Jumat, 14 Oktober 2016

Puru Kambera & Kakaroluk Loku, Sumba Timur

Pagi hari dimulai dengan nego sewa motor milik salah satu karyawan hotel sandlewood. Setelah deal saya dan Hafiz langsung menuju pantai puru kambera berniat untuk snorkling. Perjalanan dari hotel menuju pantai memakan waktu sekitar 1 jam. Melewati luasnya hamparan padang savana puru kambera. Kanan dan kiri berupa padang savana yang mulai mengering coklat keemasan warnanya. Dari jauh dan ketinggian sudah nampak pantai puru kamera melengkung dengan di belakangnya barisan ribuan perbukitan berdiri dengan rapi. Tiba di pantai puru kambera ada beberapa nelayan yang sedang bersantai di bivak yang mereka buat. Sebelum nyemplung dan foto kami permisi sebentar mau lihat pantai dan berenang. Pantai pasir putih lembut dan ber air jernih ke biruan karena pantulan warna langit yang cerah. Pasirnya lembut dan bersih khas pasir di pantai Nusa Tenggara Timur. Air pantai yang bening sebening kristal namun ketika saya berenang dan melihat lihat ke sekitar beberapa spot terumbu karang sepertinya rusak karena BOM. Bermain air sebentar dan ambil foto serta video secukupnya kemudian kami lanjut menuju air terjun kakaroluk loku di Tanggedu. Ya kalau ada yang pernah dengar di Sumba pernah di temukan buaya sedang di pinggir pantai itu sangat benar maka dari itu saya tidak berani berlama lama berenang di pantai apalagi jauh jauh dari keramaian nelayan.

14721456_1354678054544535_7164448476794275338_n

Padang savana Puru Kambera

14650317_1354677527877921_6966770767074255334_n

Padang savana Puru Kambera

14717144_1354678811211126_8198133477457006170_n

Pantai Puru Kambera

14681814_1354678347877839_5842872360017995580_n

Pantai Puru Kambera

Jika ingin ke kakaroluk loku dari puru kambera lurus terus saja mengikuti jalan aspal hingga bertemu gereja baru dan pasar. Di pasar ada simpang masuk kekiri, maka masuk kiri itu dan ikuti saja jalan berupa batuan kapur putih. Perjalanan melalui belasan bukit berkelok naik turun berupa bebatuan kapur terjal. Sepanjang perjalanan kami di suguhi kanan kiri oleh lipatan ratusan bukit berbaris dan diatasnya bergerombol awan putih menghias langit biru. Diantara perbukitan terdapat lembah- lembah yang subur karena di aliri oleh air sungai jernih dan dingin. Setelah mendaki dan melewati beberapa bukit kami di hadapkan oleh ujung jalan. Awalnya kami kira jalan buntu dan kami nyasar namun setelah bertanya kepada Mama di bale ternyata kami sudah sampai di parkiran air terjun kakaroluk loku. Sebuah pelataran parkir di depan bale- bale rumah khas Sumba yang kini atap dari alang- alang pun mulai terganti oleh seng. Setau saya mendapat info beberapa orang NTT bahwa atap dari alang- alang mampu bertahan puluhan tahun dan bahannya pun mudah di dapat karena banyak tumbuh alang- alang di sekitar mereka. Sedangkan seng dahulu kala sebelum banyak motor dan mobil mereka harus membeli ke kota ( Waingapu )  kemudian di pikul puluhan kilometer untuk dibawa ke desa sebagai atap yang baru. Umur dari seng juga saya kira tidak selama jika menggunakan alang- alang. Di halaman parkir terdapat beberapa ekor kuda, sapi dan Babi. Dari tempat parkir kami masih harus melewati jalan setapak menuruni sungai dan naik lagi karena belum di bangun jembatan. Kemudian berjalan melintasi padang savana hingga tiba di rumah terakhir. Saya melihat seorang bapak tua sedang bersantai di bale- bale bersama cucunya. Kami bertanya kemana arah air terjun, ” lurus sudah sebentar ada pintu kuda dapat jalan lihat air terjun” . Saya ikuti arahan kakek dan di ujung kandang kuda terdapat jalur menurun ke sungai yang sangat curam dengan bantuan pagar di sebelah kanan dan akar untuk pegangan di sebelah kiri.

14666058_1354679657877708_2668434993489232296_n

Jalur menuju Tanggedu

14650113_1354679331211074_6262006891385028081_n

Sejauh perjalanan Jalur batuan kapur

14590321_1354679131211094_5113928624685312849_n

Naik Turun berkelok khas perbukitan

14484697_1347049708640703_7999321535330151556_n

dari rumah kakek menuju sungai

14520422_1347053121973695_6098330884088534814_n

Sebagai Loket masuk Kakaroluk Loku

Kami di sambut oleh gemuruh suara air terjun bertabrakan ke dinding bebatuan, suara angin lembah serta kicau burung menambah syahdunya suasana. Air terjun yang tidak terlalu tinggi dengan beberapa kolam bulat di aliri air jernih kehijauan. Ada 3 air terjun yang cukup besar di sungai ini dan ketiganya seolah saling melengkapi keindahannya. Terik matahari yang begitu panas mampu di redam oleh dinginnya air dan hembusan angin yang berputar di sekitar lembah sungai. Di beberapa titik saya lihat bongkahan kayu besar yang nyangkut seakan menjadi jembatan dengan sendirinya untuk pengunjung mengexplore. Sudah puas berendam serta mengambil gambar kami kembali mampir ke rumah kakek istirahat sebentar di bale- bale sambil minum air kelapa muda. Sambil istirahat kami ngobrol dengan mama yang menjaga tiket menuju air terjun. meskipun tak banyak bahasa kami yang menyambung tapi rasanya seakan sudah sangat akrab. Cukup banyak cerita yang kami dengar dari mama tentang air terjun dan tentang desa Tanggedu. Desa yang mendapat anugrah indahnya sungai dan air terjun kakaroluk loku.

14522922_1341308735881467_6896550811952082622_n

Seolah ada 3 Air Terjun

14691003_1354681707877503_6970160148228996973_n

Air terjun 1

14657472_1354680057877668_253928037763467771_n

Air terjun 2

14448856_1337127189632955_7287263660797924961_n

visit IG @tjiptotjupu

 

14641984_1354680474544293_2973814796737604888_n

Air terjun 3

Video Perjalanan Sumba

Tidak ada komentar:

Posting Komentar