkenal panas benar- benar sejuk. Kabut kabut tipis menutupi remang remang pepohonan yang di sirami pancaran cahaya matahari. Kicau burung dari dalam hutan nyaring merdu menghibur yang melintas. Senyum sapa warga yang berangkat ke sawah dan ladang.

 

 

5. Tuban juga punya kolam renang yang berasal dari mata air alami, yaitu pemandian Bektiharjo dan Sumber Mata Air krawak. Seperti umbul yang sedang ngetrend di Kota yang jauh disana di Klaten Tuban punya Bektiharjo yang mulai di pakai juga untuk foto antimainstream namun kini jadi mainstream karena sudah banyak yang melakukannya. Di Bektiharjo selain bisa snorkling melihat ikan juga bisa berfoto unik dengan property yang tidak wajar seperti yang banyak di lakukan di umbul ponggok. Berbeda dengan sumber mata air Krawak yang mana tidak seperti umbul Bektiharjo sudah di buatkan kolam penampung airnya, Krawak ini masih di biarkan alami seperti sungai. Banyak juga yang memanfaatkan untuk foto lompat di atas air jernih Krawak, bahkan saking lebaynya di beberapa waktu yang tepat air di Krawak terlihat begitu biru bening bagaikan kaca.

Iklan Shampoo di umbul Bektiharjo

 

 

6. Tak hanya tentang wisata religi, bekas tambang dan umbul Tuban juga punya hutan jati serta hutan kayu putih yang ketika musim kemarau dan musim hujan mempunyai daya tarik tersendiri. ketika meranggas pohon jati terlihat bagaikan hutan mati yang begitu menyedihkan dan sangat berbeda ketika sudah bersemi kembali menjadi hijau sangat teduh dan sejuk ketika sedang di bawahnya. Hamparan luas kebun/ hutan Kayu Putih terlihat begitu menyala, dedaunan berwarna hijau stabilo juga batang kayu yang berwarna putih kalau kata teman saya seperti sedang di luar negri.

Hutan Jati Meranggas

 

Hutan Heterogen

 

Hutan Jati Bersemi

 

Tempat Penyimpanan Kayu

Foto- Foto Lainnya,

Pantai Pasir Putih Remen

 

Jurang Tegal pelem Kumbung

Jadi ? kapan kamu nyusul aku ke Tuban ? keburu saya pindah ke daerah lain lagi loh…

Negeri Batu Putih Tuban

Jadi selama di Tuban yang selain sebutannya sebagai bumi kota Wali juga saya sebut sebagai negeri batu putih/ kapur ngapain aja ?

 

IMG_5494

Tambang Batu Kapur Masih Aktif

Selain sedang kerja karena memang proyek pekerjaan sedang di Jawa Timur lebih tepatnya Tuban, Lamongan dan Jombang terkadang saya memanfaatkan beberapa waktu setelah kerja atau ketika sedang tidak banyak pekerjaan untuk refreshing dengan mengunjungi tempat yang sekiranya mampu melegakan pandangan dan menyenangkan hati. Ada beberapa point yang menjadi sorotan untuk Tuban. Memang bahwa saya belum lama tinggal di Tuban namun jika secara garis besarnya saja sudah bisa saya ceritakan bagaimana tentang Tuban. Di Tuban saya tinggal di tengah kota, lebih tepatnya adalah masih sekawasan dengan Alun- alun dan masjid Akar Tuban. Dari pusat kota Tuban inilah saya bisa mengunjungi beberapa daerah seperti Banyuurip, Senori, Montong, Singgahan, Palang, Sooko, Grabagan, Rengel, Plumpang, Semanding dan beberapa daerah lainnya. Tuban selain sebagai Tambang Semen, ada Pabrik semen Holcim dan juga pabrik semen Gresik juga sebagai tambang batu putih / kapur. Karena sudah cukup luas lahan tambang batu putih yang di buka oleh warga menjadikan di beberapa poin pandang membuat daerah Tuban di dominasi warna putih. Beruntung ketika musim hujan warna putih di imbangi oleh warna hijau segar karena hutan sudah bersemi kembali. Berbeda dengan saat musim kemarau dimana hutan meranggas kemudian ladang warga menjadi mandul dan di biarkan gersang kering kerontang pemandangan seperti ini juga membuat Tuban mirip dengan daratan Flores. Jika di Flores sebagian besar pohon lontar di ambil niranya untuk membuat gula merah dan beberapa dikit juga di buat minuman khas beralkohol lain halnya di Tuban yang sebagian besar nira lontarnya di ambil untuk dijual langsung sebagai minuman yaitu legen dan beberapa dikit juga di jadikan Tuak dengan menambahkan ramuan lain tentunya. Jadi Tuban menarik gak menurut “fathur ” ? Jawabnya “Menarik” dan dari sudut pandang saya Tuban mempunyai ke-menarik-kan sebagai berikut.

1. Tuban punya magnet yang mampu menarik pendatang/ pengunjung dari sisi religi, Wisata religi yang lebih di minati masyarakat tetangga sebelah Tuban bahkan dari luar Jawa Timur pun juga ada yang membela- belakan untuk datang berziarah. Nah yang menjadi destinasinya adalah Masjid Alun- alun Tuban, Masjid Perut Bumi, Goa Akbar dan bonusnya adalah pantai Boom yang bersebelahan dengan Alun- alun. Tidak hanya sebagai destinasi wisata religi namun pemerintah daerah Tuban pun serius dalam hal Agama khususnya agama islam. Adanya operasi/ razia rutin hotel- hotel yang menjaring pasangan bukan suami istri, kemudian himbauan untuk menjauhi Alkohol, Operasi rutin dan membuahkan hasil penangkapan pengedar Narkoba, Masjid- masjid rajin mengadakan pengajian merupakan beberapa tindakan nyata bahwa pemerintah serius dalam hal menjaga moral dan aklakh warga Tuban.

Masjid Agung Tuban

 

Masjid Agung Tuban

2. Di beberapa daerah bisa di bilang pelosok masih saya temui banyaknya rumah yang terbuat dari papan. Karena Tuban bukan letak strategis dalam perdagangan nasional tentunya kemajuan Tuban sedikit pelan- pelan jika di bandingkan dengan tetangga- tetangganya. Namun justru rumah- rumah sederhana jauh dari modernitas dan kemewahan sungguh menarik bagi saya, seperti hal nya ketika saya tiba di Sumbawa bahkan Flores yang mana rumah- rumah masih di dominasi rumah tradisional. Justru saya banyak berharap warga masyarakat masih banyak yang mempertahankan keaslian rumah tradisional mereka hingga nanti. Salah satu mimpi besar saya jika nanti membangun rumah adalah Rumah Papan Kayu.

 

3. Cukup banyak bekas tambang batu putih yang sudah di tinggalkan akhirnya menjadi tempat yang fotogenic. Keluar dari konteks baik buruknya penambangan disini saya membahas nilai nilai keunikan bekas tambang jika di bingkai dalam frame sebuah foto. Tebing- tebing berwarna putih itu bagaikan di ukir dalam hitungan tahun yang secara tidak sengaja akhirnya meninggalkan bekas yang bisa saya bilang unik dan indah. Ada yang menjadi Goa- goa ada pula yang meninggalkan menara- menara kapur.

Bekas Tambang, Rengel

 

Tambang Batu Kapur Aktif, Palang

 

Goa Suci, Bekas Tambang juga

 

Bekas Tambang, Rengel

 

Goa Suci

 

Goa Suci

 

4.Masih adanya beberapa desa yang terletak di tengah lembah dan di kelilingi oleh tebing raksasa. Jadi ketika itu saya sengaja menyasarkan arah sepeda motor saya memasuki gang- gang yang memang belum saya kenal dan lewatin. Sekilas tanpa sadar saya seolah di kembalikan mengakses memori tentang tanah minangkabau yang banyak di “tumbuhi” bukik bukik nan gadang. Saat itu masih pagi sekitar pukul 06:00 udara yang biasanya Tuban terkenal panas benar- benar sejuk. Kabut kabut tipis menutupi remang remang pepohonan yang di sirami pancaran cahaya matahari. Kicau burung dari dalam hutan nyaring merdu menghibur yang melintas. Senyum sapa warga yang berangkat ke sawah dan ladang.

 

 

5. Tuban juga punya kolam renang yang berasal dari mata air alami, yaitu pemandian Bektiharjo dan Sumber Mata Air krawak. Seperti umbul yang sedang ngetrend di Kota yang jauh disana di Klaten Tuban punya Bektiharjo yang mulai di pakai juga untuk foto antimainstream namun kini jadi mainstream karena sudah banyak yang melakukannya. Di Bektiharjo selain bisa snorkling melihat ikan juga bisa berfoto unik dengan property yang tidak wajar seperti yang banyak di lakukan di umbul ponggok. Berbeda dengan sumber mata air Krawak yang mana tidak seperti umbul Bektiharjo sudah di buatkan kolam penampung airnya, Krawak ini masih di biarkan alami seperti sungai. Banyak juga yang memanfaatkan untuk foto lompat di atas air jernih Krawak, bahkan saking lebaynya di beberapa waktu yang tepat air di Krawak terlihat begitu biru bening bagaikan kaca.

Iklan Shampoo di umbul Bektiharjo

 

 

6. Tak hanya tentang wisata religi, bekas tambang dan umbul Tuban juga punya hutan jati serta hutan kayu putih yang ketika musim kemarau dan musim hujan mempunyai daya tarik tersendiri. ketika meranggas pohon jati terlihat bagaikan hutan mati yang begitu menyedihkan dan sangat berbeda ketika sudah bersemi kembali menjadi hijau sangat teduh dan sejuk ketika sedang di bawahnya. Hamparan luas kebun/ hutan Kayu Putih terlihat begitu menyala, dedaunan berwarna hijau stabilo juga batang kayu yang berwarna putih kalau kata teman saya seperti sedang di luar negri.

Hutan Jati Meranggas

 

Hutan Heterogen

 

Hutan Jati Bersemi

 

Tempat Penyimpanan Kayu

Foto- Foto Lainnya,

Pantai Pasir Putih Remen

 

Jurang Tegal pelem Kumbung

Jadi ? kapan kamu nyusul aku ke Tuban ? keburu saya pindah ke daerah lain lagi loh…