Baturaden ya? emmmm sebenernya ke Baturaden nganterin pak Bos meeting dengan salah satu Tower Provider terbesar di Indonesia. Kalau sebelumnya pernah ke Purwokerto mampiran pulang dari explore Nusa Tenggara Barat namun belum sempet ke Baturaden. Jadi ceritanya karena pak Bos gak mungkin nyetir sendirian pulang balik Solo- Baturaden makanya saya dan Triyana yang nantinya disini saya sebut Yana nemenin sekaligus gantian nyetir kalau drivernya capek.
Solo- Baturaden, kami melewati Jogja kemudian Godean, Wates, masuk jalur Daendeles yang lurusnya minta ampun sampe ketemu daerah Petanahan ambil ke kanan arah Kebumen. Ternyata benar jalan Daendeles memang lurus gak putus- putus sampai bikin ngantuk. Sepanjang jalan yang kami lalui dominan pedesaan yang masih asri dan tentram. Terlihat di kanan kiri jalan masih banyak perkebunan milik warga juga sapi atau kambing peliharaan warga. Masuk Kebumen jalan mulai menandakan daerah dataran tinggi dengan tipikal belok- belok serta sedikit naik turun. Memasuki daerah Baturaden sudah sore langsung saja kami nyari penginepan yang dekat dengan lokasi meeting. Dapat lah di Green Valley Resort Baturaden. Resort yang cukup nyaman dengan harga cukup terjangkau apalagi untuk ukuran pak Bos. Karena capek perjalanan kami segera istirahat karena esok harinya pagi harus sudah berada di lokasi meeting.
Petualangan sesungguhnya di mulai saat pak Bos sedang mengikuti meeting. Keesokan harinya kami mencari tempat meeting yang sudah di pesan pihak Tower Provider yaitu di Baturaden Adventure. ” Nyoh iki nggo cekelan jalan- jalan kono cah 2 yo ” kata pak Bos sambil ngasih uang merah beberapa lembar. Lakok enak tenan wes di kon jalan jalan malah di tambahi di kasih uang jajan. Destinasi pertama saya sama Yana adalah ke kawasan Curug 3. Dalam satu kawasan Curug ini ada beberapa destinasi seperti Sendang Bidadari, Kedung Pete, dan Curug 3 sendiri. Curug 3 lokasinya di paling bawah sehingga dalam perjalanan turun akan melewati Sendang Bidadari dan Kedung Pete. Sendang Bidadari ini ada air terjun juga yang kecil kemudian mengalir jatuh ke sebuah kolam yang dulu konon di pakai mandi oleh para bidadari. Dari kejauhan bagaian Goa yang di atasnya mengalir air terjun. Kalau di foto dengan angle yang pas Sendang Bidadari ini akan terlihat lebih eyeketching.
Curug Telu sebagai ikon dari kawasan ini dengan air terjun yang cukup tinggi kemudian di tengah tebingnya keluar air terjun yang lebih rendah. Air dingin bening terjun bebas mengibas muka rasanya adem dan tenang. Gemericik air serta kicau burung sungguh sempurna ketentraman saat itu. Pagi yang tenang belum ada pengunjung lain jadi puas sekali bisa foto baik foto narsis maupun foto pemandagannya. Rekomended gak sih ke Curug Telu? rekomended apalagi kalau hari kerja aktif jadi gak rame pengunjung kamu bisa puas explorasi.
Oh iya selain ke Curug Telu saya dan Yana sempat mampir ke Telaga Sunyi, beneran sunyi donk karena kami datang kepagian bahkan penjaga loket aja belum datang. Telaga Sunyi ini hanya semacam kolam yang menampung air jernih dan mengalirkannya lagi ke sungai. Sayangnya sudah di bikin semacam tembok- tembok untuk membentuk kolamnya dan di tepian sebagai jalan setapak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar